Kategori Harga Diri Aspek-aspek Harga Diri

commit to user 27 dan dari sejumlah pernghargaan, penerimaan dan perlakuan orang lain yang diterima oleh individu. Menurut Tambunan dalam Danny 2009:1 harga diri merupakan suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap-sikap yang dapat bersifat positif dan negatif. Bagaimana seseorang menilai tentang dirinya akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupannya sehari-hari. Harga diri yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini. Sebaliknya, seorang remaja yang memiliki harga diri yang negatif akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Di samping itu remaja dengan harga diri yang negatif cenderung untuk tidak berani mencari tantangan- tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak menuntut tanggungjawab, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapi respon dari orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia.

b. Kategori Harga Diri

Menurut Clemes 1995b:9, perbedaan perilaku anak dengan harga diri tinggi dan anak dengan harga diri randah adalah sebagai berikut: 1 Anak dengan harga diri tinggi, merasa bangga akan prestasinya, bertindak mandiri, menerima tanggung jawab, menerima tantangan baru dengan commit to user 28 penuh antusias, mampu mempengaruhi orang lain, menunjukkan beragam emosi dan perasaan yang luas. 2 Anak dengan harga diri yang rendah, biasanya akan meremehkan bakatnya sendiri, merasa bahwa orang lain tidak menghargainya, merasa tidak berdaya, mudah dipengaruhi orang lain, menunjukkan deretan emosi dan perasaan yang sempit, menghindari situasi yang menimbulkan kecemasan, menjadi defensif dan mudah frustasi serta menyalahkan orang lain atas kelemahannya sendiri. Clemes 1995a:8 harga diri tinggi mempermudah proses belajar karena remaja yang memiliki harga diri tinggi akan belajar lebih mudah daripada remaja yang memiliki harga diri rendah. Remaja dengan harga diri tinggi prestasinya cenderung berhasil karena pikiran dan perasaan mendahului suatu tindakan dengan harapan positif. Prestasi yang berhasil kemudian memperkuat perasaannya yang positif sehingga ia memandang dirinya lebih mampu dengan setiap prestasi yang berhasil. Tetapi orang yang percaya bahwa ia tidak mampu belajar akan mendekati setiap tugas yang baru dengan rasa tidak berdaya dan putus asa. Remaja yang sudah mengalami kegagalan dini di sekolah akan mengembangkan sikap bahwa ia tidak bisa melakukannya dan tidak ada gunanya untuk mencoba lagi. Akibatnya ia cenderung gagal dalam setiap tugas yang dilakukan, kecuali lingkaran setan itu bisa diputuskan dengan meningkatkan rasa harga diri dan kemampuan yang baru. commit to user 29

c. Aspek-aspek Harga Diri

Aspek-aspek yang mempengaruhi harga diri remaja adalah pengaruh orang tua, kelas sosial, penampilan fisik, dan kemampuan berpikir Aldridge, 1993:83. 1 Pengaruh orang tua Orang tua mempunyai pengaruh terhadap penghargaan diri remaja, walaupun mungkin tidak begitu terlihat. Tipe orang tua yang paling mendorong penghargaan diri para remaja adalah orang tua yang demokratis berlawanan dengan yang selalu membolehkan ataupun otoriter. 2 Pengaruh lingkungan sosial Remaja yang mempunyai teman yang berkelas sosial lebih tinggi cenderung mempunyai harga diri yang lebih pula. Menurut Wentzel 2004:196 menyatakan bahwa dalam sebuah kelompok teman sebaya, perasaan mempunyai hubungan dan diterima, dapat berpengaruh langsung pada perasaan positif tentang harga diri. 3 Penampilan Fisik Penampilan fisik mungkin menjadi salah satu komponen yang paling bagi harga diri pada remaja. Hal ini lebih terlihat pada wanita dibandingkan pria, karena para wanita diketahui labih banyak mempermasalahkan perubahan fisik mereka pada periode remaja. 4 Kemampuan Berpikir Peningkatan kemampuan berpikir mendorong perubahan harga diri remaja ke arah positif, yaitu kemampuan nerpikira tentang seputar commit to user 30 sekolah dan nilai-nilai tes mereka. Remaja yang mempunyai harga diri yang lebih tinggi cenderung melakukan hal yang lebih baik di sekolah dan menunjukkan hasil yang lebih tinggi pada tes daripada anak-anak lain. Menurut Coopersmith dalam Danny, 2009:1 aspek-aspek harga diri meliputi: 1 Self values atau nilai pribadi, dapat diartikan sebagai nilai-nilai pribadi individu adalah isi dari diri sendiri. Lebih lanjut dikatakan bahwa harga diri ditentukan oleh nilai-nilai pribadi yang diyakini individu sebagai nilai-nilai yang sesuai dengan dirinya. 2 Leadership-popularity atau popularitas-kepemimpinan, harga diri mempunyai hubungan dengan corak dasar individual dalam menghadapi lingkungannya. Individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung mempunyai kemampuan dalam memimpin. Sedangkan popularitas merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan pengalaman keberhasilan yang diperoleh dalam kehidupan sosialnya, dan tingkat popularitasnya mempunyai hubungan dengan harga diri, oleh karena itu semakin populer individu diharapkan mempunyai harga diri yang tinggi, serta cara orang tua memperlakukan anak akan sangat mempengaruhi terbentuknya harga diri. 3 Family-parents atau keluarga, keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama bagi anak. Penerimaan keluarga yang positif pada anak-anak akan memberi dasar bagi pembentukan rasa harga diri yang tinggi pada commit to user 31 masa dewasa. Orang tua mempunyai nilai-nilai yang pasti dan kriteria yang jelas tentang apa yang dianggapnya sebagai perilaku yang layak, orang tua akan mempunyai kemampuan dan kemauan untuk menampilkan perilaku dan menjalani hal-hal tersebut akan memungkinkan anak memiliki harga diri yang tinggi. 4 Achievement atau prestasi, individu dengan harga diri yang tinggi cenderung memiliki karakteristik kepribadian yang dapat mengarahkan pada kemandirian sosial dan kreativitas yang tinggi. Individu yang mempunyai harga diri yang tinggi cenderung mampu mencapai tujuan- tujuan secara realistik dan efektif, dengan kata lain mereka lebih efektif dan efisien dalam menghadapi tantangan kehidupan selanjutnya. Clemes 1995b:23 memberikan empat kondisi yang harus dipenuhi supaya anak mempunyai harga diri yang tinggi, yaitu rasa keterikatan, rasa keunikan, rasa berkuasa dan rasa bermodel. 1 Rasa keterikatan Rasa keterikatan terjadi apabila anak merasa puas dengan jalinan hubungan yang berarti bagi anak dan pentingnya hubungan itu telah diakui oleh orang lain. Anak perlu merasa keterikatan dengan orang- orang yang berarti dalam hidupnya, misalnya orangtua, keluarga, saudara kandung, teman, dan guru. Rasa keterikatan dengan orang-orang ini secara langsung dikaitkan dengan tingkat kenyamanan, kehangatan, rasa aman, pemahaman, humor dan itikad baik dalam berhubungan. Rasa keterikatan tidak hanya ditujukan pada manusia tetapi juga pada tempat commit to user 32 dan benda, anak seringkali menarik diri ke suatu tempat atau benda sebagai pelarian apabila hubungan dengan manusia sedang bermasalah. 2 Rasa keunikan Rasa keunikan terjadi apabila anak dapat mengakui dan menghargai kualitas dan sifat yang membuatnya unik dan berbeda, serta apabila anak dihargai oleh orang lain kerena sifat-sifat yang dimilikinya. Bagi anak agar dapat memiliki rasa keunikan yang kuat, ia perlu dapat mengungkapkan perbedaan tentang keunikannya tersebut. Anak dengan harga diri tinggi cenderung menerima banyak dukungan untuk menjadi berbeda atau istimewa dan mengungkapkan keunikan tersebut dengan berbagai cara. 3 Rasa berkuasa Rasa berkuasa muncul melalui pemilikan sumber daya, kesempatan dan kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan. Memiliki rasa berkuasa tidak sama dengan memiliki kekuasaan secara absolut. Rasa berkuasa adalah perasaan yang dimiliki seorang anak ketika kebutuhan dan keinginannya terpenuhi. 4 Rasa bermodel Rasa bermodel merefleksikan kemampuan anak untuk mengacu pada contoh-contoh manusia, filosofi gagasan yang memandu perilaku dan sikap anak dan operasional bentuk mental dan citra yang timbul dari pengalaman anak dan menentukan bagaimana ia akan menangani seluruh kegiatannya. commit to user 33 Tingkatan harga diri seseorang dapat diketahui dengan mengidentifikasikan indikator-indikator dari harga diri. Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan tentang aspek-aspek yang menentukan tingkatan harga diri siswa, yaitu: 1. Penerimaan diri, yaitu apa yang diketahui siswa tentang dirinya dan dapat melihat hal-hal positif yang ada dalam dirinya, yang meliputi kondisi fisik dan psikis. 2. Keterampilan diri, yaitu pengatahuan tentang potensi diri, yang meliputi potensi akademik, kemampuan bicara dan mengemukakan pendapat, kemampuan bergaul dan kemampuan mengambil keputusan. 3. Lingkungan keluarga, keluarga adalah lingkungan pertama yang ditemui oleh individu dan menjadi tempat penting dalam perkembangan hidup seseorang. Di dalam keluarga sesorang dapat merasakan dirinya dicintai, diinginkan, diterima, dan dihargai. Hal ini juga berkaitan dengan sikap orang tua yang merupakan faktor yang mempengaruhi harga diri, misalnya perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk aktif dan sikap demokratis orang tua. 4. Lingkungan sosial, lingkungan sekitar individu berinteraksi mempunyai pengaruh bagi pembentukan harga diri individu. Pembentukan harga diri individu dimulai sejak individu menyadari bahwa dirinya dinilai berharga, diterima dan dihargai oleh orang lain dalam lingkungannya. commit to user 34

6. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ( TGT) Dan Tipe Think Talk Write ( TTW ) Ditinjau Dari Minat Dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas V SD N I Pengkok Kedaw

0 2 15

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ( TGT) Dan Tipe Think Talk Write ( TTW ) Ditinjau Dari Minat Dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas V SD N I Pengkok Kedaw

0 1 16