di pengelasan cross member menggunakan las CO
2
dan Bapak AA mengatakan alat yang dia gunakan adalah las CO
2.
“Ya yang saya gunain untuk ngelas cross member itu cuma las CO
2
. ” Bapak AA
Bapak AB yang bekerja pada pos pengelasan panel cowl top mengatakan alat las yang digunakan adalah spot gun welding dan stud weld dan hasil
observasi terhadap alat yang digunakan oleh Bapak AB juga sesuai dengan hasil wawancara.
“Kalo di cowl top, alat yang saya gunain ini mba spot gun sama stud weld. Udah g itu aja mba yang saya gunain.
” Bapak AB Bapak AD yang bekerja di pos apron menggunakan spot gun welding.
“Alat las yang saya gunain gun doang.” Bapak AD Selain itu, Bapak AC, yang bekerja di bagian finishing apron, mengatakan
adapun alat lain yang digunakan olehnya adalah alat-alat repair yang berguna untuk memperbaiki panel atau alat-alat kerja yang mengalami kerusakan.
“Paling saya cuma make alat-alat yang buat repair aja kalo umpamanya ada yang rusak, ada yang bonyok.
” Informan AC
5.3.8 Gambaran Menggunakan Peralatan yang Rusak
Menggunakan peralatan yang rusak dalam penelitian ini adalah mengoperasikan alat pengelasan yang tidak berfungsi dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak A dan Bapak B, mereka mengatakan bahwa tindakan yang harus dilakukan pekerja atau prosedur
yang benar jika alat kerja yang mereka gunakan mengalami kerusakan yaitu
segera melapor kepada maintenance karena maintenance adalah orang yang bertanggung jawab memperbaiki alat kerja yang mengalami kerusakan.
Apabila maintenance tersebut sedang tidak ada di tempat, pekerja dapat melapor kepada group leader terlebih dahulu. Setelah maintenance selesai
memperbaikinya, group leader akan memberitahu kepada pekerja yang bersangkutan bahwa alat kerja tersebut sudah dapat digunakan kembali.
“Pertama-tama dia harus lapor group leadernya, group leader
…nanti kalo dia ada waktu harus ke maintenance, informasi ke maintenance. Jadi nanti kalo seandainya udah selesai dibetulin,
group leader akan informasi ke operator bahwa dia udah bisa kerja lagi.” Bapak A
“Pertama, panggil maintenance aja dulu. Nanti maintenancenya yang memperbaiki. Kalo maintenance lagi gak ada, bisa ke lapor ke
leader dulu.” Bapak B Berdasarkan hasil wawancara dengan pekerja, mereka mengatakan
bahwa jika alat kerja yang mereka gunakan itu mengalami kerusakan, mereka akan melapor kepada maintenance. Jika maintenance sedang tidak ada,
mereka akan melaporkannya kepada group leader. “Paling manggil maintenance ya buat betulin gitu soalnya dia kan
yang tau segala kerusakannya disini. Jadi kalo ada apa-apa saya panggil maintenance untuk betulin alatnya.
” Bapak AA
“Kalo alat itu rusak saya lapor maintenance, Kalo maintenancenya pas lagi dipanggil gak ada, saya lapor ke leader.
” Bapak AB “Kalo rusak saya manggil maintenance…” Bapak AC
“Biasanya saya laporkan ke leader atau gak langsung ke maintenance.
” Bapak AD Akan tetapi, terkadang Bapak AA dan Bapak AB masih tetap menggunakan
alat kerjanya yang mengalami kerusakan. Bapak AA mengatakan bahwa terkadang dia tetap menggunakan alat yang kerjanya yang mengalami
kerusakan karena pekerjaannya sedang banyak dan takut pekerjaannya akan terbengkalai sehingga dia menunda untuk melaporkannya kepada
maintenance. “Kadang juga pernah maksain juga si abis takutnya nanti keteteran,
ya mau gak mau biarin aja lah paling nunggu sampe bel istirahat baru lapor.
” Bapak AA Sedangkan Bapak AB mengatakan bahwa dia masih tetap menggunakannya
karena dengan alasan dirinya masih mendapatkan izin dari group leader untuk tetap menggunakannya karena kerusakannya masih ringan dan masih
ada masa toleransinya. “Kalo misalkan kata leader ini masih bisa, ya saya gunain dulu mba.
Kalo yang rusaknya ringan masih bisa dipake soalnya itu kan ada masa toleransinya.
” Bapak AB
Hal yang sama dengan Bapak AB, Bapak B mengatakan bahwa ada pekerja yang tetap menggunakan alat yang rusak ringan karena terkadang alat
tersebut masih ada masa toleransinya dan bisa dipakai sebentar sambil menunggu maintenance datang. Pekerja tersebut juga telah mendapatkan izin
dari group leader-nya. “Kalo tetep digunain gak ya, kecuali kalo rusaknya masih ada
toleransi, sambil nunggu maintenance, masih bisa dipake, tapi itu juga gak banyak. Itu gak parah kalo masih ada toleransinya dan itu
juga udah dapet izin dari saya.” Bapak B Bapak B juga menambahkan bahwa contoh kerusakan alat yang ringan dan
masih ada masa toleransinya adalah terkikisnya permukaan tip gun yang terdapat pada spot gun. Tinggi permukaan tip gun yang masih baik adalah 3
mm, apabila tip gun tersebut telah terkikis dan ketinggiannya telah berkurang menjadi 1 mm, tip gun tersebut harus segera diganti. Jika berkurangnya
ketinggiannya belum mencapai 1 mm, tip gun tersebut masih bisa digunakan, akan tetapi hanya bisa dipakai sebentar saja. Ketika dilakukan observasi,
peneliti tidak dapat menemukan pekerja yang menggunakan alat pengelasan yang rusak disebabkan oleh keterbatasan kemampuan peneliti dan ruang
lingkup observasi sehingga peneliti tidak dapat mengamati hal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, dapat
disimpulkan bahwa bentuk menggunakan peralatan yang rusak adalah masih terdapat pekerja yang tetap menggunakan alat kerjanya yang rusak karena
pekerja tersebut merasa pekerjaannya sedang banyak dan takut pekerjaannya
terbengkalai sehingga dirinya menunda untuk melaporkannya kepada maintenance.
5.3.9 Gambaran Tidak Menggunakan APD dengan Benar