Pengertian dukungan sosial Dukungan Sosial

dirubah menjadi 6 item dan dikenal dengan Social Support Questioner Short Form Sarason, 1983 Alat ukur lainnya yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial adalah Infentory of Socially Supportive Behaviors ISSB yang dikembangkan oleh Barrera, Sandler, dan Ramsay 1981. Terdiri dari 40 item dengan menggunakan 5 skala poin: 1 tidak sama sekali, 2 sekali atau dua kali, 3 sekali dalam seminggu, 4 beberapa kali, 5 setiap hari. ISSB terlihat sebagai alat menjanjikan untuk memahami proses pemberian bantuan yang alami. Pengukuran dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial yang disusun berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Sarafino 2011 yaitu dukungan emosional, dukungan nyata atau instrumental, dukungan informasi, dan dukungan kelompok. Untuk mengukur dukungan sosial dibuat indikator-indikator berdasarkan keempat dimensi di atas yaitu: Dukungan emosional mencakup empati, peduli, perhatian, perasaan nyaman, dan perasaan dicintai. Dukungan nyata atau instrumental mencakup melibatkan bantuan langsung, dan membantu tugas pada saat stres. Dukungan informasi mencakup pemberian nasehat, pemberian saran, dan pemberian bimbingan. Dukungan kelompok mencakup menjadi anggota dari suatu kelompok, dan mempunyai teman senasib.

2.4 Religiusitas

2.4.1 Pengertian religiusitas

Glock dan Stark 1968 mengartikan religiusitas adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang paling maknawi. Fetzer 1999 mendefinisikan religiusitas sebagai sesuatu yang lebih menitik beratkan pada masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah doktrin dari setiap agama atau golongan. Karena doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh setiap pengikutnya. Dari pengertian di atas mengenai religiusitas, maka definisi yang digunakan peneliti adalah definisi dari Glock dan Stark 1968 yang mengartikan religiusitas adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang paling maknawi.

2.4.2 Dimensi religiusitas

Glock dan Stark telah memberikan pengaruh dalam mendefinisikan orientasi agama, asal-usul, dan dimensi-dimensinya. Glock dan Stark mengidentifikasikan lima dimensi dari religiusitas: belief, practice, knowledge, experience, dan consequences Glock Stark, 1968. Dimensi religiusitas menurut Huber dan Huber 2012 mengacu pada teori Glock dan Stark 1968: