sehingga kegunaan pelindung cakram tersebut sangat penting untuk keselamatan pekerja yang menggunakannya.
Oleh karena itu, untuk menghindari risiko-risiko tersebut, pelindung cakram pada gerinda jangan dilepas dan tetap dipasang. Akan tetapi,
pelindung cakram tersebut dipasang dengan posisi agak menyamping sehingga tidak menutupi permukaan panel yang akan digerinda.
6.2.4 Gambaran Menggunakan Peralatan yang Rusak
Menggunakan peralatan yang rusak dalam penelitian ini adalah mengoperasikan alat pengelasan yang tidak berfungsi dengan baik. Menurut
Silalahi 1985, peralatan kerja yang digunakan harus berfungsi dengan baik dan dalam kondisi layak pakai. Menggunakan peralatan kerja yang sudah
tidak layak pakai dapat membahayakan keselamatan pekerja. Akan tetapi, teori tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
masih ada pekerja yang tetap menggunakan alat yang tidak berfungsi dengan baik pada saat bekerja. Pekerja melakukan hal tersebut karena dirinya
khawatir pekerjaan mereka akan terbengkalai sehingga dia menunda untuk melaporkannya kepada maintenance.
Prosedur yang benar yang harus dilakukan oleh pekerja jika terdapat alat kerja yang mengalami kerusakan adalah pekerja tersebut harus segera
melapor kepada maintenance karena maintenance adalah pihak yang berwenang untuk memperbaiki segala kerusakan, baik itu ringan maupun
berat, pada alat-alat kerja. Pekerja tidak diperkenankan untuk tetap menggunakan alat kerja mereka yang mengalami kerusakan tanpa seizin
group leader mereka karena hal tersebut tetap memiliki risiko yang dapat mengancam pekerja. Risiko tersebut misalnya risiko tersengat arus listrik
karena semua alat pengelasan di unit welding menggunakan arus listrik. Oleh karena itu, untuk mencegah pekerja menggunakan alat
pengelasan yang rusak, pekerja harus segera melapor kepada maintenance
atau group leader mereka ketika mengetahui alat kerja yang mereka gunakan mengalami kerusakan, baik itu rusak ringan maupun rusak berat. Selain itu,
sebaiknya group leader memberikan sanksi tegas terhadap pekerja yang diketahui tetap menggunakan alat pengelasan yang rusak.
6.2.5 Gambaran Tidak Menggunakan APD Dengan Benar
Tidak menggunakan APD dengan benar dalam penelitian adalah tidak memakai helm, safety glasses, sarung tangan, pelindung nadi atau pelindung
tangan, masker, otto, kedok las, dan safety shoes pada saat melakukan pengelasan. Menurut Bintoro 1999, demi keamanan dan kesehatan tubuh,
operator las harus memakai alat-alat yang mampu melindungi tubuh dari bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat pengelasan. Perlengkapan tersebut,
antara lain pelindung muka, safety glasses, masker wajah, pakaian las, apron, sarung tangan, dan sepatu las.
APD yang harus digunakan oleh operator las di unit welding telah sesuai dengan dengan yang dikemukakan oleh Bintoro 1999, yaitu, helm,
masker, earplug, safety glasses, pelindung tangan dan lengan, safety shoes, kedok las, sarung tangan, dan otto. APD tersebut wajib digunakan pekerja
pada saat melakukan pengelasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih
terdapat pekerja di unit welding yang melepas APD pada saat melakukan pengelasan, diantaranya adalah:
1. Pekerja tidak menggunakan safety glasses pada saat melakukan
pengelasan. Hal ini disebabkan karena safety glasses yang mereka pakai sudah kusam akibat cara pemeliharaan pekerja yang kurang baik terhadap
safety glasses tersebut sehingga mengganggu pandangan pekerja pada saat mengelas dan mereka terkadang malas untuk memakainya.
Penggunaan safety glasses pada saat pengelasan sangat penting karena safety glasses dapat melindungi mata pekerja dari risiko percikan api
yang timbul akibat pengelasan yang dapat mengenai dan melukai mata pekerja.
2. Pekerja tidak menggunakan masker pada saat melakukan pengelasan. Hal
ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain, pertama, pada pekerjaan pemasangan nut, pekerja tidak menggunakan masker karena asap yang
ditimbulkan dari stud weld alat pengelasan untuk memasang nut tidak terlalu banyak. Sebenarnya, ketika melakukan proses pengelasan,
termasuk pemasangan nut, pekerja wajib untuk memakai masker untuk melindungi pekerja dari bahaya paparan asap dan debu yang ditimbulkan
dari proses pengelasan. Asap dan debu yang ditimbulkan pada proses pengelasan sangat berbahaya bagi paru-paru dan dapat mengganggu
pernapasan pekerja. Asap dan debu yang ditimbulkan oleh stud weld memang tidak terlihat, tetapi asap yang ditimbulkannya tetap memiliki
bahaya. Banyak pekerja yang menganggap bahwa hal tersebut tidak
berbahaya sehingga banyak dari mereka yang tidak menggunakan masker pada saat melakukan pemasangan nut. Kedua, pekerja tidak
menggunakan masker karena merasa gerah dan tidak nyaman ketika memakainya.
Tindakan pekerja yang tidak menggunakan safety glasses dan masker pada saat mengelas belum sesuai dengan teori Suhulman 2008 yang
mengatakan bahwa setiap pekerja pengelasan harus memakai apron, sarung tangan dan perlengkapan pelindung lain, sarung tangan yang kering untuk
melindungi tangan dari kemungkinan terkena aliran listrik electric shock, pakailah penutup mulut dan hidung sebagai filter agar asap dan gas yang
timbul pada saat pengelasan tidak berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, Rijanto 2011 juga mengatakan bahwa pada waktu melaksanakan pekerjaan,
badan kita harus benar-benar terlindung dari kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untuk melindungi diri dari risiko yang ditimbulkan akibat
kecelakaan maka badan kita perlu menggunakan alat-alat pelindung ketika
melaksanakan suatu pekerjaan. Personal Protective Equipment atau Alat Pelindung Diri APD
didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya
kontak dengan bahaya hazards di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik, dan lainnya.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah pekerja yang tidak menggunakan APD dengan benar, antara lain:
1. Foreman dan group leader memberikan pelatihan kepada pekerja cara
memelihara APD yang mereka gunakan, khususnya safety glasses, sehingga safety glasses tersebut nyaman digunakan dan tidak cepat rusak.
Menurut The Trainer’s Library 1978 dalam Helliyanti 2009, pelatihan
adalah kegiatan yang didesain untuk membantu meningkatkan pekerja memperoleh pengetahuan, keterampilan dan meningkatkan sikap,
perilaku yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik yang sekarang menjadi tanggungjawabnya sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai. Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan
perubahan perilaku, tetapi pengetahuan sangat penting diberikan sebelum individu melakukan suatu tindakan. Tindakan akan sesuai dengan
pengetahuan apabila individu menerima isyarat yang cukup kuat memotivasi dia bertindak sesuai dengan pengetahuannya.
2. Pekerja harus segera melapor kepada group leader jika APD yang
mereka gunakan sudah rusak sehingga dapat segera diganti. 3.
Meningkatkan pengawasan kepada pekerja setiap harinya dalam penggunaan APD pada saat mengelas dan menindak tegas pekerja yang
diketahui tidak menggunakan APD pada saat mengelas. Dari hasil penelitian oleh Meisya 2008 secara statistik terdapat hubungan antara
pengawasan dengan perilaku tidak selamat. Disebutkan bahwa pengawasan dari supervisor secara langsung akan berpengaruh baik pada
perilaku selamat pekerjanya.
6.2.6 Gambaran PengisianPembebanan yang Tidak Sesuai