2.6 Penelitian yang Relevan
Penelitian lain yang melandasi penelitian ini adalah sebagai berikut
.
a. Penelitian yang dilakukan oleh Rizal dan Wasis 2012 tentang pengembangan
LKS fisika berbasis kecerdasan majemuk multiple intelligences pada materi alat optik kelas VIII. Kesimpulannya menunjukan bahwa perangkat ini layak
dengan skor validasi sebesar 87,7 dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Respon ketertarikan siswa terhadap LKS ini sebesar 90,6.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Septiani 2013 tentang pengembangan Lembar
Kerja Siswa LKS berbasis multiple intelligences pada materi pertumbuhan dan perkembangan di SMP Negeri 1 Pengadegan, Purbalingga. Kesimpulannya
adalah hasil pengembangan LKS berbasis multiple intelligences dengan aspek kelayakan isi memperoleh skor 96,87 dan kelayakan media 89,56, artinya
LKS yang dikembangkan layak untuk dijadikan bahan ajar serta mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Shanahan 2009 yang berjudul Creative
Activities and Their Influence on Identification in Science: Three Studies. Kesimpulannya adalah kreativitas dengan pembelajaran IPA saling bertautan
satu sama lain. Kreativitas merupakan penunjang penting dalam pembangunan konsep IPA untuk siswa sekolah dasar. Aktivitas pendorong kreativitas IPA
dapat dilakukan dengan kegiatan seperti menggambar painting, membuat pola engineering design dan drama dramatic presentation.
2.7 Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA di kurikulum 2013 diterapkan sebagai mata pelajaran integrative science. Guru harus dapat membuat bahan ajar sendiri yang berbasis
pada kemampuan aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu dan pengembangan sikap yang peduli dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Pada pelaksanaanya di lapangan, bahan ajar yang digunakan, seperti LKS, masih menekankan pada hasil output
yang hanya berbasis pada kecerdasan logis-matematis saja. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan ajar yang dapat menggali konsep IPA sesuai dengan potensi
dan kreativitas yang dimiliki siswa. Skema kerangka berpikir dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Tema Energi dan Kesehatan
Pengembangan LKS IPA berbasis multiple Intelligences dengan berbasis pada lima kecerdasan dominan siswa, yaitu: kecerdasan logis-matemtis, jasmaniah-
kinestetik, visual-spasial, interpersonal dan eksistensial-spiritual
Permasalahan yang ditemukan di lapangan:
1. LKS yang digunakan dalam pembelajaran belum menunjukan
keterpaduan konsep IPA. 2. Kurang adanya variasi kegiatan
pembelajaran sehingga membuat siswa bosan.
3. Berorientasi pada
kecerdasan logis-matematis
didominasi demonstrasi dan latihan soal.
4. Belum memaksimalkan potensi dan kecerdasan siswa
Kurikulum 2013:
1. Pembelajaran IPA
diajarkan secara
integerative science. 2. Pembelajaran berorientasi
pada siswa student center 3. Pengoptimalan potensi dan
kecerdasan siswa dalam pembelajaran
Pembelajaran IPA di SMP
Alernatif pemecahan masalah:
Pembelajaran IPA yang berorientasi pada kecerdasan majemuk siswa
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
24
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batangan yang terletak di Jalan Raya Batangan-Jaken km 1,5 Pati. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal
2 Mei – 3 Juni 2014.
3.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII dan kelas VIII di SMP Negeri 1 Batangan. Pengambilan sampel untuk uji coba produk ditentukan dengan
teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan ahli
Sugiyono, 2010. Uji coba produk skala kecil dilaksanakan dengan memilih 10
siswa kelas VIII B, sedangkan uji pemakaian produk diterapkan pada lingkup yang lebih besar, yaitu pada kelas VII B. Selanjutnya dilakukan uji penerapan
produk pada kelas VII A.
3.3 Langkah Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian dan Pengembangan atau dikenal dengan Research and Development RD yang
diadaptasi dari model pengembangan Sugiyono 2010. Menurut Sugiyono 2010, metode Research and Development RD adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Model yang digunakan meliputi langkah-langkah penelitian dan
pengembangan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.1.