kinestetik, 3 kecerdasan visual-spasial, 4 kecerdasan interpersonal, dan 5 kecerdasan eksistensial-spiritual. Kelima kecerdasan tersebut dianalisis untuk
menentukan kegiatan pembelajaran yang sesuai. c.
Mengumpulkan bahan dan sumber Pengumpulan bahan dan sumber dari berbagai media diperlukan untuk
menyusun LKS sesuai dengan kerangka yang telah dibuat. Bahan dan sumber dipilih kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini. d.
Merancang kegiatan proyek LKS disusun berdasarkan kegiatan proyek yang telah ditentukan. Kegiatan
proyek ini berbasis pada lima kecerdasan yang dikembangkan. Adapun kegiatan proyek dikembangkan sebagai berikut:
1 Membuat kincir angin dan ketapel sederhana untuk mengembangkan
kecerdasan jasmaniah-kinestetik dan interpersonal. 2
Melakukan uji bahan makanan untuk mengembangkan kecerdasan logis- matematis dan visual-spasial.
3 Menyusun diagram sistem pencernaan makanan untuk mengembangkan
kecerdasan visual-spasial dan interpersonal. 4
Melakukan presentasi kreatif untuk mengembangkan kecerdasan jasmaniah- kinestetik dan interpersonal.
e. Mengimplementasikan satuan pembelajaran
LKS yang telah disusun kemudian divalidasi kelayakannya oleh pakar sebelum diimplementasikan dalam pembelajaran. Komponen kelayakan yang
dinilai meliputi kelayakan isi, bahasa dan penyajian. Instrumen penilaian yang digunakan diadaptasi dari BSNP dan disesuaikan dengan karakteristik LKS yang
telah dikembangkan. Kemudian LKS dapat diimplementasikan dalam pembelajaran.
2.2 Pembelajaran IPA Di Kurikulum 2013
Pembelajaran IPA di SMP pada kurikulum 2013 dilaksanakan sebagai mata pelajaran berbasis integrated science atau keterpaduan. IPA terpadu adalah sebuah
pendekatan integratif yang mensintesis perspektif sudut pandangtinjauan semua bidang kajian dalam IPA untuk memecahkan permasalahan. Pembelajaran IPA secara terpadu
mencakup dimensi sikap, proses, produk, aplikasi dan kreativitas Wilujeng, 2011. Konsep keterpaduan ini dapat dilihat pada bagian Kompetensi Inti KI dan Kompetensi
Dasar KD yang memadukan konsep-konsep IPA. Karakteristik pembelajaran terpadu Kemendikbud, 2013, yaitu:
a. Holistik, mengkaji suatu fenomena dari berbagai bidang sekaligus, tidak dari
sudut pandang yang terkotak-kotak. b.
Bermakna, jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari.
c. Otentik, siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin
dipelajari melalui kegiatan-kegiatan belajar secara langsung. d.
Aktif, pembelajaran terpadu pada dasarnya siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan proses evaluasinya.
Dengan demikian, pembelajaran IPA dikembangkan secara integrative science bukan sebagai disiplin ilmu yang berbasis pada aspek aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu dan sikap peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial
Kemendikbud, 2013. Menurut Parmin Sudarmin 2013, terdapat empat unsur utama dalam IPA yaitu:
1 Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended.
2 Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, metode ilmiah
meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan simpulan.
3 Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
4 Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari. Melihat sejumlah model pembelajaran IPA terpadu yang dikemukakan
Fogarty dalam Wilujeng 2011 terdapat empat model yang potensial untuk
diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu, yaitu webbed, connected, shared dan integrated. Empat model tersebut dipilih karena konsep-konsep dalam kompetensi
dasar KD IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil yang optimal. Pada penelitian ini akan
digunakan model keterpaduan connected. Deskripsi model connected dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Model keterpaduan connected Model
Karakteristik Kelebihan
Keterbatasan Connected
Membelajarkan sebuah KD, konsep-
konsep pada KD tersebut dipertautkan
dengan konsep pada KD yang lain
a Melihat perma-
salahan tidak hanya dari satu bidang
kajian. b
Pembelajaran dapat mengikuti
KD-KD dalam standar isi
Kaitan antara bidang kajian sudah tampak
tetapi masih
didominasi oleh
bidang kajian
tertentu.
Wilujeng, 2011 Model pembelajaran IPA connected merupakan suatu konsep atau prinsip
yang memadukan konsep dalam bidang lain sesuai karakteristik kompetensi dasar. Model ini dipilih sesuai dengan karekteristik tema energi dan kesehatan yang
kegiatan pembelajaranya lebih didominansi oleh bidang kajian ilmu biologi. Disiplin ilmu fisika pada tema ini adalah sumber-sumber energi dan energi
potensial. Disiplin ilmu biologi pada tema ini adalah makanan sebagai sumber energi dan sistem pencernaan makanan.
2.3 Multiple Intelligences