Pengukuran penerimaan diri Self Acceptance

pemahaman mengenai kemampuannya, dan bukan diarahkan oleh orang lain dalam mencapai tujuannya. Jadi, ketika individu memiliki harapan, seharusnya ia telah mempertimbangkan kemampuan dirinya dalam mencapai tujuan tersebut. 3. Absence of Enviromental Obstacies tidak adanya hambatan lingkungan Ketidakmampuan individu untuk mencapai tujuannya dapat ditimbulkan dari lingkungan. Jika lingkungan sekitarnya menghalangi individu menunjukkan potensinya atau untuk mengekspresikan dirinya, maka penerimaan dirinya tentu akan sulit tercapai. Sebaliknya, apabila didalam lingkungan individu memberikan dukungan seperti orang tua, guru, dan teman-teman, maka individu dapat mencapai tujuannya, merasa puas atas apa yang telah diraihnya, dan harapannya pun menjadi realistis. 4. Favourable Social Attitudes tingkah laku sosial yang sesuai Ketika individu menunjukkan tingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat, maka hal tersebut akan membantu dirinya untuk dapat menerima diri. Yang dimaksud favourable social attitudes disini adalah tidak adanya prasangka terhadap diri atau anggota keluarganya, pengakuan individu terhadap kemampuan sosial orang lain, tidak memandang buruk terhadap orang lain, serta adanya kesediaan individu untuk menerima kebiasaan atau norma lingkungan. 5. Absence of severe emotional stress tidak adanya stres emosional yang berat Stress menandai kondisi tidak seimbang dalam diri individu yang menyebabkan individu bertingkah laku yang dipandang tidak sesuai oleh lingkungannya. Perubahan pandangan ini dapat menyebabkan pandangan individu terhadap dirinya juga berubah kearah yang negatif, sehingga berpengaruh terhadap penerimaan dirinya. Selain itu, tidak adanya gangguan stress emosional yang berat memungkinkan seseorang untuk melakukan yang terbaik dan tidak hanya mementingkan kepentingan dirinya saja. 6. Preponderance of Successes kenangan akan keberhasilan Kegagalan yang dialami oleh individu akan menimbulkan penolakan dalam dirinya, sedangkan keberhasilan dapat berpengaruh pada penerimaan dirinya. Seseorang yang berhasil atau gagal akan mendapatkan penilaian sosial dari lingkungannya. Penilaian sosial inilah yang akan diingat oleh individu karena dapat menjadi suatu penilaian tambahan mengenai dirinya. Ketika seseorang mengalami kegagalan, maka ketika ia mengingat keberhasilan dapat membantu memunculkan penerimaan diri. Sebaliknya, kegagalan yang dialami dapat mengakibatkan penolakan diri. 7. Identification with Well-adjusted People identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik Seseorang yang mengidentifikasikan dirinya dengan orang yang mampu beradaptasi dengan baik, maka hal ini dapat membantu dirinya untuk mengembangkan sikap-sikap yang positif dalam hidupnya dan bersikap baik yang bisa menimbulkan penilaian diri dan penerimaan diri yang baik. 8. Self Perspective perspektif diri Seseorang yang mampu memperhatikan pandangan orang lain terhadap dirinya seperti ia memandang dirinya sendiri adalah seseorang yang memiliki pemahaman diri yang cukup baik daripada seseorang yang memiliki perspektif yang sempit mengenai dirinya, hal inilah yang membuat ia dapat menerima dirinya dengan baik. perspektif diri yang luas diperoleh melalui pengalaman dan belajar. Dalam hal ini, usia dan tingkat pendidikan memegang peranan penting bagi seseorang untuk dapat mengembangkan perspektif dirinya. 9. Good Childhood Training pola asuh masa kecil yang baik Meskipun ada bermacam cara penyesuaian diri yang dilakukan seseorang untuk membuat perubahan dalam hidupnya, namun yang menetukan penyesuaian diri seseorang dalam hidupnya adalah pola asuh dimasa kecil. Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis dimana di dalamnya terdapat peraturan yang mengajarkan kepada anak bagaimana ia menerima dirinya sebagai individu dan cenderung berkembang untuk menghargai dirinya sendiri. Konsep diri mulai terbentuk pada masa kanak- kanak dimana pola asuh diterapkan, sehingga pengaruhnya terhadap penerimaan diri tetap ada meskipun usia individu terus bertambah.