Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam IPA

24 setiap kesalahan yang akan membuat anak berproses dan fokus untuk memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan berbagai cara. Berdasarkan paparan di atas, pendidikan indra merupakan suatu hal yang penting dalam pembelajaran Montessori. Hal ini juga dikemukakan oleh Arsyad 2014: 11 yang mengatakan bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat indranya karena semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam IPA

Subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di sekolah dasar, dan materi organ pencernaan manusia.

2.1.4.1 Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu “natural science”. Natural artinya berhubungan atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, IPA atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam Samatowa, 2011: 3. Banyak definisi tentang IPA akan tetapi dalam mendefinisikannya tidaklah mudah karena pengertian IPA sering kurang dapat digambarkan secara lengkap. H.W Fowler dalam Trianto, 2012: 136 mengemukakan bahwa IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala- gejala kebendaan dan didasarkan atas pengamatan. Sementara itu, Samatowa 25 2011: 3 berpendapat bahwa IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis dan didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan manusia. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Wahyana dalam Trianto, 2012: 136 yang mendefinisikan IPA sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya terbatas pada gejala-gejala alam, perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang berhubungan dengan gejala- gejala alam, perkembangannya ditandai oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah serta didasarkan pada hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan manusia. Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Selain itu, dapat dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal Trianto, 2012: 141. IPA sebagai produk adalah kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang sudah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA Susanto, 2013: 168. 26 IPA sebagai proses, adalah untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses IPA. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan dan menyimpulkan Susanto, 2013: 168-169. IPA sebagai sikap, sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran IPA. Menurut Sulistyorini dalam Susanto, 2013: 169 ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggungjawab, berpikir bebas dan kedisplinan diri. Sikap ilmiah itu dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA pada saat melakukan diskusi, percobaan, simulasi dan kegiatan proyek di lapangan. Berdasarkan uraian hakikat IPA di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip dan proses yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Pembelajaran IPA harus memberikan pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana Susanto, 2013: 170-171. Hal serupa juga dikemukakan oleh Trianto 2010: 143 bahwa pembelajaran IPA hendaknya disampaikan dengan menekankan keterlibatan siswa secara langsung dalam proses belajar yang aktif. Selain itu, pembelajaran IPA di kelas sebaiknya tidak hanya sekedar membaca dan menghafal konsep yang diperoleh dari buku teks pembelajaran tetapi juga 27 harus memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih keterampilan- keterampilan proses IPA.

2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar