Tabel 3.6 Hasil analisis tingkat kesukaran uji coba soal kelas VIII A No
Butir Soal Jumlah
Kriteria Keterangan
1 3a, 5b
2 Mudah
Dipakai 2
4b, 8, 13, 14, 15, 19 6
Mudah Dibuang
3 3b, 6, 9, 10, 11, 12, 18, 20
8 Sedang
Dipakai 4
1, 2, 4a, 5a, 7, 16 6
Sedang Dibuang
5 17
1 Sukar
Dipakai
Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 Hasil analisis tingkat kesukaran dari 23 soal diperoleh 8 soal dalam kriteria
mudah, soal dalam kriteria sedang sebanyak 14 soal, soal dalam kriteria sukar sebanyak 1 soal.
3.6.2 Analisis Angket
3.6.1 Angket Validasi Kelayakan LKS
Kelayakan ini di nilai oleh ahli materi, ahli bahasa dan ahli penyajian. Penilaian kelayakan dilakukan melalui dua tahap. Tahap I dikatakan lolos jika
semua butir dalam instrumen penilaian mendapat nilai atau respon positif. Kriteria penilaian LKS yang dinilai dari ahli mengikuti aturan penetapan
yang diadaptasi BSNP 2006 sebagai berikut. a.
Layak. LKS dinyatakan layak berdasarkan hasil penilaian dari keempat
komponen penilaian, apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1 Komponen kelayakan isi mempunyai rata-rata skor minimal 2,75.
2 Komponen kebahasaan, penyajian dan kegrafikan mempunyai rata-rata ≥
2,5. b. Layak dengan revisi. LKS dinyatakan layak dengan revisi jika komponen
kelayakan bahasa, penyajian dan kegrafikan mempunyai rata-rata skor 2,50
pada setiap komponen.
c. Tidak layak. LKS dinyatakan tidak layak jika memiliki rata-rata skor sama
dengan 1 pada salah satu komponen. 3.6.2 Angket Tanggapan Siswa dan Guru
Angket tanggapan siswa dan guru diperoleh dari analisis secara deskriptif persentase menggunakan rumus Sudijono, 2005 sebagai berikut:
100 x
n f
P
Keterangan: P = Persentase
f = skor yang dipilih n = skor maksimal
Hasil persentase data akan dikonversikan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Kategori kelayakan LKS
Interval Skor Kategori
81≤x 100 62≤x 81
43≤x 62 25≤x43
Sangat Baik Baik
Kurang Baik Tidak Baik
Arikunto dan Jabar, 2004 Batas minimal LKS IPA berbasis multiple intelligences dikatakan layak apabila
mendapatkan persentase nilai ≥ 62 pada kategori baik.
3.6.3 Lembar Observasi Sikap Kreatif dan Aktivitas Motorik Siswa
Penilaian sikap kreatif dan aktivitas motorik siswa dapat dianalisis dari hasil lembar observasi selama kegiatan pembelajaran pada uji penerapan produk. Hasil
penilaian dapat dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan persamaan berikut ini.
Sudijono, 2005 Keterangan :
P = Persentase kreatifitas siswa f = Jumlah skor yang diperoleh siswa
N = Jumlah skor maksimal kreatifitas siswa
Hasil yang diperoleh disesuaikan dengan kriteria yang ditentukan. Untuk mendapatkan kriteria tersebut ditentukan dengan cara Sudjana, 2005:
1 Menentukan persentase skor ideal skor maksimal, yaitu:
2 Menentukan persentase skor terendah skor minimal, yaitu:
3 Menetapkan kelas interval, yaitu = 4
4 Menentukan panjang interval, yaitu:
= 18,75 Untuk mengetahui kategori sikap kreatif siswa dapat dikategorikan dengan
Tabel 3.8. Tabel 3.8 Kategori sikap kreatif siswa
Interval skor Kategori
81≤x 100 62≤x 81
43≤x 62 25≤x43
Sangat kreatif Kreatif
Kurang Kreatif Tidak Kreatif
Sudjana, 2005 Batas minimal
sikap kreatif siswa apabila mendapatkan persentase nilai ≥ 62 pada kategori kreatif.
Untuk mengetahui kategori aktivitas motorik siswa dapat dikategorikan dengan Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kategori aktivitas motorik siswa Interval skor
Kategori 81≤x 100
62≤x 81 43≤x 62
25≤x43 Sangat Aktif
Aktif Kurang Aktif
Tidak Aktif Sudjana, 2005
Batas minimal aktivitas motorik siswa apabila mendapatkan persentase nilai ≥ 62 pada kategori aktif.
3.6.4 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif