56.89 Interesterifikasi enzimatik bahan baku berbasis minyak sawit untuk produksi cocoa butter equivalents

Penentuan Kriteria Substrat dan Produk Interseterifikasi sebagai Parameter dalam Proses Produksi CBE Apabila mengacu pada definisi CBE menurut CAOBISCO asosiasi pembuat candy dan biskuit dalam Masyarakat Ekonomi Eropa, maka produk fraksinasi hasil transesterifikasi maupun produk asidolisis pada penelitian ini tidak seluruhnya dapat disebut sebagai CBE. Syarat pertama dari definisi CBE tersebut, yaitu kandungan TAG StOSt StStM ≥ 65 Minifie, 1999, dapat dipenuhi oleh delapan produk fraksinasi hasil transesterifikasi, yaitu untuk substrat RBDPOFHSO dan sPMFFHSO rasio berat 1:1, 2:3 dan 1:2 serta substrat Olein SawitFHSO rasio berat 2:3 dan 1:2. Sedangkan produk fraksinasi hasil asidolisis yang memenuhi syarat pertama dari definisi tersebut ada empat, yaitu substrat RBDPOAsam Stearat, dan sPMFAsam Stearat rasio berat 5:4 dan 5:5. Sedangkan untuk substrat Olein SawitAsam Stearat, tidak ada yang memenuhi kriteria tersebut. Produk-produk yang memenuhi definisi CBE tersebut selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap komposisi TAG substrat awalnya untuk menentukan kriteria substrat yang dapat menghasilkan produk CBE yang sesuai dengan definisi tersebut. Kriteria substrat untuk produksi CBE ditentukan berdasarkan TAG dominan dalam substrat dengan asumsi bahwa sintesis TAG CBE POS dan SOS berasal dari TAG POO dan POP TAG dominan fraksi-fraksi minyak sawit dengan TAG PSS dan SSS TAG dominan FHSO untuk proses transesterifikasi. Sedangkan untuk proses asidolisis, sintesis TAG CBE POS dan SOS berasal dari TAG POO dan POP TAG dominan fraksi-fraksi minyak sawit dengan asam stearat. Selanjutnya yang dijadikan kriteria untuk substrat adalah rasio TAG POO dan POP terhadap TAG PSS dan SSS serta kandungan TAG POP dalam substrat. Sebagai ilustrasi, pada Tabel 9.2 dapat dilihat hasil perhitungan rasio TAG POO + POP terhadap TAG PSS + SSS untuk substrat sPMFFHSO. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat ditentukan bahwa kriteria substrat untuk produksi CBE secara transesterifikasi harus memenuhi rasio POO + POPPSS + SSS maksimal 0.85 serta kandungan POP minimal 14.85 area. Perhitungan yang sama juga dilakukan untuk proses asidolisis, sehingga dapat ditentukan bahwa substrat untuk produksi CBE secara asidolisis harus memenuhi rasio POO + POPAsam Stearat maksimal 1.32 dan kandungan POP minimal 29.67. Tabel 9.2 Perhitungan Rasio TAG untuk penentuan kriteria substrat dalam proses produksi CBE Jenis TAG area Rasio sPMFFHSO bb 2:1 3:2 1:1 2:3 1:2 POO 13.92 12.83 10.87 9.04 8.15 POP 26.10 23.21 19.23 15.37 13.29 POS 5.17 4.72 4.03 3.16 2.70 SOS 0.72 0.69 0.58 0.58 0.51 PSS 12.96 14.70 18.38 22.12 25.20 SSS 11.90 13.61 17.17 20.87 22.91 Total POP + POO 40.02 36.04 30.10 24.41 21.44 Total PSS + SSS 24.86 28.31 35.55 42.99 48.11 Rasio POP + POO PSS + SSS

1.61 1.27

0.85 0.57

0.45 Selain untuk substrat awal, evaluasi komposisi TAG juga dilakukan terhadap hasil interesterifikasi, baik untuk proses transesterifikasi maupun asidolisis. Evaluasi ini juga untuk menentukan kriteria hasil interesterifikasi yang menghasilkan produk CBE yang memenuhi definisi CBE menurut CAOBISCO. Kriteria hasil interesterifikasi enzimatik dalam proses produksi CBE tetap mengacu pada TAG dominan pada substrat awal yang telah mengalami proses interesterifikasi serta TAG target POS dan SOS yang dihasilkan. Selanjutnya yang dijadikan kriteria untuk hasil interesterifikasi enzimatik adalah rasio TAG POO dan POP terhadap TAG PSS dan SSS, rasio TAG POS dan SOS terhadap TAG POO dan POP serta rasio TAG POS dan SOS terhadap TAG PSS dan SSS dalam hasil interesterifikasi. Sebagai ilustrasi, pada Tabel 9.3 dapat dilihat hasil perhitungan rasio TAG POO + POP terhadap TAG PSS + SSS, rasio TAG POS + SOS terhadap TAG POO + POP serta rasio TAG POS + SOS terhadap TAG PSS + SSS untuk substrat sPMFFHSO. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat ditentukan bahwa kriteria hasil interesterifikasi dalam proses produksi CBE secara transesterifikasi harus memenuhi rasio POO + POPPSS + SSS maksimal 0.76, rasio POS + SOSPOO + POP minimal 1.65 serta rasio POS + SOSPSS + SSS maksimal 1.32. Untuk proses asidolisis, dapat ditentukan bahwa substrat untuk produksi CBE secara asidolisis harus memenuhi rasio POO + POPPSS + SSS maksimal 0.45, rasio POS + SOSPOO + POP minimal 1.85 serta rasio POS + SOSPSS + SSS maksimal 0.84. Selanjutnya kriteria-kiriteria tersebut dijadikan parameter untuk proses produksi CBE. Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 9.3 untuk proses produksi CBE secara transesterifikasi enzimatik. Pada Gambar tersebut dapat dilihat parameter untuk substrat Paramter 1, parameter untuk produk transesterifikasi Parameter 2 serta parameter untuk produk CBE sesuai standar CAOBISCO St2O ≥ 65 sebagai Parameter 3. Parameter-parameter tersebut merupakan penjelasan dari Gambar 3.1 pada Bab Metodologi Penelitian. Tabel 9.3 Perhitungan Rasio TAG untuk penentuan kriteria hasil interesterifikasi dalam proses produksi CBE Jenis TAG area Rasio sPMFFHSO bb 2:1 3:2 1:1 2:3 1:2 POO 10.00 6.93 5.74 3.46 2.44 POP

13.55 11.71

8.96 6.66

5.45 POS

16.48 17.00

17.20 16.75

15.64 SOS

5.66 6.62

8.58 10.10

10.60 PSS 7.99 10.77 14.17 18.06 20.93 SSS 2.09 3.24 5.43 8.34 10.81 Total POP + POO 23.55 18.63 14.70 10.12 7.90 Total POS + SOS 22.14 23.62 25.79 26.84 26.25 Total PSS + SSS 10.08 14.02 19.60 26.41 31.75 Rasio POP + POO PSS + SSS 2.34 1.33

0.75 0.38

0.25 Rasio POS + SOS POO + POP 0.94 1.27

1.75 2.65

3.32 Rasio POS + SOS PSS + SSS 2.20 1.68

1.32 1.02

0.83 Gambar 9.4 Parameter substrat dan hasil transesterifikasi dalam proses produksi CBE secara transesterifikasi enzimatik Parameter untuk Substrat: Rasio POO+POPPSS+SSS ≤ 0.85 Konsentrasi POP ≥ 14.85 Tidak Karakterisasi Bahan Baku Sesuai? Sintesis Komponen CBE Secara Interesterifikasi Enzimatik: C. Reaksi Transesterifikasi Gambar 3.2 D. Reaksi Asidolisis Gambar 3.3 Sesuai? Karakterisasi Produk Interesterifikasi Fraksinasi Komponen CBE Sesuai? Karakterisasi Produk Fraksinasi Parameter untuk Produk Transesterifikasi: Rasio POO+POPPSS+SSS ≤ 0.76 Rasio POS+SOSPOO+POP ≥ 1.65 Rasio POS+SOSPSS+SSS ≤ 1.32 Parameter untuk CBE: St2O ≥ 65 Standar CAOBISCO Ya Tidak Ya Tidak Karakterisasi Enzim Tidak Ya Produk CBE Enzim Lipase spesifik-1,3 Substrat: RBDPO, Olein Sawit, sPMF, FHSO, Asam Stearat SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1 Penelitian ini telah berhasil memperoleh metode untuk memproduksi CBE skala laboratorium melalui tahapan mulai dari pemilihan bahan baku, proses reaksi sampai proses pemurnian hasil reaksi untuk menghasilkan produk CBE, baik untuk reaksi transesterifikasi enzimatik maupun asidolisis enzimatik. Bahan baku yang digunakan untuk reaksi transesterifikasi enzimatik adalah substrat campuran masing-masing fraksi minyak sawit RBDPO, Olein Sawit, sPMF dengan FHSO, sedangkan untuk reaksi asidolisis enzimatik adalah substrat campuran masing-masing fraksi minyak sawit RBDPO, Olein Sawit, sPMF dengan asam stearat. 2 Persyaratan-persyaratan penting untuk pemilihan bahan baku, proses reaksi maupun proses pemurnian hasil reaksi transesterifikasi enzimatik maupun reaksi asidolisis enzimatik telah berhasil diidentifikasi dan dievaluasi agar dihasilkan produk CBE yang memenuhi standar CBE menurut CAOBISCO St2OStStM ≥ 65. 3 Persyaratan penting untuk pemilihan bahan baku antara lain substrat untuk reaksi transesterifikasi enzimatik harus memenuhi rasio konsentrasi POO+POPPSS+SSS ≤ 0.85 dan kandungan TAG POP ≥ 14.85, sedangkan substrat untuk reaksi asidolisis harus memenuhi rasio konsentrasi POO+POPPSS+SSS ≤ 1.32 dan kandungan TAG POP ≥ 29.67. Persyaratan bahan baku tersebut dapat dipenuhi oleh substrat RBDPOFHSO dan sPMFFHSO dengan rasio berat masing-masing 1:1, 2:3 dan 1:2, serta substrat Olein SawitFHSO dengan rasio berat 2:3 dan 1:2 untuk reaksi transesterifikasi, sedangkan untuk reaksi asidolisis dipenuhi oleh substrat RBDPOAsam Stearat dan sPMFAsam Stearat dengan rasio berat masing-masing 5:4 dan 5:5. 4 Proses reaksi untuk reaksi transesterifikasi maupun asidolisis dilakukan pada kondisi reaksi yang sama, yaitu pada suhu reaksi 68-70°C, konsentrasi enzim 6 bb minyak, kecepatan orbital shaker 200 rpm, dengan waktu reaksi 4 jam untuk reaksi transesterifikasi dan 20 jam untuk reaksi asidolisis. Hasil reaksi transesterifikasi harus memenuhi rasio konsentrasi POO+POPPSS+SSS ≤ 0.76, rasio konsentrasi POS+SOSPOO+POP ≥ 1.65 dan rasio konsentrasi POS+SOSPSS+SSS ≤ 1.32, sedangkan hasil reaksi asidolisis harus memenuhi rasio konsentrasi POO+POPPSS+SSS ≤ 0.45, rasio konsentrasi POS+SOSPOO+POP ≥ 1.85 serta rasio konsentrasi POS+SOSPSS+SSS ≤ 0.84. Pada kondisi reaksi yang sama, proses transesterifikasi enzimatik lebih cepat menghasilkan TAG target POS dan SOS dibandingkan dengan reaksi asidolisis enzimatik. 5 Proses pemurnian hasil interesterifikasi transesterifikasi maupun asidolisis dilakukan dengan teknik yang sama, yaitu diawali dengan netralisasi menggunakan NaOH dalam etanol, dilanjutkan dengan fraksinasi dalam heksana pada suhu 4°C, kemudian fraksinasi dalam aseton pada suhu 4°C. Produk CBE hasil pemurnian produk transesterifikasi mempunyai kandungan TAG POP lebih rendah dari CB, sedangkan kandungan POS dan SOS-nya mendekati CB, sedangkan Produk CBE hasil pemurnian produk asidolisis mempunyai kandungan TAG POP dan SOS yang lebih rendah dari CB, sedangkan TAG POS-nya mendekati CB. Pada proses pemurnian yang sama, proses transesterifikasi enzimatik lebih banyak menghasilkan produk CBE yang memenuhi standar CAOBISCO dibandingkan dengan proses asidolisis enzimatik. Saran 1 Pada penelitian ini telah ditemukan metode untuk memproduksi CBE skala laboratorium baik melalui reaksi transesterifikasi enzimatik, maupun reaksi asidolisis enzimatik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penggandaan skala ataupun scale up dalam upaya mendapatkan parameter-parameter proses untuk aplikasi proses produksi CBE pada skala industri. 2 Pada proses pemurnian yang sama, baik untuk hasil transesterifikasi maupun hasil asidolisis ternyata diperoleh produk CBE dengan karakteristik yang berbeda, khususnya untuk produk asidolisis yang masih mengandung TAG yang tidak diinginkan cukup tinggi TAG StU2StMM. Oleh karena itu, perlu

Dokumen yang terkait

Produksi Asam Palmitat dari Fraksi Stearat Minyak Sawit untuk Pengkayaan Komponen Cocoa Butter Equivalent pada Olein Minyak Sawit melalui Interesterifikasi Enzimatik

0 14 3

Penggunaan Lipase Dedak dan Lypozime dalam Boihidrolisis Olein Minyak Sawit dan Interesterifikasi Enzimatik untuk Menghasilkan Bahan Baku Cocoa Butter Equivalent (CBE)

0 11 93

Inkorporasi Asam Stearat dalam Minyak Sawit dengan Reaksi Interesterifikasi Enzimatik Untuk Pembuatan Cocoa Butter Equivalent

0 11 77

Studi Awal Penggunaan Lipase Dedak Padi dalam proses Interesterifikasi Enzimatik Menggunakan Bahan Baku Olein Minyak Sawit untuk Menghasilkan Cocoa Butter Equivalent (CBE)

0 7 77

Interesterifikasi Enzimatik dengan Lipase pada Campuran Minyak Sawit Merah dan Minyak Kelapa untuk Menghasilkan Bahan Baku Spreads Kaya β-Karoten

0 14 244

Inkorporasi Asam Stearat dalam Minyak Sawit dengan Reaksi Interesterifikasi Enzimatik Untuk Pembuatan Cocoa Butter Equivalent

0 15 67

Produksi Bahan Baku Spreads Kaya β-karoten Berbasis Minyak Sawit Merah Melalui Interesterifikasi Enzimatik Menggunakan Reaktor Batch

2 26 84

Penggunaan dedak dan lypozime dalam biohidrolisis olein minyak sawit dan interesterifikasi enzimatik untuk menghasilkan bahan baku Cocoa Butter Equivalent (CBE)

0 3 3

Produksi bahan baku spreads kaya b-karoten berbasis minyak sawit merah hasil interesterifikasi enzimatik menggunakan reaktor packed-bed kontinyu

0 6 133

Interesterifikasi Enzimatik dengan Lipase pada Campuran Minyak Sawit Merah dan Minyak Kelapa untuk Menghasilkan Bahan Baku Spreads Kaya β Karoten

0 7 126