Berikut adalah hasil analisis kualitatif persentase mengenai persepsi masyarakat kampung pejamuran terhadap pendidikan, 6
pernyataan yang diberikan kepada 40 jiwa masyarakat kampung pejamuran. Berikut adalah tabel persentase persepsi masyarakat kampung
pejamuran terhadap pendidikan formal 12 tahun:
Tabel 4.3 Persentase persepsi kebutuhan masyarakat kampung pejamuran
terhadap pendidikan Formal 12 tahun
No Alternatif jawaban
Frekuensi Persentase
1 Ya
18 45
2 Tidak
22 55
Jumlah 40
100
Dari tabel 1.7 diatas menunjukan bahwa dari keseluruhan sampel penelitian yang diberikan lewat angket terhadap masyarakat kampung
pejamuran itu 45 bahwa merasa butuh terhadap pendidikan formal 12 tahun dan 55 lainnya menyatakan bahwa mereka tidak membutuhkan
terhadap pendidikan formal 12 tahun.
Tabel 4.4 Persentase persepsi masyarakat kampung pejamuran terhadap
pentingnya pendidikan dasar wajib belajar 12 tahun
No Alternatif jawaban
Frekuensi Persentase
1 Ya
19 47,5
2 Tidak
21 52,5
Jumlah 40
100
Dari tabel 1.8 diatas menunjukan bahwa dari keseluruhan sampel penelitian melalui angket penelitian yang diberikan kepada masyarakat
kampung pejamuran tersebut memiliki persepsi penting terhadap pendidikan formal 12 tahun 47,5 menunjukan persepsi positif setuju
dengan pentingnya pendidikan formal 12 tahun, 52,5 menunjukan persepsi negatif dengan tidak setuju terhadap pendidikan formal 12 tahun.
Tabel 4.5 Persentase persepsi anak-anak masyarakat kampung pejamuran
berhak mendapatkan pendidikan formal 12 tahun.
No Alternatif jawaban
Frekuensi Persentase
1 Ya
30 75
2 Tidak
10 25
Jumlah 40
100
Dari tabel 1.9 diatas menunujukan bahwa seluruh masyarakat kampung pejamuran tersebut berpersepsi terhadap berhaknya anak-anak
mereka menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun menunujukan 75 menyakatan positif terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh jalur
pendidikan formal 12 tahun, 25 menunjukan negatif terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun.
Tabel 4.6 Persentase persepsi anak-anak masyarakat kampung pejamuran
mempunyai sikap bertanggung jawab hasil dari proses pendidikan formal 12 tahun
No Alternatif jawaban
Frekuensi Persentase
1 Ya
13 32,5
2 Tidak
27 67.5
Jumlah 40
100
Dari tabel 1.10 diatas menunjukan bahwa seluruh masyarakat kampung pejamuran terhadap persepsi anak-anak mereka mempunyai
sikap bertanggung jawab yang tercipta dari proses pendidikan formal 12 tahun, menunujukan 32,5 menunjukan positif, 67,5 menujukan
negatif.
Tabel 4.7 Persentase persepsi masyarakat kampung pejamuran terhadap anak-
anak harus menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun
No Alternatif jawaban
Frekuensi Persentase
1 Ya
28 70
2 Tidak
12 30
Jumlah 40
100
Dari tabel 1.11 diatas menunujukan bahwa seluruh sampel penelitian melalui angket penelitian yang diberikan kepada masyarakat
kampung pejamuran terhadap persepsi mereka tentang anak-anak harus menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun, menunjukan 70
menyatakan positif terhadap pernyataan bahwa anak-anak mereka untuk menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun dan 30 menunjukan bahwa
negatif terhadap pernyataan bahwa anak-anak menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Interpretasi Persepsi Masyarakat Kampung Pejamuran terhadap
pendidikan formal 12 tahun
Setiap masyarakat selama hidup pasti mengalami perubahan- perubahan yang dinamis, yang dapat berupa perubahan yang tidak menarik
atau tidak cocok dan ada yang cocok, perubahan yang terbatas atau pun luas, dan ada perubahan yang cepat ataupun yang cepat.Semua hal tersebut
dialami dalam kehidupan masyarat kampung pejamuran. Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan hasil
penelitian dari masyarakat kampung pejamuran berdasarkan tabel 1.7 hasil analisis dari persent terhadap masyarakat kampung pejamuran itu 45
bahwa merasa butuh terhadap pendidikan formal 12 tahun dan 55 lainnya menyatakan bahwa mereka tidak membutuhkan terhadap
pendidikan formal 12 tahun.
Analisi prosentase tabel 1.8 tentang persepsi penting terhadap pendidikan formal 12 tahun 47,5 menunjukan persepsi positif setuju
dengan pentingnya pendidikan formal 12 tahun, 52,5 menunjukan persepsi negatif dengan tidak setuju terhadap pendidikan formal 12 tahun.
Dari analisis persepsi tersebut peneliti juga ingin menggambarkan apakah masyarakat kampung pejamuran itu berhak anak-anak semua
menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun. Maka berdasarkan table 1.9 persentase persepsi semua masyarakat kampung pejamuran jalur
pendidikan tinggi menunujukan bahwa seluruh masyarakat kampung pejamuran berpersepsi terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh
jalur pendidikan formal 12 tahun menunujukan 75 menyakatan positif terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh jalur pendidikan formal
12 tahun, 25 menunjukan negatif terhadap berhaknya anak-anak mereka menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun.
Dari hasil analisis tabel 1.10 terhadap persepsi anak-anak mereka mempunyai sikap bertanggung jawab yang tercipta dari proses pendidikan
formal 12 tahun, menunujukan 32,5 menunjukan positif bahwa anak- anak mempunyai sikap bertanggung jawab , 67,5 menujukan negatif
bahwa anak-anak mempunyai sikap bertanggung jawab. Dari hasil data tabel 1.11 diatas peneliti ingin menggambarkan
terhadap persepsi mereka tentang anak-anak harus menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun, menunjukan 70 menyatakan positif
terhadap pernyataan bahwa anak-anak mereka untuk menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun dan 30 menunjukan bahwa negatif terhadap
pernyataan bahwa anak-anak menempuh jalur pendidikan formal 12 tahun. Dari semua analisis presentase diatas tersebut peneliti mengambil
hasil dari penelitian terhadap pentingnya pendidikan formal 12 tahun dikampung pejamuran ini menghasilkan bahwa terdapatnya persepsi
positif 47,5 dan persepsi negatif 52,5 yang berkembang didalam persepsi dan pola pikir masyarakat kampung pejamuran. didindikasi
terdapat persepsi negatif dan positif yang ditemukan oleh peneliti didalam
pola pikir masyarakat kampung pejamuran tentang pentingnya pendidikan dikampung pejamuran, desa pasilian kecamatan kronjo.
Triangulasi data yang dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat maka peneliti melakukan penyebara data penelitian pertama pada
tanggal 28 september 2013 hari sabtu, setelah itu peneliti membuat triangulasi karna merasa data belum sempurna pada tanggal 1 oktober
2013 hari selasa, setelah itu peneliti melakukan triangulasi ke-2 karna merasa peneliti data sedikit lagi akan sempurna pada tanggal 7 oktober
2013 hari senin, dan setelah data peneliti merasa data sempurna peneliti ingin mencoba kembali pada triangulasi ke-3 untuk mengkukuhkan bahwa
data valid pada tanggal 10 oktober 2013 hari kamis dan ternyata data yang didapat 10 oktober 2013 pada triangulasi ke-3 itu dianggap peneliti data
sempurna maka data yang dihasilkan dan dipaparkan dalam penelitian ini diambil dari data triangulasi ke-3 pada tanggal 10 oktober 2013.
2. Pembahasan Konsep Penelitian
a. Pembahasan Konsep Persepsi
Pembahasan konsep penelitian ini adalah pembahasan antara keterkaitan temuan yang diperoleh peneliti dengan teori atau konsep-
konsep yang melndasi variable-variabel penelitian. Persepsi menurut Abdurrahman Saleh adalah proses yang
menggabungkan dan mengorganisasi data-data indera kita penginderaan untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di
sekeliling.
4
Dalam psikologi, persepsi secara umum merupakan perolehan, penafsiran, pemilihan dan pengaturan informasi indrawi. Persepsi sosial
dapat diartikan sebagai proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi tentang orang lain. Apa yang diperoleh,
4
Abdul Rahman Shaleh,PsikologiSuatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2004, h.110.