Pernyataan dan pola pikir tersebut jelas tidak benar karena pendidikan merupakan faktor dan hal yang terpenting yang harus dipenuhi
oleh setiap manusia, karena pendidikan dapat membawa manusia ke jalan yang lebih baik dan membawa dalam proses perubahan. Tanpa pendidikan,
manusia senantiasa tidak memiliki nilai, baik dalam masyarakat maupun dunia kerja. Oleh sebab itu, pendidikan harus diterapkan sedini mungkin
untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan. Pendidikan itu untuk mewujudkan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
sepiritual keagamaan,
pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan, selain salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melawati generasi.
Perkembangan Persepsi
masyarakat pejamuran
terhadap pentingnya arti pendidikan, bahwasaya pendidikan tidak dapat mengubah
sifat-sifat pembawaan dan pendidikan hanya untuk mendapatkan ijazah untuk memperbaiki ekonomi keluarga dengan bekerja sebagai buruh
pabrik. Jadi, kalau benar pendapat tersebut, maka dalam pendidikan kita terdapat degradasi pola pikir terhadap pendidikan atau dengan kata lain
berkembang persepsi negatif terhadap pendidikan . Dalam ilmu pendidikan, hal ini disebut pesimisme pedagogis.
Keberagaman kebudayaan dan pola pikir setiap individu masyarakat merupakan fakta empiris yang tak terpungkiri. Bahwa
pendidikan yang kita anggap penting itu bagi masyarakat hanyalah hal yang tabu dan tak begitu penting.
3. Persepsi Masyarakat Pejamuran tentang Pendidikan
Dari keseluruhan jumlah penduduk masyarakat kampung pejamuran yang berjumlah 690 orang peneliti mengambil Sampel yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah 40 jiwa dari jumlah seluruh masyarakat kampung pejamuran yang terdiri dari 690 jiwa, karena
penelitian kulitatif melihat proses sampling sebagi parameter populasi yang dinamis, khusus, phasic dibandingkan statis atau apriori. Ketika ada
aturan statistik tentang probabilitas ukuran sampel, hanya ada petunjuk untuk ukuran sampel berdasarkan tujuan. Sampel berdasarkan konsep ini
dapat berkisar antara n=1 sampai n=40 atau lebih McMillan dan Schumacher.
1
Sampel tersebut diambil secara purposive sampling, populasi dan sampling yang ditentukan oleh peneliti adalah purposive
sampling subjek berdasarkan tujuan yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif dalam memilih dan menentukan subjek penelitian.
Dengan dasar sampel tersebut maka peneliti memilih dan menentukan subyek penelitian dengan 10 orang subyek untuk pengumpulan data
dengan wawancara dan 40 orang subyek untuk pengumpulan data angket penelitian.
Purposive sampling adalah tekhnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya
orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dianggap sebagai objek sosial yang diteliti.
2
Selanjutnya, untuk
mendapatkan gambaran
mengenai perkembangan persepsi masyarakat kampung pejamuran terhadap
pendidikan dengan menggunakan angket yang berisi 6 pernyataan masing- masing diberikan empat alternatif jawaban yaitu: ya diberi nilai:2 dan
tidak diberi nilai:1 Setelah data diperoleh berdasarkan angket yang diberikan kepada warga masyarakat kampung pejamuran, maka langkah
yang pertama dilakukan adalah mencari angka persentase dalam bentuk
tabel dengan menggunakan tekhnik persentase sebagai berikut: P = FN x 100
3
1
Djam’an Satori dan Aan Komariyah. Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: Alfabeta,2012 cet-4.h.58
2
Sugiono, penelitian pendidikan: pendekatan kualitatif, kuantitatis dan RD, Bandung: Alfabeta, 2010, h.300
3
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Persada, 1994, Cet Ke 5,h. 40-41
Berikut adalah hasil analisis kualitatif persentase mengenai persepsi masyarakat kampung pejamuran terhadap pendidikan, 6
pernyataan yang diberikan kepada 40 jiwa masyarakat kampung pejamuran. Berikut adalah tabel persentase persepsi masyarakat kampung
pejamuran terhadap pendidikan formal 12 tahun:
Tabel 4.3 Persentase persepsi kebutuhan masyarakat kampung pejamuran
terhadap pendidikan Formal 12 tahun
No Alternatif jawaban
Frekuensi Persentase
1 Ya
18 45
2 Tidak
22 55
Jumlah 40
100
Dari tabel 1.7 diatas menunjukan bahwa dari keseluruhan sampel penelitian yang diberikan lewat angket terhadap masyarakat kampung
pejamuran itu 45 bahwa merasa butuh terhadap pendidikan formal 12 tahun dan 55 lainnya menyatakan bahwa mereka tidak membutuhkan
terhadap pendidikan formal 12 tahun.
Tabel 4.4 Persentase persepsi masyarakat kampung pejamuran terhadap
pentingnya pendidikan dasar wajib belajar 12 tahun
No Alternatif jawaban
Frekuensi Persentase
1 Ya
19 47,5
2 Tidak
21 52,5
Jumlah 40
100
Dari tabel 1.8 diatas menunjukan bahwa dari keseluruhan sampel penelitian melalui angket penelitian yang diberikan kepada masyarakat
kampung pejamuran tersebut memiliki persepsi penting terhadap pendidikan formal 12 tahun 47,5 menunjukan persepsi positif setuju