Tautologi Klimaks B. Jassin

dan filkhiyâmi bermakna dalam kemah-kemah bukan rumah peranginan pada ayat ke-72. Dengan demikian, pada ayat-ayat yang telah disebutkan di atas terdapat gaya bahasa pleonasme, yang digunakan H. B. Jassin untuk menggambarkan dan memeroleh efek suasana yang menegangkan, menakutkan pada saat terbelahnya langit dan siksaan bagi orang durjana dan suasana keindahan surga yang membahagiakan, agar tercipta suasana penggambaran yang hidup, yang membuat para pembacanya seolah ikut melihat, merasakan, dan terhanyut dalam cerita penggambaran terjadinya hari kiamat, siksa neraka, dan nikmat surga. Sehingga, para pembaca menjadi takut dan sekaligus mejadi senang.

11. Tautologi

Pada terjemahan surah Ar-Rahman, terdapat gaya bahasa tautologi, yaitu pada ayat ke-64. Terjemahan ayat ke- 64 yaitu, “Hijau tua warnanya Karena daun yang rimbun ”. 262 Pada terjemahan tersebut, terdapat penggunaan kata yang berlebihan yaitu kata warnanya, yang sebenarnya mengulang dari gagasan yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu kata hijau. Kata hijau, sudah tentu menunjukkan warna. Jadi, tanpa kehadiran kata warna pun, kata hijau sudah pasti menunjukkan warna. a. Segi Sintaksis Hijau tua warnanya Karena daun yang rimbun P S Kalimat Hijau tua warnanya Karena daun yang rimbun terdiri atas beberapa fungsi, yaitu frasa hijau tua menduduki fungsi predikat, sedang kata warnanya menduduki fungsi subjek. Secara 262 Jassin, Al-Qurân Al-Karîm Bacaan Mulia, Op. Cit., h. 753. semantik, kata mudhâmmatâni bermakna keduanya hijau tua. Adapun yang dimaksud hijau tua di sana adalah keadaan kedua surga. Terlihat jelas, bahwa dalam konstituen yang membangun kalimat tersebut, tidak ada kata warnanya, sebab hijau sudah menunjukkan warna. Jadi, penggunaan kata warna sebaiknya dihilangkan saja, agar tidak menimbulkan penggunaan kata yang mengulang gagasan yang telah disebutkan sebelumnya. Tanpa kehadiran kata warna pun, pembaca sudah dapat memahami bahwa hijau tua adalah warna kedua suga.

12. Klimaks

Pada terjemahan surah Ar-Rahman, terdapat gaya bahasa klimaks yang dihasilkan dengan cara menyajikan serangkaian kata menuju pada pokok pembicaraan yang memiliki kepentingan lebih tinggi dibanding serangkaian kata sebelumnya. Adapun gaya bahasa tersebut, terdapat pada terjemahan ayat ke-33 dan 44. Namun, penulis hanya akan membahas gaya bahasa klimaks pada ayat ke-44, yang dapat mewakili terjemahan ayat ke-33. Terjemahan ayat ke-44 yaitu, “Di tengah-tengahnya Dan di tengah air panas mendidih, Mereka berputar berkeliling-keliling ”. 263 a. Segi Sintaksis Klausa Mereka berputar berkeliling-keliling, mempunyai tingkat kepentingan yang lebih tingggi dibanding sebelumnya, karena sebelumnya merupakan keterangan yang menjelaskan bahwa mereka orang-orang durjana akan berkeliling-keliling di tengah neraka jahanam. Frasa di tengah-tengahnya dan klausa dan di tengah air panas mendidih, menduduki fungsi keterangan, yang menunjukkan tempat. Kata mereka, menduduki fungsi subjek, 263 Jassin, Al-Qurân Al-Karîm Bacaan Mulia, Ibid., h. 751. sedang frasa berputar berkeliling-keliling, menduduki fungsi predikat. Jadi, kata-kata yang menduduki fungsi subjek dan predikat, merupakan inti pembicaraan, yang memiliki tingkat kepentingan yang lebih tinggi di banding dengan serangkaian kata sebelumnya. Serangkaian kata yang menduduki fungsi keterangan, berada mendahului subjek dan predikatnya, sehingga seolah serangkaian kata yang menduduki fungsi keterangan tersebut menjadi subjeknya. Dengan demikian, pada terjemahan kalimat tersebut, terdapat gaya bahasa klimaks, karena menyajikan serangkaian kata menuju serangkaian kata yang tingkat kepentingannya lebih tinggi. b. Segi Semantik Ditinjau dari segi semantik, konstituen-konstituen yang menyusun ayat ke-44, masing-masing mengandung makna tertentu. Berikut penulis sajikan makna-makna tersebut, berdasarkan pada Al- Qur‟an The żreat Miracle. 264 Kata Makna Yatûfûna mereka akan berkeliling Bainahâ di antaranya Wabaina dan di antara ẖ amîmin air mendidih Ânin sangat panas Bila makna-makna tersebut disusun ke dalam kalimat bahasa Indonesia, maka menjadi Mereka akan berkeliling di antaranya dan di antara air panas yang mendidih. Pada struktur kalimat bahasa Arab, terlihat dengan jelas bahwa susunan kata yang memiliki tingkat kepentingan lebih tinggi diletakkan di awal kalimat, yaitu subjek kata mereka dan predikat frasa akan 264 Kementerian Agama RI, Al- Qur‟an The żreat Miracle, Op. Cit., h. 1063. berkeliling dalam Arab yatûfûna. Sementara itu, H. B. Jassin menempatkan lebih dulu keterangan di depan subjek dan predikatnya. Padahal, dalam susunan konstituen-konstituen ayat tersebut, subjek dan predikat diletakkan di awal, kemudian disusul dengan keterangan. c. Segara Pragmatik Secara pragmatik, terjemahan ayat tersebut merupakan sebuah pemberitahuan yang mengandung peringatan dan ancaman bagi para pendosa, bahwa kelak di hari kiamat, mereka akan menjadi penghuni neraka jahanam, yang airnya mendidih dan sangat panas. Ini merupakan sebuah balasan bagi para pendosa di dunia.

13. Antiklimaks