3. Asonansi
Asonansi merupakan gaya bahasa yang dihasilkan dengan pengulangan bunyi vokal yang sama. Pada terjemahan surah Ar-
Rahman, terdapat gaya bahasa asonansi, yaitu pada semua terjemahan ayat surah Ar-Rahman, dari ayat ke-1 sampai ke-78. Secara umum,
penggunaan gaya bahasa asonansi ditandai dengan adanya pengulangan bunyi vokal yang sama, yaitu [a], [i], [u], [e], [o], dan
[ ǝ ]. Pengulangan bunyi vokal yang sama ini, memberikan efek
keindahan dan persamaan bunyi pada setiap konstituen yang membangun suatu konstruksi kalimat terjemahan setiap terjemahan
ayat.
a. Bunyi [a] dan [u]
Terjemahan ayat ke-1 yaitu, “Tuhan Yang Maha
Pemurah ”.
221
1 Segi Fonologi
Pada terjemahan ayat tersebut, terdapat pengulangan bunyi vokal yang sama, yaitu [u] pada Tuhan dan pemurah, dan [a]
pada semua kata yang membangun kalimat terjemahan. Bunyi [a] lebih dominan dibanding dengan bunyi [u]. Bunyi [a]
terdapat pada setiap kata yang menyusun kalimat terjemahan tersebut,
sehingga menyebabkan
timbulnya kerapian
pemakaian kata, keindahan bunyi, dan persamaan bunyi, yaitu [a]. Bunyi [a], merupakan vokal rendah dan vokal tengah,
diucapkan dengan bentuk bibir yang normal tidak dimajukan, bagian tengah lidah agak merata dan mulut terbuka lebar,
222
seperti pada kata-kata yang membangun kalimat terjemahan ayat ke-1, yaitu Tuhan, Yang, Maha, dan Pemurah. Sementara
itu, untuk bunyi [u], hanya terdapat pada kata Tuhan dan Pemurah. Bunyi [u] merupakan vokal tinggi-belakang, tetapi
221
Jassin, Al- Qur‟ân Al-Karîm Bacaan Mulia, Loc. Cit., h. 749.
222
Alwi, dkk., Op. Cit., h. 57.
yang meninggi adalah belakang lidah. Bunyi [u] diucapkan dengan kedua bibir agak maju dan sedikit membundar.
223
2 Segi sintaksis
kalimat Tuhan Yang Maha Pemurah, termasuk ke dalam jenis kalimat deklaratif, yaitu menyatakan bahwa Tuhan
mempunyai sifat Ar-Ra ẖ mân, Maha pemurah. Hal tersebut
dibuktikan dengan telah diajarkanNya Alquran kepada Nabi Muhammad, diciptakanNya manusia yang pandai dalam
bericara, diberikan dan disediakaNnya nikmat-nikmat di dunia dan di akhirat. Ditinjau dari segi fungsinya dalam kalimat, kata
Tuhan menduduki fungsi subjek, dan Yang Maha Pemurah menduduki fungsi predikat. Kalimat tersebut, dibangun atas
satu klausa, yang terdiri atas subjek dan predikat. Pada struktur bahasa Arab, kata Ar-Ra
ẖ mânu menjadi mubtada dari khabar a„llamal-Qur‟âna. Mubtada merupakan subjek dan khabar
merupakan gabungan dari predikat dan objek dalam struktur kalimat bahasa Indonesia, karena pada struktur bahasa Arab
ayat ke-2, a„llamal-Qur‟âna merupakan khabar jumlah. Secara
semantik, kata Ar-Ra ẖ mânu bermakna Tuhan Yang Maha
Pemurah. Tidak ada seorang pun yang dapat menandingi kepemurahan Allah.
b. Bunyi [i]