Pendidikan Seumur Hidup Hakikat Pendidikan

orang. Maka inilah yang menjadi tugas pendidikan seumur hidup. 26 5 Tinjauan teknologis Dunia dilanda ekplosi ilmu pengetahuan dan teknologi. Para sarjana, guru, teknisi, dan pemimpin di negara yang sedang berkembang perlu memperbaharui pengetahuan dan keterampilan mereka, seperti yang dilakukan sejawat mereka di negara maju. 27 6 Tinjauan psikologis dan pedagogik Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap konsep, teknik, dan metode pendidikan. Di samping itu perkembangan tersebut menyebabkan makin luas, dalam, dan kompleksnya ilmu penegetahuan, sehingga tidak mungkin lagi di ajarkan seluruhnya kepada anak didik di sekolah. Sebab itu tugas pendidikan formal yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya. 28 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah penolong kita untuk hidup yang sejahtera dan menjauhkan kita dari kehidupan miskin, semakin tinggi pendidikan orang lain maka dia akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan dan kesejahteraan hidup sudah menjadi hak manusia untuk mendapatkan pendidikan karena manusia harus mampu berkembang dan mengembangkan dirinya dan pengetahuan. Jadi, pendidikan seumur hidup adalah untuk menciptakan generasi- generasi yang mampu untuk bersaing dalam perkembangan jaman yang selalu berkembang secara cepat. 3. Hakikat Masyarakat

a. Pengertian Masyarakat

“Masyarakat adalah istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebutkan kesatuan-kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun dalam bahasa sehari-hari, adalah masyarakat. ” 29 26 Ibid.hal 61 27 Ibid. 28 Ibid. 29 koentjaraningrat, pengantar ilmu antropologi ,jakarta, rineka cipta,2002 cet.8,hal 143. Menurut Koentjaraningrat istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab yaitu syaraka yag berarti “ikut serta, berpartisipasi”. Sedangkan dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin socius, yang berarti “kawan”. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah ilmiah saling berinteraksi. Pola tersebut harus bersifat menetap dan kontinyu, dengan kata lain pola tersebut harus sudah menjadi adat istiadat yang khas. Masyarakat adalah mema ng sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah “berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui apa warga-warganya dapat saling berinteraksi. Adanya prasarana untuk berinteraksi memang menyebabkan bahwa warga dari satu kolektif manusia itu akan saling berinteraksi. 30 Masyarakat secara khusus di definisikan : masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. 31 Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kumpulan manusia yang saling berinteraksi, tinggal dalam suatu wilayah dalam waktu yang lama serta melakukan kegiatan secara bersama.

b. Lapisan Masyarakat

1 Kelas-kelas Masyarakat Didalam masyarakata terdapat pula yang menggunakan istilah kelas baik kelas hanya untuk lapisan yang berdasarkan atas unsur ekonomi ataupun lapisan yang berdasarkan atas kehormatan dinamakan kelompok kedudukan. Max Webber mengadakan pembedaan antara dasar ekonomis dengan dasar kedudukan sosial, tetapi tetap menggunakan istilah kelas bagi semua lapisan. Joseph Schumpeter mengatakan bahwa kelas-kelas dalam masyarakat terbentuk karena diperlukan untuk menyesuainkan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata. Makna kelas dan gejala-gejala kemasyarakatan lainnya hanya dapat dimengerti dengan benar apabila diketahui riwayat terjadinya. 32 “Menurut Soejono Sukamto bahwa ukuran atau kriekteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota- 30 Ibid. Hal ,144. 31 Ibid. Hal ,148. 32 Soejono soekanto, Sosiologi suatu pengantar, rajawalipres:jakarta, 2012 cet-44.h. 205 anggota masyarakat kedalam suatu lapisan masyarakat adalah sebagai berikut : ukuran kekanyaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan dan ukuran ilmu pengetahuan .” 33 Dari penjelasan diatas diambil kesimpulan bahwa ukuran- ukuran baik kekayaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan itu amat menentukan sebagai dasar timbulnya sistem lapisan lapisan dalam masyarakat tertentu. 2 Unsur-unsur Lapisan Masyarakat Menurut Soejono Sukamto bahwa hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan status dan peran role. Kedudukan dan peranan merupakan unsur-unsur yang baku dalam sistem lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. 34 Untuk mendapatkan gambaran yang mendalam, kedua hal tersebut akan dibicarakan tersendiri dibawah ini. a Kedudukan Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang secra umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak- hak serta kewajiban-kewajibannya. 35 b Peranan Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan dia menjalankan suatu peran. Peranan yang melekat pada diri seorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peran lebih menunjukan fungsi, penyesuainyan diri dan sebagai sutu proses. 36

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Masyarakat

Didalam masyarakat akan terjadinya proses perubahan yang dimana proses tersebut akan dihadapkan dalam dua faktor yaitu 33 Ibid.h.208. 34 Ibid.h.209. 35 Ibid.h.210. 36 Ibid.

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

8 111 119

Persepsi Keluarga Pemulung Terhadap Pendidikan Formal Anak (Studi Deskriptif Terhadap Keluarga Pemulung di Daerah Pinang Baris, Medan)

14 168 105

PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL (Studi Kasus Tentang Peran Takmir Masjid Nurul Huda Putat, Pendidikan Islam Non Formal (Studi Kasus tentang Peran Takmir Masjid Nurul Huda Putat, Keyongan, Nogosari, Boyolali 2014).

0 1 15

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENSUKSESKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TRUKAN, PRACI

0 1 13

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KYAI POLITIKUS : STUDI KASUS PERSEPSI MASYARAKAT DESA TERUNGWETAN KRIAN SIDOARJO TERHADAP KYAI BERPOLITIK.

0 1 93

BAB II GAMBARAN UMUM - Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN - Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 2 24

Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 0 15

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN FORMAL IMPLIKASINYA DALAM SIKAP KEDEWASAAN ANAK DI DUSUN SEMOYO, DESA SUGIHMAS, KECAMATAN GRABAG, KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

0 1 142

1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENDIDIKAN FORMAL DI DUSUN CROGOL, DESA BRUNOSARI, KECAMATAN BRUNO, KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 96