13
BAB II LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Peneliti membahas beberapa hal diantaranya adalah perkembangan anak, media
pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
2.1.1 Perkembangan Anak
Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik jasmaniah maupun psikis rohaniah menuju
tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan Yusuf Sugandhi, 2011: 1-2. Perkembangan
mengacu pada proses di mana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai perubahan sepanjang hidupnya baik ditentukan secara genetik maupun yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan Meggitt, 2012: 1. Berdasarkan paparan kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah proses
perubahan dalam diri anak baik fisik maupun psikis yang ditentukan secara genetik maupun oleh faktor lingkungan dan berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan. Piaget dalam Susanto, 2013: 77 mengatakan bahwa setiap tahapan perkembangan kognitif mempunyai karakteristik yang
14 berbeda-beda. Tahap-tahap perkembangan tersebut saling berkaitan dan urutan
tahap-tahap tidak dapat ditukar atau dibalik tetapi tahun terbentuknya tahap tersebut dapat berubah-ubah menurut situasi seseorang Suparno, 2011: 25.
Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi
konkret, dan tahap operasi formal Suparno, 2011: 24. Keempat tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Sensorimotor umur 0-2 tahun
Pada tahap ini pemikiran anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar,
membau, dan lain-lain. Pada tahap ini, anak belum dapat berbicara dengan bahasa dan belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda
yang tidak berada di dekatnya Suparno, 2011: 26. Tahap perkembangan awal sensorimotor sangat penting karena menjadi dasar perkembangan persepsi dan
intelegensi anak pada tahap-tahap berikutnya Suparno, 2011: 27. 2.
Tahap Praoperasi umur 2-7 tahun Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya penggunaan simbol
atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Cara berpikir simbolik tersebut diungkapkan dengan penggunaan bahasa. Dengan adanya
penggunaan simbol tersebut, seorang anak dapat mengungkapkan dan membicarakan suatu hal yang sudah terjadi tanpa terikat ruang dan waktu. Selain
itu, tahap ini juga dicirikan dengan pemikiran intuitif yang tidak logis Suparno, 2011: 49.
15 3.
Tahap Operasi Konkret umur 7-11 tahun Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran
yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis dengan sifat reversibilitas dan kekekalan. Sistem pemikiran yang logis tersebut dapat diterapkan dalam
memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi. Pada tahap ini anak juga sudah mampu untuk mengurutkan dan mengklasifikasikan objek. Meskipun
demikian, cara berpikir anak tetap terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang kelihatan nyatakonkret. Maka, anak pada tahap ini masih tetap kesulitan untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat abstrak Suparno, 2011: 69-70. 4.
Tahap Operasi Formal umur 11 tahun ke atas Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan
kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis dan pemikirannya teoretis formal berdasarkan proposisi dan hipotesis, dan dapat
mengambil kesimpulan tanpa mengamati terlebih dahulu Piaget dalam Suparno, 2011: 88.
Piaget dalam Suparno, 2011: 69 menyatakan bahwa siswa usia 7 sampai 11 tahun atau kelas V SD masuk pada tahap operasional konkret yang dicirikan
dengan sistem pemikiran logis dengan bersifat reversibel dan kekekalan. Pemikirannya lebih decentering daripada tahap sebelumnya, yaitu dapat
menganalisis masalah dari berbagai segi. Sementara itu, Piaget dalam Susanto, 2013: 170 mengatakan bahwa siswa usia sekolah dasar berkisar antara 6 atau 7
tahun sampai 11 atau 12 tahun dan masuk pada fase operasional konkret. Pada fase ini siswa menunjukkan keingintahuannya yang cukup tinggi untuk mengenali
lingkungannya.
16
2.1.2 Media Pembelajaran