Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial, tidak hanya mempunyai gaya dalam berpakaian, berbicara, mengajar, belajar, berjalan, memimpin, dan mendidik anak, tetapi juga gaya dalam berbahasa yang disebut gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan gaya seseorang dalam menggunakan bahasa. Bentuk penggunaan gaya bahasa pun tentu berbeda-beda. Gaya bahasa tersebut, akan menjadi ciri khas yang membedakan seseorang dengan orang lain. Dalam kegiatan komunikasi, sesungguhnya manusia banyak menggunakan gaya bahasa untuk menyatakan maksud, pikiran, dan perasaan. Gaya bahasa tidak saja digunakan dalam komunikasi lisan, tetapi juga tulisan, seperti yang dilakukan oleh para penulis terutama para penulis teks sastra seperti puisi, cerpen, novel, dan naskah drama. Bentuk pengunaan gaya bahasa seperti daun melambai-lambai, angin berbisik ke telingaku, dan gadis itu mematung, merupakan bentuk penggunaan gaya bahasa yang banyak ditemukan dalam teks sastra. Perlu diketahui juga, bahwa penggunaan gaya bahasa tidak saja dapat ditemukan dalam teks sastra, tetapi dalam teks-teks lain seperti teks pidato, jurnal, artikel, esai, dan Alquran terjemahan. Berkaitan dengan Alquran terjemahan, dalam skripsi ini penulis akan memfokuskan analisis pada penggunaan gaya bahasa dalam Alquran terjemahan. Alasannya, penelitian mengenai gaya bahasa dalam Alquran terjemahan belum banyak yang melakukan, terutama mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penelitian justru lebih banyak dilakukan pada teks-teks sastra dan tindakan kelas yang berhubungan dengan pendidikan. Oleh karena itu, penulis lebih memilih melakukan analisis gaya bahasa dalam Alquran terjemahan. Lebih dari sepuluh penelitian mengenai gaya bahasa yang pernah dilakukan, tiga di antaranya adalah skripsi karya Hendryano or Setiawan yang berjudul “Gaya Bahasa Dilihat Berdasarkan Diksi dan Struktur Kalimat dalam Iklan Display Wacana Iklan Rawit pada Surat Kabar Harian Jogja”, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, tahun 2012, 1 skripsi karya Novita Rihi Amalia yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa dan Nilai-Nilai Pendidikan Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, tahun 2010, 2 dan skripsi karya Evi Selulawati yang berjudul “Penggunaan Gaya Bahasa dalam Kumpulan Cerpen Laluba Karya Nukila Amal yang Mengacu pada Karya Grafis M. C. Escher: Analisis Stilistika”, program studi Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2012. 3 Dari sekian banyak versi Alquran terjemahan, penulis lebih memilih Alquran terjemahan karya H. B. Jassin, Al- Qur‟ân Al-Karîm Bacaan Mulia. Kehadiran Al- Qur‟ân Al-Karîm Bacaan Mulia yang banyak menuai kontroversi, sang penerjemah bukan dari kalangan para ulama, melainkan seorang sastrawan, merupakan hal yang menarik perhatian penulis. Selain itu, Al- Qur‟ân Al-Karîm Bacaan Mulia karya H. B. Jassin, jika dibandingkan dengan Alquran terjemahan versi lain, terutama versi Departemen Agama Republik Indonesia dan Mahmud Yunus, mempunyai perbedaan-perbedaan. Salah satu dari perbedaan tersebut adalah dari segi diksi dan tipografi. H. B. Jassin sebagai seorang sastrawan, mencoba untuk menerjemahkan Alquran secara puitis. Menurutnya, bahasa Alquran sungguh luar biasa puitisnya, sayang sekali jika tidak diterjemahkan 1 Hendryanoor Setiawan, “Gaya Bahasa Dilihat Berdasarkan Diksi dan Struktur Kalimat dalam Iklan Display Wacana Iklan Rawit pada Surat Kabar Harian Jogja”, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, Tidak dipublikasikan. 2 Novita Rihi Amalia, “Analisis Gaya Bahasa dan Nilai-Nilai Pendidikan Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”, Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, Tidak dipublikasikan. 3 Evi Selulawati, “Penggunaan Gaya Bahasa dalam Kumpulan Cerpen Laluba Karya Nukila Amal yang Mengacu pada Karya Grafis M. C. Escher: Analisis Stilistika”, Skripsi, Universitas Indonesia, 2012. dengan bahasa yang puitis pula. Alquran terjemahan H.B. Jassin adalah Alquran terjemahan dalam bentuk puisi. Sebuah puisi pada umumnya dapat dilihat pada bentuk visualnya, yakni berbeda dari prosa, ditulis tidak baris demi baris yang panjangnya memenuhi lebar halaman, akan tetapi baris demi baris yang panjangnya hanya memehuni sebagian lebar halaman. 4 Serangkaian kata terjemahan Al- Qur‟ân Al-Karîm Bacaan Mulia, disajikan rata tengah, dengan posisi terjemahan bahasa Indonesia di sebelah kiri ayat-ayat Alquran yang berbahasa Arab. H. B. Jassin sebagai sang penerjemah, adalah seorang sastrawan sekaligus kritikus sastra yang terkenal dan mendapat julukan “Paus Sastra”. Julukan tersebut, diberikan oleh Gayus Siagian pada satu kesempatan simposium sastra Fakultas Sastra UI, Desember 1956, 5 sebagai penghargaan dari apa yang telah dilakukannya, yaitu kecintaan, ketekunan, dan perhatiannya yang sungguh-sungguh terhadap sastra Indonesia. Selain itu, bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pengabdian konkret H. B. Jassin pada dunia kesusastraan Indonesia. 6 Lebih lanjut, kata paus di dalam agama Katolik merupakan pemimpin tertinggi yang berkedudukan di Vatikan. Namun, ini bukan berarti bahwa H. B. Jassin adalah seorang pemimpin tertinggi beragama Katolik. H. B. Jassin bukanlah pengikut paus. H. B. Jassin adalah penganut Islam. Adapun kata paus, digunakan untuk menggambarkan sifatnya yang suka bertenang-tenang, mirip dengan ikan paus. 7 Kemampuan dan kelihaian H. B. Jassin menggunakan gaya bahasa dalam teks-teksnya terutama teks sastra fiksi, baik itu untuk menyampaikan maksud maupun untuk memperindah cerita, sudah tidak diragukan lagi. Banyak sekali penghargaan-penghargaan yang diraih H. B. Jassin atas karya- karyanya. Namun, bagaimanakah jika sang “Paus Sastra” 4 H.B. Jassin, Kontroversi Al-Qur`anulkarim Bacaan Mulia, Jakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. 2000, h.26. 5 Hawe Setiawan, dkk., Ensiklopedi Sastra Indonesia 2, Bandung: PT Kiblat Buku Utama, 2008, h. 99. 6 Dewan Redaksi, Ensiklopedi Sastra Indonesia, Bandung: Titian Ilmu, 2004, h. 287-288. 7 H.B. Jassin, Op. Cit., h.78. ini menerjemahkan Alquran yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Indones ia? Apakah sang “Paus Sastra” juga menggunakan kelihaiannya menggunakan gaya bahasa dalam menerjemahkan ayat-ayat Alquran seperti pada teks-teks sastra tanpa melenceng dari arti yang dikandungnya? Bagaimanakah bentuk penggunaan gaya bahasanya? Hal inilah yang kemudian ingin sekali penulis kaji lebih mendalam, dengan memilih Al- Qur‟ân Al-Karîm Bacaan Mulia karya H. B. Jassin sebagai sumber primer dalam mengkaji gaya bahasa. Hanya saja, analisis akan difokuskan pada terjemahan surah Ar-Rahman. Alasannya, surah Ar-Rahman adalah surah yang menarik dan unik. Menarik dan uniknya surah Ar-Rahman ini karena memuat kalimat yang digunakan berulang-ulang, yaitu sebanyak 31 kali. Pengulangan kalimat tersebut, juga merupakan salah satu bentuk penggunaan gaya bahasa yang sangat jelas terlihat, berbeda dengan surah- surah lainnya. Persajakan akhir ayat dalam surah Ar-Rahman begitu indah dan rapi. Persajakan akhir seperti alif nun, alif mim, alif ra, dan nun membuat surah ini sangat indah. Lebih lanjut, penelitian mengenai gaya bahasa terjemahan surah Ar- Rahman ini, dapat diimplikasikan terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah, terutama dalam hal pemberian contoh materi gaya bahasa. Menyajikan contoh gaya bahasa, tidak hanya terbatas pada karya sastra seperti puisi, cerpen, novel, dan drama, tetapi juga pada terjemahan ayat-ayat Alquran pun dapat ditemukan berbagai contoh penggunaan gaya bahasa yang dapat dikaji, asalkan cermat memerhatikannya. Sehingga, akan menambah pengetahuan siswa terhadap materi gaya bahasa, yang biasanya merupakan bagian dari materi seperti puisi, cerpen, dan drama. Di dalam pelajaran bahasa Indonesia, terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa, yaitu keterampilan mendengarkan atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut, berhubungan dengan materi pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan, seperti materi gaya bahasa. Materi gaya bahasa, dapat dikuasai terutama melalui keterampilan membaca dan menulis. Adapun tujuan dari membaca adalah agar siswa mampu memahami isi bacaan secara tepat, mencari sumber, mengumpulkan informasi, memanfaatkan informasi, dan mampu menyerap isi bacaan. Selain itu, agar siswa memiliki kegemaran membaca, meningkatkan pengetahuan, dan memanfaatkan kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tujuan dari menulis adalah agar siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasan, mampu mengungkapkan perasaan secara tertulis dengan jelas, mampu menuliskan informasi sesuai dengan pokok bahasan dan keadaan, dan mampu menulis karangan, baik dalam bentuk prosa maupun puisi. 8 Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada umumnya, materi gaya bahasa merupakan bagian dari materi puisi, cerpen, novel, atau drama. Melalui kegiatan membaca dan menulis, siswa dan guru dapat mencari, menemukan, menyajikan dan menganalisis contoh gaya bahasa, baik dari teks sastra, maupun dalam Alquran terjemahan berbahasa Indonesia, untuk menambah pengetahuan dan mengasah pemahaman. Penelitian terhadap Al- Qur‟ân Al-Karîm Bacaan Mulia karya H. B. Jassin ini memang sudah pernah dilakukan, dengan berbagai fokus penelitian yang berbeda, seperti skripsi Siti Rohmanatin Fitriani berjudul “Perbandingan Penafsiran A. Hassan dalam Tafsīr Al-Żurqān dan H. B. Jassin dalam Al- Qur‟an Al-Karīm Bacaan Mulia”, Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarya, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Hadis, 2003 9 dan skripsi Ahmad Muh. Ikhlas berjudul “Transformasi Nilai-Nilai Estetis Al- Qurān dalam Terjemahan Puitis Ayat-Ayat Qisās Telaah Stilistik atas “Al-Qurān Al-Karīm Bacaan Mulia” Karya H. B. Jassin”, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas 8 J. S. Badudu, Pintar Berbahasa Indonesia 1, Petunjuk Guru Bahasa Indonesia, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kelas 1, Jakarta: Balai Pustaka, 1996, h. 14-15. 9 Siti Rohmanatin Fitriani, “Perbandingan Penafsiran A. Hassan dalam Tafsīr Al-Żurqān dan H. B. Jassin dalam Al- Qur‟an Al-Karīm Bacaan Mulia”, Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarya, 2003, Tidak Dipublikasikan. Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Jurusan Alquran dan Tafsir, 2016. 10 Hal tersebut, jelas berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Penulis lebih memfokuskan kajian pada persoalan gaya bahasa dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Dengan demikian, berdasarkan alasan-alasan yang telah dipaparkan di atas, dengan penuh semangat dan keyakinan, pada skripsi ini penulis memutuskan untuk mengambil judul penelit ian “Gaya Bahasa Terjemahan Surah Ar-Rahman dalam Al- Qur‟ân Al-Karîm Bacaan Mulia Karya H. B. Jassin dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah”.

B. Identifikasi Masalah