Bunyi [m] Bunyi [n] Bunyi [t], [h], [r], [d], [b], [ŋ]
a. Bunyi [m]
Terjemahan ayat ke-2 surah Ar-
Rahman yaitu, “Mengajari Muhammad Al-Qur
‟an”.
206
Pada terjemahan tersebut, terdapat pengulangan bunyi konsonan yang sama, yaitu [m] pada Mengajari dan Muhammad.
Pengulangan tersebut, dilakukan untuk mempertahankan keindahan dan persamaan bunyi. Bunyi [m] merupakam konsonan nasal, yang
dihasilkan dengan menghalangi sepenuhnya aliran udara di rongga mulut, tetapi membuka jalan ke luar bagi aliran udara melalui
rongga hidung.
207
b. Bunyi [n]
Terjemahan ayat ke-
3 yaitu, “Menciptakan insan”.
208
Pada terjemahan tersebut, terdapat pengulangan bunyi konsonan yang sama, yaitu [n] pada kata Menciptakan dan insan.
Adanya pengulangan konsonan tersebut, berfungsi untuk menghadirkan persamaan dan keindahan bunyi. Bunyi [n] sama
seperti bunyi [m] yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu merupakan konsonan nasal dan cara menghasilkannya pun sama.
Hanya, bunyi [n] memiliki daerah artikulasi yang berbeda dengan bunyi [m]. Bunyi [n] merupakan konsonan nasal alveolar,
sedangkan bunyi [m] merupakan konsonan nasal bilabial.
c. Bunyi [t], [h], [r], [d], [b], [ŋ]
Terjemahan ayat ke-
5 yaitu, “Matahari dan bulan beredar dengan perhitungan
”.
209
206
Jassin, Al- Qur‟ân Al-Karîm Bacaan Mulia, Ibid., h. 749.
207
Djoko Kentjono, Tata Bunyi Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, h. 9.
208
Jassin, Al- Qur‟ân Al-Karîm Bacaan Mulia, Loc. Cit., h. 749.
209
Ibid.
Pada terjemahan ayat tersebut, terdapat pengulangan konsonan yang sama, yaitu [t] dan [h] pada Matahari dan perhitungan, [r]
pada Matahari, beredar, dan perhitungan, [d] pada dan dan dengan, [n] pada dan, bulan, dengan, dan perhitungan, [b] pada
bulan dan beredar , [ŋ] pada dengan dan perhitungan. Pengulangan
bunyi konsonan yang sama nampak terlihat banyak dibanding ayat ke-2 dan 3. Sementara itu, fungsi pengulangan bunyi konsonan
yang sama pun tetap sama, yaitu untuk mempertahankan persamaan dan keindahan bunyi.
Bunyi [t] merupakan konsonan hambat alveolar tak bersuara, yang dibentuk dengan pita suara yang tidak bergetar, [d]
merupakan konsonan hambat alveolar bersuara, yang dibentuk dengan pita suara yang bergetar, [b] merupakan konsonan hambat
bilabial bersuara, yang dihasilkan dengan pita suara yang bergetar, [r] merupakan konsonan getar alveolar bersuara, yang dihasilkan
dengan pita suara yang bergetar, [h] merupakan konsonan frikatif glotal tak bersuara, yang dihasilkan pita suara yang tidak bergetar,
[ŋ] merupakan konsonan rangkap, juga merupakan konsonan nasal velar bersuara.
210
Adapun pembahasan mengenai bunyi [n], telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya.
d. Bunyi [p] dan [k]