tata ruang menjadi instrumen intervensi kebijakan dengan memperhatikan kepentingan stakeholders selain didukung oleh program-program sektoral yang
melibatkan para pihak yang terkait dalam pengelolaan wilayah. Kebijakan dengan berbagai indikator dan pendekatan yang dilakukan
merupakan upaya untuk senantiasa menjaga keberhasilan dalam implementasi kebijakan yang dilakukan. Dalam kaitannya dengan kebijakan pengelolaan
lingkungan pada kegiatan usaha migas, berbagai undang-undang, peraturan pemerintah hingga keputusan menteri diterbitkan, sebagai upaya untuk menjaga
keberlanjutan pembangunan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup
dinyatakan bahwa setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian lingkungan, mencegah dan menanggulangi pencemaran. Kemudian dalam UU No. 22 tahun
2001 tentang migas dinyatakan bahwa semua kegiatan usaha migas wajib melakukan pengelolaan lingkungan hidup, mulai tahap perencanaan hingga pasca
operasi. Artinya kegiatan usaha migas harus menyusun AMDAL sebelum kegiatan operasi baik kegiatan hilir maupun kegiatan hulu.
2.2 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
2.2.1 Defenisi AMDAL
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup AMDAL adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan. AMDAL merupakan bagian kegiatan studi kelayakan perencanaan usaha dan atau kegiatan dan
merupakan syarat untuk mendapatkan izin usaha yang mana hasil dari AMDAL digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan wilayah.
AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL dirumuskan sebagai suatu analisis mengenai dampak lingkungan dari suatu proyek
yang meliputi pekerjaan evaluasi dan pendugaan dampak proyek dari pembangunannya Suratmo, 2002.
Dampak lingkungan adalah perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Aktivitas tersebut dilakukan sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, kimia, fisik maupun biologi. Dampak kemudian menjadi permasalahan akibat perubahan yang
terjadi dan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan. Dampak dalam kaitannya dengan pembangunan memiliki dua batasan
yakni: 1 Dampak pembangunan terhadap lingkungan yakni perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada pembangunan dan setelah ada pembangunan, 2
Dampak pembangunan terhadap lingkungan, yakni perbedaan antara kondisi lingkungan yang diperkirakan terjadi tanpa adanya pembangunan dan yang
diperkirakan terjadi dengan adanya pembangunan tersebut Mun, 1979 dalam Sumarwoto, 2005. Lebih jauh Clark 1978 dalam Sumarwoto 2005 bahwa
aktivitas pembangunan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat menimbulkan efek yang tidak direncanakan di luar sasaran yaitu yang disebut
dampak. Dampak dapat bersifat biofisik dan atau sosial-ekonomi-budaya yang memiliki pengaruh terhadap sasaran yang ingin dicapai. Dampak primer dapat
menimbulkan dampak sekunder dan tersier. Lebih rinci, tampak pada Gambar 2.
Gambar 2 Aktivitas pembangunan menimbulkan dampak Clark, 1978 dalam Suratmo, 2002
Dampak
Dampak Sekunder
Dampak Sosial- Ekonomi-Budaya
Dampak Biofisik Pembangunan
Kenaikan Kesejahteraan
Dampak Biofisik
Dampak Sosial- Ekonomi-Budaya
Kegiatan Dampak
Tujuan
Dampak Primer
Dampak yang muncul kemudian harus teridentifikasi dan diketahui secara dini, apakah dampak tersebut menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup. Untuk mengukur dan menentukan dampak besar dan penting tersebut, digunakan beberapa kriteria yakni: a besarnya jumlah manusia yang
akan terkena dampak rencana usaha dan atau kegiatan, b luas wilayah penyebaran dampak, c intensitas dan lamanya dampak berlangsung, d
banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak, e sifat kumulatif dampak dan f sifat berbalik reversible dan tidak berbalik
irreversible dampak Hendartomo, 2001. Mengacu pada PP No. 27 tahun 1999 pasal 3 ayat 1 bahwa usaha dan atau
kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi: a pengubahan bentuk lahan dan bentang
alam, b eksploitasi sumberdaya alam baik yang terbaharui renewable maupun yang tak terbaharui non-renewable, c proses dan kegiatan yang secara potensial
dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumberdaya alam dalam pemanfaatannya, d proses dan
kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan dan lingkungan sosial budaya, e proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat
mempengaruhi pelesatarian kawasan konservasi sumberdaya dan atau perlindungan cagar budaya, dan f introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan
dan jenis jasad renik. Tujuan umum AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas
lingkungan serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin. Sementara tujuan studi AMDAL adalah mengidentifikasi
rencana kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting, mengidentifikasi komponen atau parameter lingkungan yang akan terkena dampak
penting, melakukan prakiraan dan evaluasi dampak penting sebagai dasar untuk menilai kelayakan lingkungan, menyusun strategi pengelolaan dan pemantauan
lingkungan. Menurut Mukono 2005 bahwa tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan dapat berjalan secara
berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup. Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usaha danatau kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan
dan mengelola sumberdaya alam secara efisien, meminimumkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positip terhadap lingkungan hidup.
Untuk itu, AMDAL diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan
hidup. Proses AMDAL kemudian menjadi wajib dilakukan bagi setiap rencana usaha dan atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak penting.
2.2.2 Landasan Hukum Pelaksanaan AMDAL