Peningkatan Kualitas Dokumen AMDAL Migas

diperoleh tiga strategi pengembangan kebijakan AMDAL migas, yakni: peningkatan kualitas dokumen AMDAL migas, penyempurnaan prosedur penyusunan AMDAL migas, serta penguatan hukum dan kelembagaan AMDAL migas. Peningkatan kualitas dokumen AMDAL migas meliputi: perbaikan metode-metode di dalam penyusunan AMDAL untuk aspek ekologi dan sosial ekonomi. Metode penentuan isu pokok untuk kerangka acuan, metode prakiraan dan evaluasi dampak ANDAL, teknologi RKL dan institusikelembagaan dalam RPL. Selain itu juga dilakukan peningkatan kualitas penyusun AMDAL migas yang mencakup independensi, kompotensi dan komposisi serta perlunya mengintegrasikan dalam ANDAL dengan kajian keadaan daruratemergency dan dicantumkan dalam kebijakan AMDAL migas yakni dalam peraturan perundang- undangan teknis AMDAL. Penyempurnaan prosedur penyusunan AMDAL meliputi: waktu penyusunan persetujuan dokumen, waktu pengumuman masyarakat serta penunjukan pelaksanaan studi AMDAL oleh lembaga independen. Penguatan hukum dan kelembagaan AMDAL migas meliputi: penguatan sumberdaya manusia, khususnya komisi AMDAL pusat KLH dan tim teknis AMDAL migas, penerapan sanksi administrasi dan pidana sesuai UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, perbaikan mekanisme keterlibatan masyarakat dan kelembagaan pengawas pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada kegiatan usaha migas. Selanjutnya berdasarkan hasil rumusan tersebut, disusun strategi implementasi kebijakan AMDAL migas.

5.6.1 Peningkatan Kualitas Dokumen AMDAL Migas

Strategi peningkatan kualitas dokumen AMDAL migas didasarkan pada proses pelaksanaan AMDAL itu sendiri yakni: a proses pelingkupan, b penyusunan dokumen KA-ANDAL, c dokumen ANDAL, d dokumen RKL dan e dokumen RPL. Untuk meningkatkan kualitas dokumen AMDAL, kelima komponen tersebut menjadi sangat penting diperhatikan. Perlunya ditetapkan metode-metode yang baku dalam pelingkupan, seperti metode dalam penentuan isu pokok untuk KA-ANDAL dan bukan penentuan prioritas dampak penting hipotetik sebagaimana yang diatur di dalam Permen LH No. 08 tahun 2006, seharusnya dalam KA-ANDAL dari suatu kegiatan yang direncanakan telah muncul isu pokok yang akan dikaji di dalam ANDAL. Metode prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak penting dalam dokumen ANDAL, harus telah dicantumkan metode untuk aspek ekologi, fisik, kimia seperti kualitas air, kualitas udara, tanah, biota perairan, flora dan fauna, sosial, ekonomi dan budaya dengan menerapkan metode valuasi ekonomi untuk penilaian sumberdaya alam dan lingkungan yang terkena kegiatan usaha migas. Teknologi pengelolaan lingkungan untuk aspek limbah cair, gas, limbah padat dan limbah B3 di dalam RKL harus telah dicantumkan teknologi alternatif sesuai dengan perkembangan teknologi, sehingga apabila terdapat perubahan teknologi di dalam pelaksanaannya tanpa harus merevisi dokumen RKL dan RPL. Dokumen RKL harus bersifat dinamis dengan pengelolaan dampak negatif dan pengembangan dampak positif. Institusikelembagaan di dalam dokumen RPL harus dicantumkan secara jelas. Metode-metode ini dicantumkan dalam rumusan kebijakan baru sebagai hasil dari konfirmasi dan modifikasi dari kebijakan terdahulu PP No. 27 tahun 1999, Permen LH No. 08 tahun 2006, Permen LH No. 11 tahun 2006, Kepmen ESDM No. 1457 tahun 2000, Kepdal No. 08 tahun 2000, dan Kepdal No. 229 tahun 1996. Gambar 26 Diagram strategi peningkatan kualitas dokumen AMDAL migas Peningkatan Kualitas Dokumen AMDAL Migas Substansi Dokumen Pelingkupan KA-ANDAL ANDAL RKL RPL metode, isu pokok metode perkiraan evaluasi teknologi alternatif teknologi, kelembagaan metodologi Kualitas Tim Penyusun Independensi Kompetensi Kualifikasi Pengalaman Integritas Komposisi Data Base Keahlian Struktur Terdaftar di Migas 1. Ekologi - Fisika kimia - Biologi lingkungan - pencemaran 2. Keteknikan - geologi - perminyakan 3. Sosial budaya 4. Ekonomi 1. Tim Ahli - tenaga ahli - asisten ahli - operator 2. Tim Pengolahan dan Analisis Data Keadaan Darurat Emergency Peningkatan kualitas penyusun AMDAL dapat ditempuh melalui langkah- langkah strategis yakni: melakukan standarisasi kompetensi tim penyusun dengan memperhatikan kualifikasi, integritas dan tanggungjawab serta memiliki reputasi yang baik. Menjaga independensi tim penyusun melalui penunjukan oleh pemerintah atau lembaga yang independen. Kualitas penyusun AMDAL sangat berpengaruh terhadap hasil studi AMDAL yang dilakukan. Tim penyusun yang berkualitas diyakini menghasilkan dokumen AMDAL yang berkualitas pula. Dengan demikian AMDAL akan menjadi efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. Perlunya memperhatikan lembaga tim penyusun AMDAL migas yang independen dan terakreditasi. Akreditasi lembaga merupakan bukti kualifikasi sebuah lembaga. Dengan demikian, harapan akan peningkatan kualitas dokumen AMDAL migas di masa datang dapat terwujud dengan persyaratan penyusunan AMDAL migas harus dilakukan oleh lembaga yang independen dan telah terakreditasi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga lembaga-lembaga yang tidak memenuhi kualifikasi serta lembaga-lembaga sempalan yang tidak memiliki integritas dan tanggung jawab yang kurang baik dalam pelaksanaan studi AMDAL migas, melakukan studi ANDAL. Kualifikasi tim penyusun minimal bersertifikat AMDAL-A bagi anggota tim dan bersertifikat minimal AMDAL-B untuk ketua tim serta telah memiliki pengalaman dibidangnya. Pentingnya kualitas tim penyusun AMDAL sangat berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi studi ANDAL. Kegiatan akan menjadi lebih efisien dan efektif bila dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah memiliki pengalaman dalam penyusunan dokumen AMDAL, sehingga inovasi-inovasi dalam studi dapat diimplementasikan dengan baik. Tim penyusun yang telah berpengalaman serta berkualifikasi baik dalam penyusunan dokumen akan memberikan hasil yang lebih baik. Tim penyusun AMDAL migas selanjutnya disusun berdasarkan kualifikasi yang dimiliki dan disusun dalam data base sistem informasi. Studi AMDAL merupakan studi komprehensif dan kajian multidisiplin ilmu sehingga sangat membutuhkan tim penyusun yang berpengalaman dibidang kajian AMDAL. Penguasaan metodologi yang baik dengan pengembangan- pengembangan yang inovatif memungkinkan terjadi pada tim yang memiliki pengalaman lebih banyak. Kondisi ini menjadi sangat penting mengingat perkembangan keilmuan dan metodologi studi yang begitu pesat. Komposisi tim penyusun AMDAL migas, selain ahli-ahli lingkungan biologi, fisika, kimia dan sosial ekonomi budaya juga perlu ahli perminyakan dan geologi. Disisi lain setiap tenaga ahli hanya diperbolehkan tergabung pada tiga lembaga konsultan dengan persyaratan tenaga ahli tidak boleh duduk sebagai tim teknis dan atau komisi AMDAL. Tim penyusun harus terdiri atas: tim ahli, tim pengambil sampel di lapangan dan tim pengolahan data. Contoh: kualifikasi lembaga konsultan dan tim ahli yang telah berpengalaman lebih dari lima tahun diberi warna biru, telah berpengalaman 3-5 tahun diberi warna kuning dan kurang dari tiga tahun diberi warna hijau. Sementara lembaga atau atau tenaga ahli yang dianggap bermasalah berdasarkan kinerja selama melakukan pekerjaan AMDAL migas diberi warna merah. Kualitas dokumen AMDAL haruslah ditunjang oleh substansi dokumen yang terdiri atas dokumen kerangka acuan analisis dampak lingkungan KA- ANDAL, dokumen analisis dampak lingkungan ANDAL, dokumen rencana pengelolaan lingkungan hidup RKL dan dokumen rencana pemantauan lingkungan hidup RPL. Dokumen KA-ANDAL disusun terlebih dahulu untuk menentukan lingkup studi dan mengidentifikasi isu-isu pokok yang harus diperhatikan dalam penyusunan AMDAL. Dokumen KA-ANDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL dan bila telah disetujui maka kegiatan penyusunan dokumen ANDAL, RPL dan RKL dilaksanakan. Ketiga dokumen tersebut merupakan bahan penilaian bagi komisi AMDAL untuk kemudian menjadi dasar penentuan rencana kegiatan usaha layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak. Selain itu dokumen AMDAL juga menjadi bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah, memberi masukan dalam penyusunan desain teknis rencana kegiatan usaha, serta memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang dapat ditimbulkan. Pengkajian keadaan daruratemergency juga menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas dokumen AMDAL migas. Pengkajian keadaan darurat merupakan upaya antisipasi dari kegiatan diluar kondisi normal, seperti kejadian tumpahan minyak. Pengkajian keadaan darurat harus diintegrasikan dalam dokumen AMDAL.

5.6.2 Penyempurnaan Prosedur Penyusunan AMDAL Migas