Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

anggota-anggotanya dapat saling berbagi; misalnya menemani orang yang sedang stres ketika beristirahat atau berekreasi. Selain perceived behavioral control dan dukungan sosial, hal lain yang dapat meningkatkan penerimaan adalah dengan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Religiusitas memberikan pengaruh positif yang dapat membuat orang tua yang memiliki anak down syndrome berani menghadapi masalahnya, mengatasi rasa cemas, stress atau depresi yang sedang di alami. Penelitian yang dilakukan oleh Handadari 2012 menunjukkan ada hubungan antara religiusitas dengan penerimaan diri pada orang tua yang memiliki anak retardasi mental berat. Artinya semakin tinggi religiusitas maka akan semakin tinggi penerimaan diri orangtua yang memiliki anak retardasi mental berat. Begitu pula sebaliknya semakin rendah religiusitas maka akan semakin rendah penerimaan diri orangtua yang memiliki anak retardasi mental berat. Dengan memiliki keyakinan beragama yang kuat, orang tua anak down syndrome meyakini adanya Tuhan dan keajaiban dari Tuhan; kegiatan keagamaan kelompok dan individu yang dijalankan oleh orang tua seperti beribadah sesuai agama yang dianut dan mengikuti siraman-siraman rohani yang mampu meningkatkan keimanan dari orang tua yang memiliki anak down syndrome tersebut. Pengalaman agama yang telah dilalui oleh orang tua dapat memperkuat tingkat religiusitas yang dimiliki, pengetahuan agama yang dimiliki seperti tentang ajaran agama dan dasar-dasar agama yang dianut, dan konsekuensi beragama yang mencakup kesabaran, kejujuran, keihklasan dalam menerima cobaan, dan saling memaafkan yang dimiliki oleh orang tua anak down syndrome akan mempengaruhi penerimaan dan tingkat kebahagiaannya dalam menjalani kehidupannya. Hubungan antar variabel penelitian, selanjutnya dapat dilihat pada bagan kerangka berpikir sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Berpikir DUKUNGAN SOSIAL Dukungan Informasi Dukungan Kelompok RELIGIUSITAS Dukungan Emosional PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL Control Belief Perceived Power Dukungan Nyata atau Instrumental Pengetahuan Keagamaan Keyakinan Keagamaan Pengalaman Keagamaan Kegiatan Keagamaan Kelompok Kegiatan Keagamaan Individu Penerimaan Diri

2.6 Hipotesis Penelitian

H1 : Ada pengaruh positif signifikan perceived behavioral control, dukungan sosial, dan religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. H2 : Ada pengaruh yang signifikan control belief dari perceived behavioral control terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. H3 : Ada pengaruh yang signifikan perceived power dari perceived behavioral control terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. H4 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan emosional dari dukungan sosial terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. H5 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan nyata atau instrumental dari dukungan sosial terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. H6 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan informasi dari dukungan sosial terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. H7 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan kelompok dari dukungan sosial terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. H8 : Ada pengaruh yang signifikan pengetahuan keagamaan dari religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. H9 : Ada pengaruh yang signifikan antara keyakinan keagamaan dari religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. H10 : Ada pengaruh yang signifikan antara kegiatan keagamaan kelompok dari religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. H11 : Ada pengaruh yang signifikan kegiatan keagamaan individu dari religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. H12 : Ada pengaruh yang signifikan antara pengalaman keagamaan dari religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. 44

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

3.1 Subjek Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak down syndrome. Dengan jumlah populasi tidak diketahui dalam komunitas POTADS se- Jabodetabek, karena orang tua yang menjadi anggota dari komunitas ini tidak terikat sehingga bisa dengan bebas keluar atau masuk ke dalam komunitas POTADS. Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak 150 orang tua dengan anak down syndrome. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling, yaitu accidental tekhnik sampling, dimana partisipan diambil dalam kesempatan event yang diselenggarakan oleh komunitas POTADS.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang digunakan oleh penulis sebagai berikut: 1. Penerimaan Diri Dependent Variable 2. Perceived Behavioral Control Independent Variable a. Control Belief b. Perceived Power 3. Dukungan Sosial Independent Variable yang bersumber dari pasangan, keluarga, dan teman. a. Dukungan Emosional b. Dukungan Nyata atau Instrumental c. Dukungan Informasi d. Dukungan Kelompok 4. Religiusitas Independent Variable a. Pengetahuan Keagamaan b. Keyakinan Keagamaan c. Kegiatan Keagamaan Kelompok d. Kegiatan Keagamaan Individu e. Pengalaman Keagamaan

3.2.2 Definisi operasional

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah penerimaan diri, perceived behavioral control, dukungan sosial, dan religiusitas. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan diri adalah suatu kondisi dimana seseorang dapat menerima keadaan diri atau orang terdekatnya yang tidak sesuai dengan harapannya. Penerimaan diri dalam penelitian ini diukur dengan memodifikasi skala