pola pikir masyarakat kampung pejamuran tentang pentingnya pendidikan dikampung pejamuran, desa pasilian kecamatan kronjo.
Triangulasi data yang dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat maka peneliti melakukan penyebara data penelitian pertama pada
tanggal 28 september 2013 hari sabtu, setelah itu peneliti membuat triangulasi karna merasa data belum sempurna pada tanggal 1 oktober
2013 hari selasa, setelah itu peneliti melakukan triangulasi ke-2 karna merasa peneliti data sedikit lagi akan sempurna pada tanggal 7 oktober
2013 hari senin, dan setelah data peneliti merasa data sempurna peneliti ingin mencoba kembali pada triangulasi ke-3 untuk mengkukuhkan bahwa
data valid pada tanggal 10 oktober 2013 hari kamis dan ternyata data yang didapat 10 oktober 2013 pada triangulasi ke-3 itu dianggap peneliti data
sempurna maka data yang dihasilkan dan dipaparkan dalam penelitian ini diambil dari data triangulasi ke-3 pada tanggal 10 oktober 2013.
2. Pembahasan Konsep Penelitian
a. Pembahasan Konsep Persepsi
Pembahasan konsep penelitian ini adalah pembahasan antara keterkaitan temuan yang diperoleh peneliti dengan teori atau konsep-
konsep yang melndasi variable-variabel penelitian. Persepsi menurut Abdurrahman Saleh adalah proses yang
menggabungkan dan mengorganisasi data-data indera kita penginderaan untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di
sekeliling.
4
Dalam psikologi, persepsi secara umum merupakan perolehan, penafsiran, pemilihan dan pengaturan informasi indrawi. Persepsi sosial
dapat diartikan sebagai proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi tentang orang lain. Apa yang diperoleh,
4
Abdul Rahman Shaleh,PsikologiSuatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2004, h.110.
ditafsirkan, dipilih dan diatur adalah informasi indrawi dari lingkungan sosial.
5
Dari konsep persepsi bisa disimpulkan bahwa ini sesuai dengan apa yang menjadi paradigma atau pola pikir yang berkembang terhadap
warga masyarakat kampung pejamuran tentang pentingnya pendidikan formal 12 tahun. seperti analisis data tab yang menunjukan Berdasarkan
hasil analisis persentase Analisi prosentase tentang persepsi penting terhadap pendidikan formal 12 tahun 47,5 menunjukan persepsi positif
setuju dengan pentingnya pendidikan formal 12 tahun, 52,5 menunjukan persepsi negatif dengan tidak setuju terhadap pendidikan formal 12 tahun.
b. Pembahasan Konsep Pendidikan
Dalam hakikat pendidikan beberapa ahli mengungkapkan hakikat pendidikan mengandung pengertiaan John Dewey: pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan funda mental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
Menurut S.A. Brata,dkk.: pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung untuk membantu
anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan. Menurut
Rousseau:pendidikan adalah
memberikan kita
pembekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
Menurut Ki Hajar Dewantara: mendidik ialah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
6
Dalam GBHN:pendidkan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup.
7
5
Bagus takwin, “persepsi sosial mengenali dan mengerti orang lain”, dalam sarlito W. Sarwono dan eko A.meinarno ed., PSIKOLOGI SOSIAL,, salemba humanika, hal 24.
6
Ibid.
7
Ibid.h,10.
Menurut Prof. Zahara Idris dasar-dasar pendidikan : pendidikan ialah serangkai kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara
manusia biasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap
perkembangan anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi
manusia dewasa yang bertanggung jawab. Potensi di sini ialah potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan dan
keterampilan.
8
Dari analisis persepsi tersebut peneliti juga ingin menggambarkan apakah masyarakat kampung pejamuran itu berhak anak-anak semua
menempuh jalur pendidikan wajib belajar 12 tahun. Maka berdasarkan persentase persepsi semua masyarakat kampung pejamuran jalur
pendidikan tinggi menunujukan bahwa seluruh masyarakat kampung pejamuran berpersepsi terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh
jalur pendidikan formal 12 tahun menunujukan 75 menyakatan positif terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh jalur pendidikan formal
belajar 12 tahun, 25 menunjukan negatif terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun.
Dari hasil analisis terhadap persepsi anak-anak mereka mempunyai sikap bertanggung jawab yang tercipta dari proses pendidikan formal 12
tahun, menunujukan 32,5 menunjukan positif bahwa anak-anak mempunyai sikap bertanggung jawab , 67,5 menujukan negatif bahwa
anak-anak mempunyai sikap bertanggung jawab. Dari hasil analisi menggambarkan terhadap persepsi mereka
tentang anak-anak harus menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun, menunjukan 70 menyatakan positif terhadap pernyataan bahwa anak-
anak mereka untuk menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun dan 30 menunjukan bahwa negatif terhadap pernyataan bahwa anak-anak
menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun. Dari data diatas disimpulkan bahwa konsep hakikat pendidikan itu
tidak terrealisasikan secara sempurna dalam kultur budaya dalam perkembangan masyarakat kampung pejamuran dengan baik tak seperti
konsep hakikat pendidikan yang semestinya.
8
Ibid.h,11.