Gambaran Gagal dalam Memberi Peringatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pekerja yang masih melakukan pekerjaan tanpa wewenang diantaranya ada pekerja yang membantu pekerjaan temannya yang belum selesai di pos lain yang masih dikuasainya, tetapi mereka melakukan hal itu atas inisiatif sendiri tanpa seizin group leader. Hal ini terjadi karena terkadang pekerja tersebut lupa untuk izin terlebih dahulu kepada group leader-nya.

5.3.2 Gambaran Gagal dalam Memberi Peringatan

Gagal dalam memberi peringatan dalam penelitian ini adalah foreman dan group leader tidak menegur pekerja atau operator yang melakukan kesalahan dalam kegiatan pengelasan atau pekerja tidak menegur kepada pekerja atau operator lain yang melakukan kesalahan dalam kegiatan pengelasan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak A mengatakan bahwa prosedur yang benar apabila ada pekerja yang melakukan kesalahan, baik itu dari kegagalan produksi maupun pelanggaran safety, foreman dan group leader akan mengingatkan pekerjanya bila dia melakukan satu kesalahan dalam sehari. Bila kesalahan yang dia lakukan 2-3 kali dalam sehari, pekerja tersebut akan diberikan konseling terlebih dahulu. Konseling yang diberikan berupa sharing kepada pekerja untuk mencari tahu apakah pekerja tersebut sedang mempunyai masalah atau tidak. Jika kesalahannya dilakukan berkali-kali, pekerja tersebut akan diberikan teguran, selanjutnya jika terus diulangi akan dikeluarkan surat peringatan. “Kita coba dulu, kalo anak itu kesalahannya berapa kali, ya kalo dalam sehari sekali kita cuma informasi aja, ya paling gak kenapa, kenapa ini bisa spot gak ada, nanti dia akan ini lagi. Kalo dalam sehari itu bisa 2-3 kali ya kita otomatis akan konseling dia. Kenapa? Mungkin dia ada masalah. Ya kalo gak ada masalah, kenapa? Ya nanti kalo dia keseringan, nah itu prosedurnya akan jalan. Dari teguran dulu, surat peringatan, SP 1, SP 2, SP 3. Kalo melanggar dari segi safety juga sama, dia kan ini pake teguran dulu, ya kalo udah berat ya otomatis surat peringatan yang kita keluarin. ” Bapak A Sama halnya dengan informasi yang diberikan oleh Bapak A, Bapak AA dan Bapak AB, selaku pekerja, mengatakan bahwa jika mereka melakukan kesalahan dalam bekerja, mereka akan ditegur oleh foreman dan group leader mereka. “Dimarahin gak, ya namanya manusia kan pernah melakukan kesalahan, dikasih teguran si mba supaya gak ngulangin kesalahan lagi. ” Bapak AA “Biasanya foreman negor kalo saya salah, terus dia juga ngejelasin bahaya gimana akibat kesalahan saya itu dan ngejelasin cara memperbaikinya gimana.” Bapak AB Selain itu, informan pekerja lainnya juga mengatakan bahwa mengingatkan antar sesama pekerja juga dilakukan oleh pekerja apabila salah satu diantara mereka melakukan kesalahan dalam bekerja. “Ya mungkin saling mengingatkan aja, kalo umpamanya gak pake APD, ya sesama temen saling mengingatkan aja lah. Misalnya anak PKL gak pake kacamata, gak pake helm, saling mengingatkan aj lah…Seandainya saya gak make APD, ya mereka ngingetin saya.” Bapak AC “Saling mengingatkan. Kalo temen saya ke saya juga sama, saling mengingatkan. Bapak AD Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat group leader menegur pekerja yang pada saat itu tidak menggunakan APD yang diwajibkan pada saat melakukan pengelasan.

5.3.3 Gambaran Gagal dalam Mengamankan