Aspek Persepsi Hakikat Persepsi

Perbedaan persepsi itu adalah dipengaruhi oleh beebrapa faktor baik dari perhatian, set, kebutuhan, sisitem nilai dan ciri kepribadian.

2. Hakikat Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Menurut Ngalim Purwanto bahwa sebelum kita tinjau lebih lanjut apa yang di maksud dengan pendidikan, terlebih dahulu perlu kiranya diterangkan dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie pendidikan dan paedagogiek ilmu pendidikan.Pedagogik atau ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. 14 “Menurut Prof. Zahara Idris bahwa Mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling berkaitan dari segi bahasa, tetapi kalau kita mendidik berarti kita melakukan suatu kegiatan tindakan. kegiatan mendidik menunjukan adanya yang mendidik di datu pihak dan yang dididik da lain pihak ”. 15 Menurtu para ahli tentang pendidikan menyebutkan: 1. John Dewey: pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan funda mental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. 2. S.A. Brata, dkk.: pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan. 3. Rousseau: pendidikan adalah memberikan kita pembekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. 4. Ki Hajar Dewantara: mendidik ialah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya. 14 M. Ngalim Purwanto, ilmu pendidikan teoritis dan praktis,bandung, remadja karya,1988 cet.4,hal1. 15 Zahara idris, dasar-dasar pendidikan ,bandung, angkasa, 2008 , HAL 9. 5. Dalam GBHN: pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. 6. Prof. Zahara Idris dasar-dasar pendidikan: pendidikan ialah serangkai kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia biasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Potensi di sini ialah potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan dan keterampilan. 16

b. Tujuan Pendidikan

Setiap sistem pasti mempunyai suatu tujuan yang menjadi titik tolak keberhasilan, pendidikan juga mempunyai tujuan pendidikan yang sistematis. Menurut M.Ngalim Purwanto bahwa Pemerintah Indonesia telah menggariskan dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran itu di dalam Undang-undang nomor 12 tahun 1945, terutama pasal 3 dan 4 yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 3: tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang capak dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Pasal 4: pendidikan dan pengjaran berdasarkan atas asas- asas yang termaktub dalam “pancasila” Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia dan atas kebudayaan kebangsaan indonesia. Di dalam GBHN 1983 – 1988 tujuan pendidikan dinyatakan sebagai berikut: pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa, kecerdasaan dan keterampilan, mempertimbangkan budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa ”. 17 Di dalam bukunya Beknopte Theoretische Peadagogik, langeveld mengutarakan macam-macam tujuan pendidikan sebagai berikut: 16 Ibid.h,10-11. 17 Purwanto,op. cit, hal35-36.

Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

8 111 119

Persepsi Keluarga Pemulung Terhadap Pendidikan Formal Anak (Studi Deskriptif Terhadap Keluarga Pemulung di Daerah Pinang Baris, Medan)

14 168 105

PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL (Studi Kasus Tentang Peran Takmir Masjid Nurul Huda Putat, Pendidikan Islam Non Formal (Studi Kasus tentang Peran Takmir Masjid Nurul Huda Putat, Keyongan, Nogosari, Boyolali 2014).

0 1 15

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENSUKSESKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TRUKAN, PRACI

0 1 13

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KYAI POLITIKUS : STUDI KASUS PERSEPSI MASYARAKAT DESA TERUNGWETAN KRIAN SIDOARJO TERHADAP KYAI BERPOLITIK.

0 1 93

BAB II GAMBARAN UMUM - Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN - Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 2 24

Persepsi Masyarakat Desa Parbutaran Terhadap Pendidikan Formal (Studi Etnografi Mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal di Desa Parbutaran Kec. Bosar Maligas Kab. Simalungun)

0 0 15

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN FORMAL IMPLIKASINYA DALAM SIKAP KEDEWASAAN ANAK DI DUSUN SEMOYO, DESA SUGIHMAS, KECAMATAN GRABAG, KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

0 1 142

1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENDIDIKAN FORMAL DI DUSUN CROGOL, DESA BRUNOSARI, KECAMATAN BRUNO, KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 96