yang dinyatakan oleh predikat. Partisipan peruntung biasanya berfungsi sebagai objek, atau pelengkap, atau sebagai subjek
verba jenis menerima atau mempunyai. 5
Atribut Kalimat yang berpredikat nomina, predikat tersebut
mempunyai peran semantis atribut.
118
c. Semantik
Secara etimologis, istilah semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari kata semantics dalam bahasa Inggris. Istilah tersebut diperkenalkan oleh
organisasi filologi Amerika pada tahun 1894. Secara terminologi, semantik adalah bidang linguistik yang mengkaji arti bahasa.
119
Sementara itu, Drs. Aminuddin memaparkan bahwa semantik yang semula berasal dari bahasa
Yunani, mengandung makna to signify atau memaknai. Sebagai istilah teknis, semantik mengandung pengertian “studi tentang makna”, dengan
anggapan bahwa makna menjadi bagian dari bahasa, maka semantik merupakan bagian dari lingustik.
120
d. Pragmatik
Kata pragmatik berasal dari bahasa Inggris pragmatics dan dari bahasa Yunani pragmatikos. Pragma memiliki arti persoalan yang ada di tangan,
tindakan, dengan analogi pada lingusitik. Pragmatik merupakan ilmu yang menelaah tentang relasi antara bahasa dan konteks yang menjadi dasar bagi
pemahaman bahasa atau menelaah tentang kemampuan pemakai bahasa menghubungkan serta menyerasikan kalimat-kalimat dan konteks-konteks
secara tepat. Pragmatik mempunyai tiga konsep dasar yaitu tindak komunikatif, peristiwa komunikatif, dan situasi komunikatif.
121
118
Alwi, dkk., Ibid., h. 334-335.
119
Makyun Subuki, Semantik: Pengantar Memahami Makna Bahasa, Jakarta: Tanspustaka, 2011, h. 4.
120
Aminuddin, Semantik: Pengantar Studi tentang Makna, Bandung: Sinar Baru, 1988, h. 15.
121
Hindun, Pragmatik untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Nufa Citra Mandiri, 2012, h. 2.
Lebih lanjut, terkait dengan pragmatik, Brown dan Levinson menyatakan bahwa dalam memperlakukan secara wajar lawan tuturnya,
penutur menggunakan strategi linguistik yang berbeda-beda. Strategi tersebut adalah strategi kurang sopan, agak sopan, sopan, dan paling sopan.
Keempat strategi ini harus dikaitkan dengan parameter pragmatik. Ada tida parameter pragmatik, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Tingkat jarak sosial
Dalam tingkat ini, penuutur dan lawan tutur ditentukan berdasarkan paremeter perbedaan umur, jenis kelamin, dan latar belakang
sosiokultural. 2.
Tingkat status sosial Dalam tingkat ini, penutur dan lawan tutur didasarkan pada
kedudukan asimetrik. Contoh: di ruang praktik seorang dokter memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari seorang polisi. Akan tetapi, di jalan
raya polisi dapat menilangnya bila dokter tersebut melakukan pelanggaran. Dalam konteks yang terakhir ini, polisi memiliki
kedudukan yang lebih tinggi. 3.
Tingkat peringkat tindak tutur Tingkat ini didasarkan pada kedudukan relatif tindak tutur yang satu
dengan tindak tutur yang lain. Misalnya, di dalam situasi normal, meminjam mobil kepada seseorang mungkin dipandang tidak sopan,
atau tidak mengenakkan. Akan tetapi, di dalam situasi yang mendesak, semisal untuk mengantar orang sakit keras, tindakan itu wajar-wajar
saja.
122
3. Terjemah