Gambaran Melakukan Pekerjaan Tanpa Wewenang

arus listrik yang mengakibatkan pemanasan pada bagian yang dilas. Setelah itu, kedua benda kerja tersebut ditekan maka terbentuklah sambungan las. Risiko yang ditimbulkan dari penggunaan spot gun welding pada saat mengelas member main floor adalah tersayatnya anggota tubuh akibat tajamnya member main floor dan terjepitnya jari atau tangan oleh kedua kutub tembaga projection nut.

5.3 Bentuk-Bentuk Perilaku Tidak Aman

5.3.1 Gambaran Melakukan Pekerjaan Tanpa Wewenang

Gambaran melakukan pekerjaan tanpa wewenang dalam penelitian ini adalah pekerjaan pengelasan yang dilakukan oleh pekerja yang tidak mempunyai skill untuk melakukan jenis pekerjaan pengelasan tertentu dan pekerjaan pengelasan yang dilakukan tanpa seizin group leader. Unit welding memiliki jenis-jenis pekerjaan pengelasan yang meliputi pengelasan panel dash, pengelasan apron front fender, pengelasan cowl top, pengelasan cross member, pengelasan support radiator, dan pengelasan member main floor. Berdasarkan hasil wawancara dengan foreman dan group leader, yaitu Bapak A dan Bapak B, prosedur yang benar mengenai pekerja yang diberikan wewenang untuk melaksanakan jenis-jenis pengelasan tersebut adalah pekerja yang sebelumnya sudah diberikan pelatihan terlebih dahulu. Masing- masing pekerja harus dapat menguasai minimal tiga jenis pekerjaan yang berbeda. Penempatan pekerja pada pos-pos pengelasan di unit welding ditentukan oleh group leader sehingga setiap pekerjaan pengelasan di unit welding yang dilakukan pekerja harus sudah mendapatkan izin dari group leader. Oleh karena itu, setiap bulannya diadakan pelatihan berupa On The Job Training OJT untuk meningkatkan kemampuan skill pekerja. Perkembangan skill masing-masing pekerja dari hasil pelatihan tersebut akan dicatat di dalam inventory skill yang berguna untuk memonitor skill pekerja dan untuk menentukan penempatan posisi pekerjaan mereka. Jadi, pekerja hanya boleh melakukan pekerjaan yang telah dikuasainya sesuai dengan skill yang mereka punya atas instruksi atau izin dari group leader. ”Kalo yang standar itu kita ada yang namanya OJT. Dia harus training lah. Jadi supaya skill dia itu gak nguasain cuman satu pos aja, jadi setiap bulan kita ada OJT nya. Kalo wewenang untuk pekerja kerja disini, itu biasanya kita kan udah ada petunjuk kerja ini, jadi kita seandainya ada pekerja yang masuk, kita training dulu, baru kita tentuin kamu posnya disini. Minimal pekerja menguasai 3 pos, jadi setiap operator harus tiga pos lah. Seandainya dia bisa di bagian apron, mungkin dia juga harus bisa di cowl top, bisa di cross member. Atau mungkin kalo posnya yang banyak seperti di member main floor tadi ya paling tidak kan dia dibagi 4 pos, paling ga dia pos 1, pos 2, pos 3, dia harus bisa menguasai…Dari sini kita akan masukin ke data pelatihan pekerja dan jadi data ini sudah termonitor semua operator-operatornya. Jadi kita gak bakalan naro orang yang belum bisa di pos tertentu. ” Bapak A “Pekerja yang dikasih wewenang untuk kerja disini itu pekerja yang udah di training sebelumnya. Satu pekerja itu biasanya dilatih untuk 3 pos mba. Kenapa 3 pos? soalnya kalo ada temennya yang nanti gak masuk, dia bisa gantiin temennya di pos yang dia kuasain. Kalo yang nentuin pekerja harus bekerja di pos mana, di pos mana, itu leader mba yang nentuin, sebelumnya kita taro di pos itu ya kita latih dulu dia. Biasanya kita OJT sebulan sekali. Untuk sertifikasi kita gak ada ya, biasanya kita catet di inventory skill. Itu untuk mencatat perkembangan skill dari masing-masing pekerja, dia sudah bisa menguasai pos m ana aja.” Bapak B Menurut Bapak B, terkadang masih ada pekerja yang melakukan pekerjaan di luar wewenangnya. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Bapak B, ada pekerja yang membantu pekerjaan temannya di pos lain yang belum selesai dan biasanya mereka mengerjakan hal tersebut masih di dalam pos yang mereka kuasai, tetapi dalam melakukan hal tersebut, para pekerja tidak izin terlebih dahulu kepada group leader mereka. Sebenarnya, jika ingin membantu temannya di pos lain, pekerja harus izin terlebih dahulu kepada group leader mereka. “Kalo ada pekerja yang kayak gitu ya paling dia bantu-bantu kerjaan temennya yang belum selese. Biasanya pekerja itu bantuin temennya di pos lain yang masih dikuasai dia mba. Kalo mau bantuin temennya ya walaupun itu pos masih jadi wewenangnya dia, tetep harus izin ke saya dulu. Soalnya kalo nanti ada apa-apa kan saya juga ikut tanggung jawab. Kebanyakan anak-anak ni gak izin dulu, jadi kalo saya lihat mereka saya langsung tegor.” Bapak B Informasi yang sama dengan Bapak B, didapatkan dari hasil wawancara dengan informan pekerja, yaitu Bapak AB. Bapak AB yang merupakan operator pengelasan cowl top, mengatakan pernah melakukan pengelasan di pos lain karena ingin membantu temannya yang belum selesai dengan pekerjaannya atas inisiatif sendiri tanpa persetujuan dari group leadernya dan dirinya mengatakan pos lain yang dibantunya adalah pos yang dia kuasai, contohnya Bapak AB pernah membantu temannya di pos apron. Bapak AB tidak izin terlebih dahulu kepada group leadernya karena terkadang dia lupa untuk izin terlebih dahulu. “Kalo ada temen yang belum selese kerjanya, paling bantu-bantu temen buat nyelesein, tapi saya bantuinnya masih di pos yang saya kuasai, misalnya apron. Biasanya inisiatif saya sendiri. Kalo izin ke leader saya kadang lupa.” Bapak AB Berdasarkan hasil observasi, peneliti tidak menemukan pekerjaoperator las yang melakukan pekerjaan tanpa wewenang. Pada saat observasi yang dibantu dengan inventory skill, pekerja melakukan pekerjaan pada pos yang telah ditentukan oleh group leader mereka, misalnya Bapak AA. Bapak AA dalam inventory skill tercatat telah mengusai pos cross member, kemudian pada saat dilakukan observasi, Bapak AA sedang bekerja di pos cross member. Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pekerja yang masih melakukan pekerjaan tanpa wewenang diantaranya ada pekerja yang membantu pekerjaan temannya yang belum selesai di pos lain yang masih dikuasainya, tetapi mereka melakukan hal itu atas inisiatif sendiri tanpa seizin group leader. Hal ini terjadi karena terkadang pekerja tersebut lupa untuk izin terlebih dahulu kepada group leader-nya.

5.3.2 Gambaran Gagal dalam Memberi Peringatan