Karakteristik Perkembangan Siswa SD Kelas I 7-8 tahun

18 fanciulezza 6-12 tahun. Pada tahap ini seorang anak memiliki beberapa periode sensitif yang meliputi 1 periode sensitif untuk logika dan pembenaran dengan ditandai banyaknya pertanyaan menggunakan kata “mengapa”, 2 periode sensitif untuk perkembangan imajinasi, 3 periode sensitif untuk perkembangan moral, 4 periode sensitif untuk perkembangan rasa berkelompok, dan periode 5 sensitif untuk keterampilan fisik. Berdasarkan uraian di atas karakteristik perkembangan anak usia 7-12 tahun ditandai dengan beberapa kemajuan dalam aspek motorik, bahasa, emosi, sosial, dan kognitif. Secara umum anak pada usia ini berada pada masa puncak senang melakukan aktivitas motorik, memiliki rasa ingin tahu yang besar yang menyebabkan anak banyak bertanya, mulai mencari teman dengan cara pikir yang sosiosentris, dan kemampuan kognitif anak dalam memecahkan masalah-masalah yang konkret dengan menggunakan logika.

2.1.5.1 Karakteristik Perkembangan Siswa SD Kelas I 7-8 tahun

Kelas I SD merupakan kelas pertama yang dilalui oleh anak dalam mengeyam pendidikan di SD. Usia minimal anak menurut UU No. 20 tahun 2003 untuk masuk ke SD adalah 7 tahun. Secara umum karakteristik perkembangan siswa SD kelas I hampir sama dengan karakteristik perkembangan siswa SD pada umumnya. Anak pada usia ini senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan sesuatu secara langsung Desmita, 2009:35. Berdasarkan teori perkembangan kogitif Piaget, anak pada usia ini berada dalam tahap operasional konkret. Anak sudah mengalami kemajuan dalam cara berpikir menggunakan aturan-aturan logis namun masih terbatas pada hal-hal yang konkret. Menurut Montessori anak pada usia 6-12 tahun memiliki periode sensitif untuk logika dan pembenaran. Hal tersebut yang melatarbelakangi pada usia siswa kelas I SD anak sering bertanya pada orang dewasa dan senang belajar ketika dapat merasakan sesuatu secara langsung. Anak pada usia ini juga senang melakukan berbagai aktivitas motorik. Anak senang untuk bergerak dan melakukan kegiatan bersama dengan teman. Menurut teori perkembangan anak milik Montessori, hal tersebut merupakan hal yang wajar karena pada usia ini anak memiliki periode sensitif untuk mengembangkan rasa berkelompok atau sosial. 19

2.2 Penelitian yang Relevan

2.2.1 Pengembangan Alat Peraga Penjumlahan dan Pengurangan

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengembangan alat peraga penjumlahan dan pengurangan dalam pembelajaran di SD di antaranya adalah penelitian oleh Letten 2010, Suryati 2012, dan Kristinawati 2012. Letten 2010 meneliti keefektifan penggunaan metode demonstrasi menggunakan media kertas berwarna untuk meningkatkan kemampuan berhitung dalam operasi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SDK Kotabaru Yogyakarta. Penelitian tersebut berhasil dengan ditunjukkan adanya peningkatan sebesar 90,90 pada kemampuan penjumlahan dan pengurangan yang dimiliki oleh siswa. Suryati 2012 meneliti peningkatan perhatian siswa kelas 3 SD Negeri 02 Sambirejo tahun pelajaran 20112012 dalam pembelajaran matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan penggunaan media botol hijau kuning. Hasil yang diperoleh ditunjukkan dengan 33,33, dari seluruh siswa di kelas mencapai ketuntasan belajar dan pada siklus II persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 96,29. Kristinawati 2012 meneliti peningkatan pemahaman operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah menggunakan permainan kartu bridge pada siswa kelas II SDN 01 Gemantar Jumantono. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 6,56 dan pada siklus II meningkat menjadi 7,30. Secara garis besar ketiga penelitian di atas meneliti efektivitas penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dengan tujuan meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. Hasil dari ketiga penelitian di atas menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa setelah mengalami pembelajaran menggunakan alat peraga. Berdasarkan studi literatur penelitian di Indonesia mengenai pengembangan alat peraga penjumlahan dan pengurangan bilangan peneliti belum menemukan satu pun jenis penelitian yang berupa penelitian dan pengembangan alat peraga penjumlahan dan pengurangan bilangan.