Desain Album Media Pembelajaran Instrumen Tes dan Validasi Produk

110

4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran

Album media pembelajaran merupakan buku panduan dalam menggunakan media pembelajaran organ pencernaan manusia. Album media pembelajaran dibuat untuk para pembimbingdirektris istilah dalam pembelajaran Montessori sebagai pedoman dalam menggunakan media pembelajaran. Album tersebut berisi mengenai petunjuk dan langkah-langkah dalam menggunakan media pembelajaran organ pencernaan manusia. Pada setiap langkahnya terdapat keterangan gambar agar para pembimbingdirektris semakin mudah dalam memahami langkah-langkah penggunaannya.

4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk

Instrumen tes dan validasi produk dibuat untuk keperluan uji coba lapangan terbatas. Instrumen tes digunakan untuk uji coba empiris dan uji coba lapangan terbatas yang berupa pretest dan posttest. Kuesioner yang berupa validasi produk diberikan kepada ahli dan guru sebelum dilaksanakan uji coba lapangan terbatas sedangkan kuesioner tanggapan produk oleh siswa diberikan setelah dilaksanakan uji coba lapangan terbatas. Berikut ini merupakan penjelasan masing-masing instrumen secara lebih rinci dan jelas. 1 Tes Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan penggunaan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori dalam uji coba lapangan terbatas. Peneliti mengembangkan instrumen tes berdasarkan kisi- kisi yang dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 63. Sebelum digunakan, instrumen tes divalidasi terlebih dahulu. Validasi dilakukan oleh guru SD setara untuk mengetahui tingkat kevalidan instrumen tes. Uji validitas pada instrumen tes 111 meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas isi dilakukan dengan cara membandingkan antara isi instrumen tes dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator. Aspek yang dinilai pada uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.9 halaman 64. Berikut ini merupakan hasil uji validitas isi yang dapat dilihat pada tabel 4.20. Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Isi Ahli No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Guru 4 4 4 4 4 4 4 3 3 34 3,8 Berdasarkan hasil validasi isi instrumen tes pada tabel 4.20 di atas, didapatkan rerata skor sebesar 3,8. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 71, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen tes valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi isi instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.1 halaman 217. Selain validitas isi, peneliti juga melakukan uji validitas konstruk pada instrumen tes. Tujuan dari uji validitas konstruk adalah untuk mengetahui konstruksi soal yang dibuat terkait dengan kesesuaian materi, bahasa, dan penulisan soal. Berikut ini merupakan hasil uji validitas konstruk yang dapat dilihat pada tabel 4.21. Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Konstruk No. Item Ahli Total Kategori Guru 1 4 4 Sangat baik 2 3 3 Baik 3 3 3 Baik 4 3 3 Baik 5 4 4 Sangat baik 6 4 4 Sangat baik 7 4 4 Sangat baik 8 4 4 Sangat baik 112 9 3 3 Baik 10 4 4 Sangat baik 11 4 4 Sangat baik 12 4 4 Sangat baik 13 4 4 Sangat baik 14 4 4 Sangat baik 15 4 4 Sangat baik Rerata 3,7 Sangat baik Berdasarkan hasil validasi konstruk instrumen tes pada tabel 4.21 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat soal yang termasuk dalam kategori baik yaitu nomor 2, 3, 4 dan 9, sedangkan sisanya termasuk dalam kategori sangat baik. Selain itu, juga didapatkan rerata skor sebesar 3,7. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 71, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen tes valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.2 halaman 219. Ahli juga memberikan komentar terhadap instrumen tes yang dapat digunakan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan. Berikut ini merupakan komentar dan keputusan perbaikan peneliti yang dapat dilihat pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli No. Item Komentar ahli Keputusan Perbaikan 2 Kalimat pertanyaan jangan langsung menjurus pada fungsi usus besar, lebih baik jika dijabarkan dahulu dibuat seperti soal cerita. Peneliti mengubah kalimat pertanyaan yang awalnya “usus besar pada organ pencernaan berfungsi untuk menyerap….” menjadi “usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus. Usus besar berfungsi untuk menyerap….” 3 Kalimat pertanyaan dibuat lebih bervariasi, karena tipe soalnya sama dengan soal nomor 6. Peneliti mengubah kalimat pertanyaan yang awalnya “pencernaan yang dilakukan oleh gigi disebut….” menjadi “pencernaan mekanik dilakukan oleh….” 4 Kalimat pertanyaan jangan langsung menjurus pada fungsi usus halus, lebih baik jika dijabarkan dahulu dibuat seperti soal cerita. Peneliti mengubah kalimat pertanyaan yang awalnya “usus halus pada organ pencernaan berfungsi untuk menyerap….” menjadi “makanan yang telah dicerna di lambung kemudian masuk ke dalam usus halus. Usus 113 halus berfungsi untuk menyerap….” 9 Kalimat pertanyaan kurang jelas, dapat bermakna ganda. Peneliti menambahkan kalimat pada akhir pertanyaan, yang awalnya “organ pencernaan nomor 1 berfungsi untuk….” menjadi “organ pencernaan nomor 1 berfungsi untuk … makanan” Instrumen tes yang sudah divalidasi kemudian diujikan secara empiris kepada 15 siswa kelas V di SD Kanisius Minggir. Alasan peneliti memilih SD Kanisius Minggir karena siswa SD Kanisius Minggir memiliki karakteristik yang hampir sama dengan siswa SD Kanisius Jetisdepok. Selain itu, SD Kanisius Minggir dan SD Kanisius Jetisdepok juga berada dalam satu Yayasan Kanisius dan Unit Pelayanan Teknis UPT Kecamatan Minggir. Soal tes untuk uji empiris dikembangkan menjadi 15 soal berdasarkan kisi-kisi instrumen tes yang dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 63. Setiap siswa mengerjakan 15 soal uraian terbatas tipe jawaban melengkapi materi organ pencernaan manusia. Uji empiris dilaksanakan sebanyak tiga kali. Uji empiris pertama dilaksanakan tanggal 11 November 2016, sedangkan uji empiris kedua dilaksanakan pada tanggal 16 November 2016. Peneliti melaksanakan uji empiris sebanyak tiga kali karena pada uji empiris pertama dan kedua belum didapatkan hasil yang semuanya valid. Pada uji empiris pertama diketahui bahwa dari 15 soal yang digunakan terdapat empat soal yang tidak valid, sedangkan pada uji empiris kedua didapatkan satu soal yang tidak valid. Kemudian, peneliti kembali melakukan uji empiris yang ketiga sampai diperoleh hasil yang semuanya valid. Uji empiris yang ketiga dilaksanakan pada tanggal 19 November 2016. Pada uji empiris ketiga, dari kelimabelas soal yang diujikan didapatkan hasil yang semuanya valid. Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris dapat dilihat pada lampiran 3.3 halaman 223. 114 Hasil uji empiris kemudian diolah dengan menggunakan SPSS 22 for Windows untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes sebelum digunakan pada uji coba lapangan terbatas. Validitas dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson. Output SPSS untuk perhitungan validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.4 halaman 224. Valid atau tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari harga sig. 2-tailed. Jika harga sig. 2-tailed lebih kecil dari 0,05, maka item soal dikatakan valid Widoyoko, 2009: 139. Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil perhitungan validitas dengan menggunakan SPSS 22 for Windows yang dapat dilihat pada tabel 4.23. Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS No. Item Sig. 2-tailed Keputusan 1 0,044 Valid 2 0,009 Valid 3 0,000 Valid 4 0,015 Valid 5 0,004 Valid 6 0,017 Valid 7 0,000 Valid 8 0,001 Valid 9 0,000 Valid 10 0,000 Valid 11 0,016 Valid 12 0,000 Valid 13 0,023 Valid 14 0,023 Valid 15 0,029 Valid Berdasarkan tabel 4.23 di atas, dapat dilihat bahwa 15 item soal semuanya valid. Kelimabelas item soal yang valid tersebut kemudian diuji reliabilitasnya Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha yang dapat dihitung dengan menggunakan program SPSS 22 for Windows. Berikut 115 ini merupakan hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 22 for Windows yang dapat dilihat pada tabel 4.24. Tabel 4.24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS Berdasarkan tabel 4.24 di atas, dapat dilihat bahwa hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan koefisien Alpha sebesar 0,764. Lin dan Kaplan dalam Widoyoko, 2014: 201 mengemukakan bahwa instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Jadi, instrumen tes tersebut dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan pada uji coba lapangan terbatas. Setelah diperoleh hasil yang valid dan reliabel, peneliti kemudian menggunakan instrumen tes sebanyak 15 soal untuk soal sebagai pretest dan posttest. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen pretest dan postest yang dpaat dilihat pada tabel 4.25. Tabel 4.25 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item Mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta mendeskripsikan fungsinya Menyebutkan organ-organ pencernaan makanan pada manusia 7, 8, 10, 13, 15 Menyebutkan fungsi organ pencernaan makanan pada manusia 1, 2, 4, 9 Membedakan pencernaan mekanik dengan kimiawi 3, 6 Menyebutkan enzim-enzim yang berperan dalam proses pencernaan makanan pada manusia 5, 12 Menyebutkan fungsi enzim dalam proses pencernaan makanan pada manusia 11, 14 Sebelum digunakan pada uji coba lapangan terbatas, instrumen tes perlu diuji keterbacaannya terlebih dahulu. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa kelas V SD Kanisius Minggir sebagai SD setara. Uji keterbacaan tersebut 116 dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan dalam soal tes. Hasil uji keterbacaan instrumen tes dapat dilihat pada tabel 4.26. Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes Siswa No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 54 3,6 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 58 3,87 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 55 3,67 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 54 3,6 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 56 3,73 Rerata 55,4 3,69 Berdasarkan hasil uji keterbacaan instrumen tes oleh siswa SD setara pada tabel 4.26 di atas, didapatkan rerata skor sebesar 3,69. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 71, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen tes layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes oleh siswa SD setara dapat dilihat pada lampiran 3.5 halaman 225. 2 Kuesioner Validasi Produk Peneliti juga menggunakan instrumen penelitian yang berupa kuesioner validasi produk. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, dan guru kelas V untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat. Selain itu, kuesioner validasi produk juga diberikan kepada siswa untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat setelah uji coba lapangan terbatas. Peneliti menyusun kuesioner validasi produk berdasarkan pada lima indikator ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Kisi-kisi kuesioner validasi produk dikembangkan menjadi 11 117 pertanyaan yang dapat dilihat pada tabel 3.6 halaman 60. Kuesioner validasi produk oleh ahli dan siswa memiliki indikator yang sama tetapi terdapat perbedaan dalam urutan pertanyaan dan penggunaan bahasa. Kuesioner validasi produk perlu diuji validitasnya terlebih dahulu sebelum digunakan. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas konstruk. Validasi dilakukan oleh dua validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA dan validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa yang digunakan dalam setiap kalimat pernyataan pada kuesioner agar layak digunakan. Para ahli tidak memberikan komentar apapun terhadap kuesioner validasi produk sehingga peneliti tidak perlu melakukan revisi. Berikut ini merupakan hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.27. Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli Validator No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42 3,82 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42 3,82 Rerata 42 3,82 Berdasarkan hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli pada tabel 4.27 di atas, didapatkan rerata skor sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 71, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kuesioner validasi produk oleh ahli valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.1 halaman 231. Kuesioner validasi produk juga digunakan sebagai kuesioner tanggapan siswa mengenai produk media pembelajaran yang diberikan setelah dilakukan uji 118 coba lapangan terbatas. Kuesioner tanggapan siswa mengenai produk media pembelajaran juga diuji validitasnya. Validasi kuesioner tanggapan siswa mengenai produk media pembelajaran dilakukan oleh tiga validator, validator satu yaitu ahli pembelajaran IPA, validator dua yaitu ahli pembelajaran Montessori, dan validator tiga yaitu guru. Hasil validasi kuesioner tanggapan siswa mengenai produk media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.28. Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa Validator No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43 3,91 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 42 3,82 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 42 3,82 Rerata 42,33 3,85 Berdasarkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.28 di atas, didapatkan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 71, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.2 halaman 235. Selain divalidasi oleh ahli, kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa juga perlu diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pernyataan yang terdapat dalam kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan oleh lima siswa SD Kanisius Minggir sebagai SD setara. Berikut ini merupakan hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa SD setara yang dapat dilihat pada tabel 4.29. 119 Tabel 4.29 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa Siswa No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 42 3,82 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 40 3,64 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 40 3,64 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 41 3,73 5 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 38 3,45 Rerata 40,2 3,66 Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa SD setara pada tabel 4.29 di atas, didapatkan rerata skor sebesar 3,66. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 71, rerata tersebut memiliki skor lebih dari 2,50 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa SD setara dapat dilihat pada lampiran 4.3 halaman 241. Pada tahap perencanaan ini, peneliti telah memperoleh desain media pembelajaran dan desain album media pembelajaran. Peneliti juga telah membuat kuesioner validasi produk oleh ahli, instrumen tes yang digunakan pada uji coba lapangan terbatas, dan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa setelah menggunakan media pembelajaran. Kemudian, peneliti melanjutkan ke tahap yang ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk.

4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk