3.14 Interesterifikasi enzimatik bahan baku berbasis minyak sawit untuk produksi cocoa butter equivalents
Peningkatan konsentrasi TAG selama interesterifikasi, menurut Ghazali et al. 1995 dan Chen et al. 2007 dinyatakan sebagai derajat interesterifikasi DI yang
didefinisikan sebagai total konsentrasi TAG area yang meningkat konsentrasinya pada waktu reaksi tertentu, [TAGI
t
], terhadap total konsentrasi TAG area yang meningkat tersebut pada awal reaksi, [TAGI
]. Sedangkan [TAGI
t
] dan [TAGI ]
dihitung relatif terhadap total konsentrasi TAG pada masing-masing campuran reaksi. Pada Tabel 7.4 dapat dilihat jenis-jenis TAG yang meningkat dan menurun
konsentrasinya serta TAG baru yang terbentuk setelah reaksi asidolisis enzimatik. Tabel 7.4 Perubahan komposisi TAG substrat setelah asidolisis enzimatik
Perubahan komposisi TAG Jenis TAG
TAG yang meningkat konsentrasinya PPP
a
, SOO, POS, PPS
b
, SOS TAG yang menurun konsentrasinya
PLL, OLO, PLO, PLP, OOO, POO, POP, PPP
TAG baru yang terbentuk
c
SLO, SLP, PPP
d
, SLS, PPS
e
, PSS, SSS
a
sPMFAsam Stearat
b
RBDPOAsam Stearat dan sPMFAsam Stearat
c
RBDPOAsam Stearat
d
Olein SawitAsam Stearat
e
Olein SawitAsam Stearat dan sPMFAsam Stearat
Pada Gambar 7.2 dapat dilihat Derajat Interesterifikasi DI masing-masing jenis substrat pada berbagai waktu reaksi. TAG yang meningkat konsentrasinya
termasuk TAG baru yang terbentuk setelah asidolisis, yang dijadikan dasar perhitungan DI adalah TAG SLO, SLP, SOO, SLS, POS, PPS, SOS, PSS dan SSS.
Untuk substrat Olein SawitAsam Stearat dan sPMFAsam Stearat ditambah dengan TAG PPP yang juga meningkat konsentrasinya setelah reaksi asidolisis. Sedangkan
untuk substrat RBDPOAsam Stearat, TAG PPP tersebut justru mengalami penurunan karena substrat tersebut mengandung TAG PPP lebih tinggi dari substrat yang lain,
sehingga peluang untuk berreaksi dengan TAG lain lebih besar. Walaupun demikian, konsentrasi TAG tertentu yang tinggi pada substrat awal tidak selalu mengalami
penurunan setelah reaksi asidolisis enzimatik.
Pada Gambar 7.2 terlihat bahwa Substrat Olein SawitAsam Stearat mempunyai DI yang paling tinggi diikuti oleh substrat RBDPOAsam Stearat dan
RBDPOAsam Stearat pada semua waktu reaksi. Pada substrat Olein SawitAsam Stearat terlihat bahwa konsentrasi TAG SOS meningkat paling tinggi relatif terhadap
TAG SOS awal, diikuti TAG POS dan PPP. Peningkatan konsentrasi tersebut juga relatif paling tinggi dibandingkan dengan substrat RBDPOAsam Stearat dan
sPMFAsam Stearat. Pada Gambar 7.2 juga terlihat bahwa DI mulai menunjukkan nilai konstan setelah waktu reaksi 36 jam, yang mengindikasikan bahwa
kesetimbangan reaksi terjadi pada waktu-waktu tersebut. Sebagai ilustrasi, TAG SOS dan POS dapat terbentuk dari reaksi
transesterifikasi antara TAG POP atau POO dengan Asam Stearat menggunakan katalis lipase spesifik-1,3:
POP + S → POS + SOS
POO + S → POS + SOS
Konsentrasi TAG POP+POO yang tinggi dalam substrat tidak selalu menghasilkan produk TAG POS dan SOS dengan konsentrasi yang tinggi pula. Hal ini
mengindikasikan bahwa proporsi antara TAG POP+POO dan Asam Stearat yang menentukan konsentrasi TAG POS dan SOS yang terbentuk. Dengan demikian,
substrat Olein SawitAsam Stearat memberikan proporsi TAG dengan Asam Stearat yang paling baik untuk menghasilkan produk-produk TAG yang menentukan
perhitungan DI. Kesesuaian proporsi TAG dengan Asam Stearat berikutnya adalah substrat RBDPOAsam Stearat diikuti sPMFAsam Stearat.
DI dapat digunakan untuk menentukan waktu reaksi yang sesuai untuk menghasilkan TAG target yang diinginkan atau untuk mengetahui sampai seberapa
lama tidak ada lagi peningkatan konsentrasi TAG dengan bertambahnya waktu reaksi. Selain itu, DI juga dapat disetarakan dengan aktivitas interesterifikasi jika konsentrasi
enzim serta kondisi reaksi diperhitungkan.
Parts
Show moreDokumen yang terkait
Produksi Asam Palmitat dari Fraksi Stearat Minyak Sawit untuk Pengkayaan Komponen Cocoa Butter Equivalent pada Olein Minyak Sawit melalui Interesterifikasi Enzimatik
0
14
3
Penggunaan Lipase Dedak dan Lypozime dalam Boihidrolisis Olein Minyak Sawit dan Interesterifikasi Enzimatik untuk Menghasilkan Bahan Baku Cocoa Butter Equivalent (CBE)
0
11
93
Inkorporasi Asam Stearat dalam Minyak Sawit dengan Reaksi Interesterifikasi Enzimatik Untuk Pembuatan Cocoa Butter Equivalent
0
11
77
Studi Awal Penggunaan Lipase Dedak Padi dalam proses Interesterifikasi Enzimatik Menggunakan Bahan Baku Olein Minyak Sawit untuk Menghasilkan Cocoa Butter Equivalent (CBE)
0
7
77
Interesterifikasi Enzimatik dengan Lipase pada Campuran Minyak Sawit Merah dan Minyak Kelapa untuk Menghasilkan Bahan Baku Spreads Kaya β-Karoten
0
14
244
Inkorporasi Asam Stearat dalam Minyak Sawit dengan Reaksi Interesterifikasi Enzimatik Untuk Pembuatan Cocoa Butter Equivalent
0
15
67
Produksi Bahan Baku Spreads Kaya β-karoten Berbasis Minyak Sawit Merah Melalui Interesterifikasi Enzimatik Menggunakan Reaktor Batch
2
26
84
Penggunaan dedak dan lypozime dalam biohidrolisis olein minyak sawit dan interesterifikasi enzimatik untuk menghasilkan bahan baku Cocoa Butter Equivalent (CBE)
0
3
3
Produksi bahan baku spreads kaya b-karoten berbasis minyak sawit merah hasil interesterifikasi enzimatik menggunakan reaktor packed-bed kontinyu
0
6
133
Interesterifikasi Enzimatik dengan Lipase pada Campuran Minyak Sawit Merah dan Minyak Kelapa untuk Menghasilkan Bahan Baku Spreads Kaya β Karoten
0
7
126