50 kartu soal soal nomor 6-11. Sub bab yang keempat yaitu pengurangan bilangan
dengan angka 0 berisi latihan soal yang mencakup dua materi pengurangan sebelumnya soal nomor 12-16. Album alat peraga dapat dilihat pada lampiran 8
halaman 98.
4.3.2 Pembuatan Alat Peraga
Pembuatan alat peraga terdiri atas empat proses pokok, yaitu 1 pembuatan kancing, 2 pembuatan kotak alat peraga, 3 pembuatan kelengkapan
kancing, dan 4 pembuatan album alat peraga. Pembuatan kancing dilakukan oleh seorang pengrajin kancing tempurung
kelapa di daerah Nitikan, Bantul, Yogyakarta. Bahan dasar pembuatan kancing adalah tempurung kelapa muda. Hal tersebut karena warna tempurung kelapa
muda lebih terang putih dibandingkan warna tempurung kelapa tua coklat kehitaman, sehingga memudahkan dalam proses pewarnaan kancing. Pembuatan
kancing diawali dengan pembersihan tempurung kelapa kemudian dilanjutkan pengeringan tempurung dengan menjemurnya di bawah sinar matahari. Proses
selanjutnya adalah pembuatan kancing menggunakan mesin pencetak kancing. Kancing yang sudah tercetak selanjutnya dihaluskan menggunakan mesin bubut.
Proses tersebut dilanjutkan dengan menangkupkan setia dua buah kancing supaya menjadi satu menggunakan lem. Selanjutnya kancing-kancing yang sudah
ditangkupkan tersebut dihaluskan kembali menggunakan mesin bubut supaya bentuknya lebih rapi. Proses selanjutnya adalah pelubangan kancing
menggunakan mesin. Jumlah lubang kancing adalah satu buah yang diletakkan di tengah kancing.
Proses pewarnaan kancing dilakukan oleh tukang cat di daerah Bantul. Cat yang digunakan adalah cat kayu. Teknik pewarnaan menggunakan cara
penyemprotan yang bertujuan supaya warna dapat menempel secara rata pada kancing. Kancing-kancing tersebut dimasukkan ke dalam sebuah batang kawat
yang kemudian digantungkan supaya memudahkan proses penyemprotan. Penyemprotan dilakukan sebanyak empat kali dengan dua kali penyemprotan
untuk setiap sisi kancing. Terdapat tiga jenis warna yang digunakan yaitu hijau untuk kancing satuan, kuning untuk kancing puluhan, dan merah untuk kancing
ratusan. Ketiga warna tersebut merupakan hasil pilihan siswa kelas I pada analisis
51 kebutuhan. Proses selanjutnya dalam pembuatan kancing adalah peroncean
kancing puluhan dan ratusan. Peroncean dilakukan sendiri oleh peneliti. Pembuatan kotak alat peraga dilakukan oleh carpenter di daerah Sleman.
Kotak tersebut terdiri atas kotak penyimpanan alat peraga dan kotak untuk kartu soal. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu mahoni. Jenis kayu tersebut berbeda
dengan rencana awal yaitu kayu sengon atau pinus karena kualitas serat kayu sengon yang kurang baik ketika dihaluskan permukaannya, sedangkan kayu pinus
sulit ditemukan di daerah tersebut. Kayu mahoni menjadi pilihan bahan pembuatan kotak karena tekstur kayu mahoni yang agak keras sehingga awet dan
mudah dihaluskan. Selain itu kayu mahoni juga mudah ditemukan dan harganya terjangkau. Kotak untuk penyimpanan alat peraga dilengkapi dengan tutup
sedangkan kotak untuk kartu soal tidak dilengkapi dengan tutup. Kotak tersebut dibuat dengan berdasar pada desain kotak alat peraga yang sudah dibuat oleh
peneliti. Uraian mengenai kotak alat peraga dapat dilihat dalam sub bab 4.3.1.1. Tahap akhir dari pembuatan kedua kotak tersebut adalah pelapisan kotak
menggunakan plitur yang bertujuan supaya kotak tetap awet dan tekstur kayu tetap terlihat.
Kelengkapan alat peraga terdiri atas kartu bilangan, kartu simbol +, -, dan =, kartu soal, dan kotak pembatas untuk kancing ratusan. Semua
kelengkapan tersebut dibuat sendiri oleh peneliti dengan menggunakan desain yang sudah dipersiapkan. Warna bilangan pada kartu bilangan sama dengan warna
kancing, hijau untuk satuan, kuning untuk puluhan, dan merah untuk ratusan. Warna simbol pada kartu simbol adalah hitam. Kartu soal dilengkapi dengan
indeks soal dengan gradasi warna yang berbeda untuk jenis soal penjumlahan dan pengurangan. Gradasi warna ungu digunakan untuk kartu soal penjumlahan.
Gradasi warna jingga digunakan untuk kartu soal pengurangan. Desain kartu bilangan, kartu simbol, dan kartu soal dibuat menggunakan bantuan program
Microsoft Word. Karakter font yang digunakan adalah Raavi. Hal tersebut karena angka 4 yang dihasilkan oleh karakter font Raavi hampir menyerupai jenis tulisan
yang ada pada kartu bilangan Montessori yang asli. Ukuran huruf yang digunakan untuk bilangan dan simbol adalah 120. Ukuran huruf untuk soal adalah 70. Ketiga
kartu tersebut dicetak menggunakan kertas Ivory dengan kategori paling tebal.
52 Kotak pembatas kancing ratusan dibuat dengan berdasar pada ukuran
kancing ratusan ketika dibentuk menjadi sebuah papan persegi panjang. Kotak tersebut dibuat dengan menggunakan sisa kayu yang dimiliki peneliti di rumah.
Kotak tersebut hanya dilapisi plitur seperti kedua kotak yang lain untuk membuat kotak dapat awet dan tektur kayu tetap terlihat.
Pembuatan album alat peraga dilakukan sendiri oleh peneliti. Sistematika penulisan dan isi album mengadopsi album Montessori. Pada langkah penggunaan
alat peraga, peneliti melengkapinya dengan gambar ilustrasi untuk membantu pembaca dalam menggunakan alat peraga sesuai album alat peraga. Desain album
alat peraga dibuat menggunakan bantuan program Microsoft Word. Karakter font yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran huruf 12. Album alat
peraga terdiri atas 32 halaman yang terdiri atas halaman cover, pengantar, penggunaan alat peraga untuk materi penjumlahan, dan penggunaan alat peraga
untuk pengurangan. Album tersebut dicetak menggunakan kertas HVS A4 80gr.
4.4 Validasi dan Revisi Produk