Strategi kedua dalam upaya pengembangan kebijakan AMDAL kaitannya dengan mencegah kerusakan lingkungan pada kegiatan usaha migas adalah
penguatan aspek hukum dan kelembagaan. Dokumen AMDAL yang merupakan dokumen hukum, harus menjadi barometer keberlanjutan pembangunan dari sisi
ekologi. Hal ini sangat terkait dengan dampak yang senantiasa mengikuti aktivitas pembangunan yang dilakukan. Dokumen AMDAL kemudian menjadi sangat
penting, sebagai dokumen yang bersifat preventif pencegahan akan terjadinya kerusakan lingkungan. Penegakan hukum law enforcement terhadap
pelanggaran-pelanggaran lingkungan, diharapkan menjadi prioritas penguatan hukum dan kelembagaan AMDAL migas.
Strategi ketiga adalah penyempurnaan prosedur penyusunan AMDAL migas. Strategi ini juga menjadi penting, mengingat salah satu permasalahan yang
umumnya dihadapi dalam investasi pembangunan adalah aspek prosedural yang seringkali berbelit-berbelit dan membutuhkan waktu yang lama. Kondisi ini
diperparah dengan banyaknya birokrasi yang harus dilalui dalam kaitannya dengan penanam investasi tersebut. Demikian pula halnya dalam kegiatan
penyusunan AMDAL. Pemrakarsa dan penyusun seringkali mengalami hambatan, terutama dalam aspek waktu dan pembiayaan yang begitu besar.
5.8 Rumusan Kebijakan AMDAL Migas
Hasil focus group
discussion diperoleh rumusan pengembangan kebijakan AMDAL migas yang efektif dan efisien dalam mencegah kerusakan lingkungan
adalah dengan peningkatan kualitas dokumen, penguatan hukum dan kelembagaan serta penyempurnaan prosedur penyusunan AMDAL migas. Rumusan kebijakan
AMDAL migas tersebut didasarkan pada hasil analisis komponen utama dan analytichal hierarchy process
yang dirumuskan secara bersama-sama dengan stakeholders
AMDAL migas beserta pakar dibidang lingkungan hidup. Rumusan pengembangan kebijakan AMDAL migas yang efektif dan
efisien dalam mencegah kerusakan lingkungan diimplementasikan dalam strategi- strategi kebijakan AMDAL migas yakni: peningkatan kualitas dokumen AMDAL
migas, penguatan hukum dan kelembagaan AMDAL migas serta penyempurnaan prosedur penyusunan AMDAL migas.
Mengingat pentingnya strategi pengembangan kebijakan AMDAL migas tersebut, maka perlu dilakukan pengintegrasian strategi secara komprehensif,
antara strategi peningkatan kualitas dokumen AMDAL migas, strategi penguatan hukum dan kelembagaan AMDAL migas, serta strategi penyempurnaan prosedur
penyusunan dokumen AMDAL migas. Dengan demikian, AMDAL migas diharapkan dapat menjadi efektif dan efisien dalam mencegah kerusakan
lingkungan pada kegiatan usaha migas.
168
SK KA-ANDAL oleh Komisi
KA-ANDAL
UKL UPL Dampak Penting
ya tidak
Pemrakarsa Ditjen Migas
Lembaga Independen
Komisi AMDAL Tim Teknis
Konsultan Penyusun
ANDAL, RKL, RPL
SKB KLH dan DESDM KA-ANDAL
Komisi-Tim Teknis
tidak layak
Peningkatan Kualitas Dokumen AMDAL Migas
Penguatan Hukum dan Kelembagaan
AMDAL Migas
Substansi Dokumen
metode, isu pokok
metode perkiraan evaluasi dampak
teknologi alternatif
teknologi, kelembagaan
Penerapan Sanksi
sanksi administrasi
sanksi pidana UU N0.231997
penilaian
penilaian penyusunan
layak lingkungan pelingkupan
independensi kompetensi
komposisi
Keadaan Darurat Emergency
Keterlibatan Masyarakat
pemahaman, pengetahuan
komponen masyarakat
integrasi
Gambar 31 Diagram strategi pengembangan kebijakan AMDAL migas
Lembaga Pengawas Pengelolaan, Pemantauan
Ditjen Migas Pemda
Instansi terkait
Penguatan SDM
Penyempurnaan Prosedur AMDAL Migas
Penolakan
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Hasil review kebijakan terdapat beberapa kelemahan dalam pedoman dan petunjuk teknis penyusunan AMDAL baik di level PP No. 27 tahun 1999,
Permen LH No. 11 tahun 2006 Permen LH No. 08 tahun 2006, Kepmen ESDM No. 1457 tahun 2000, Kepdal No. 229 tahun 1996 dan Kepdal No. 08
tahun 2000, antara lain: penentuan dampak penting, efisiensi dalam penyusunan, kedudukan komisi AMDAL, metode pelingkupan dan metode
studi yang digunakan, aspek sosial ekonomi, mekanisme keterlibatan masyarakat, serta belum diaplikasikannya analisis valuasi ekonomi lingkungan
dan pengkajian keadaan daruratemergency. 2.
Hasil analisis kualitas dokumen diperoleh enam dokumen termasuk kategori kurang baik yakni dokumen AMDAL PT.CPI Duri, Pertamina Plaju,
Suryaraya Teladan, Lapindo Brantas, BP Tangguh dan Hess Pangkah, serta satu dokumen dikategorikan cukup baik yakni dokumen AMDAL Expan
Toili, sedangkan hasil analisis kinerja lingkungan implementasi AMDAL pada enam lokasi kegiatan usaha migas diperoleh kualitas limbah cair, kualitas
udara dan kebisingan di bawah baku mutu, untuk aspek sosial ekonomi menunjukkan peningkatan yang signifikan khususnya kontribusi PDRB,
sementara pendidikan dan kesehatan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.
3. Kebutuhan stakeholders AMDAL migas di masa mendatang antara lain:
RKLRPL secara dinamis dapat diperbaharui seiring dengan perubahan
teknologi yang digunakan, simplifikasi pembahasan dan persetujuan dokumen AMDAL migas, peningkatan SDM komisi AMDAL pusat, mekanisme
keterlibatan masyarakat lokal yang jelas, AMDAL sebagai dokumen yang berkekuatan hukum, pengembangan metodologi AMDAL migas, perlu
akreditasi lembaga penyusun AMDAL migas, pengkajian nilai ekonomi lingkungan, serta perlunya mengintegrasikan kajian keadaan
daruratemergency dengan dokumen AMDAL.