commit to user
18
f. Dengan turnamen dapat membentuk siswa mempunyai kebiasaan bersaing
sportif dan selanjutnya menumbuhkan keberanian dalam berkompetisi, akibatnya siswa selalu dalam posisi unggul.
g. Dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT, dapat menanamkan betapa
pentingnya kerjasama dalam pencapaian tujuan belajar baik untuk dirinya maupun seluruh anggota kelompok.
h. Kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa sehingga dapat menumbuhkan
keaktifan siswa. Sedangkan kelemahan dalam penggunaan pembelajaran TGT adalah
sebagai berikut: a.
Penggunaan waktu yang relatif lama. b.
Jika kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator kurang memadai atau sarana tidak cukup tersedia maka pembelajaran kooperatif tipe TGT sulit
dilaksanakan. c.
Apabila sportifitas siswa kurang, maka keterampilan berkompetisi siswa yang terbentuk bukanlah yang diharapkan.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW Think-Talk-Write
Model pembelajaran kooperatif tipe TTW diperkenalkan oleh Huinker Laughlin dalam Merina Wijayanti, 2008:11, dimana model pembelajaran ini
menekankan perlunya
siswa mengkomunikasikanmenjelaskan
hasil pemikirannya. Model ini diawali dengan siswa membaca dan mencoba memahami
masalah yang diberikan, diikuti dengan memikirkan penyelesaian dan
commit to user
19
mengkomunikasikan hasil pemikirannya, dan akhirnya melalui diskusi siswa dapat menuliskan kembali hasil pemikirannya tersebut.
Aktivitas berpikir think dapat dilihat dari proses membaca suatu teks matematika atau berisi cerita matematika kemudian membuat catatan apa yang
telah dibaca. Menurut Wiederhold dalam Merina Wijayanti 2008 membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang
ditulis. Dengan belajar rutin membuatmenulis catatan setelah membaca merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah membaca. Dalam
model pembelajaran ini teks bacaan selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual contextual problems yang diberi sedikit panduan sebelum siswa membuat
catatan kecil. Corwin dalam Merina Wijayanti 2008:12 menyatakan setelah tahap
“think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” berkomunikasi menggunakan kata-kata dan bahasa mereka sendiri. Tahap ini sangat penting
karena sebagai berikut: a.
Apakah itu tulisan, gambaran, isyarat atau percakapan merupakan perantara ungkapan matematika sebagai bahasa manusia. Metematika adalah bahasa
yang spesial dibentuk untuk mengkomunikasikan bahasa sehari-hari. b.
Pemahaman matematika dibangun melalui interaksi dan percakapan antara sesama individual yang merupakan aktivitas sosial yang bermakna.
c. Cara utama partisipasi komunikasi dalam matematika adalah melalui talk.
Siswa menggunakan bahasa untuk menyajikan ide kepada temannya, membangun teori bersama, sharing strategi solusi, dan membuat definisi.
commit to user
20
d. Pembentukan ide forming ideas melalui proses talking.
e. Internalisasi ide internalizing ideas, dalam konversi matematika
internalisasi dibentuk melalui berpikir dan memecahkan masalah. f.
Meningkatkan dan menilai kualitas berpikir, talking membantu guru mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar matematika, sehingga
dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan. Selanjutnya Shield dan Swinson dalam Merina Wijayanti 2008:12
menyebutkan tahap ”write” yaitu menuliskan hasildialog pada lembar kerja yang disediakan. Aktivitas siswa menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah
berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan
pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. Aktivitas siswa selama tahap ini adalah sebagai berikut.
a. Menulis solusi terhadap masalahpertanyaan yang diberikan termasuk
perhitungan. b.
Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel agar
mudah dibaca dan ditindaklanjuti. c.
Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang ketinggalan.
d. Meyakini bahwa pekerjaannya lengkap, mudah dibaca dan terjamin
keasliannya.
commit to user
21
Silver Smith dalam Merina Wijayanti 2008:14 mengemukakan peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan pembelajaran
TTW ini adalah sebagai berikut: a.
Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan, dan menantang setiap siswa berpikir.
b. Mendengar secara hati-hati ide siswa.
c. Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan.
d. Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi.
e. Memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasi persoalan-persoalan,
menggunakan model, membimbing dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan.
f. Memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi, dan memutuskan
kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi. Langkah-langkah dalam pembelajaran TTW sebagai berikut:
a. Guru membagi teks bacaan berupa lembar kerja siswa yang memuat situasi
masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya. b.
Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi think.
c. Siswa berinteraksi dan berdiskusi dengan teman untuk membahas isi catatan
talk. Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. d.
Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil diskusi write.
commit to user
22
4. Model Pembelajaran Konvensional