dilakukan analisis model dengan memeriksa keluaran program terhadap kemungkinan adanya estimasi yang mengganggu offending
estimate. Sesuai rekomendasi dari Hair et al 2006 bahwa variabel pengamatan yang layak digunakan sebagai indikator terhadap
konstruk atau variabel latennya haruslah memiliki muatan faktor yang lebih besar dari 0,5 sehingga model yang digunakan mempunyai
kecocokan yang baik, atau nilai-t muatan faktornya harus lebih besar daripada nilai kritis 1,96. Hasil uji validitas pada penelitian ini
yang menggunakan software Program LISREL 8.72 dapat dilihat pada Lampiran 5.
Hasil output uji t-values dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator dan variabel yang memiliki nilai t-value lebih besar dari nilai
1,96 dapat dinyatakan sebagai indikator yang valid pada taraf alpha 5. Sehingga dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini ternyata
terdapat 5 indikator pertanyaan yang dinyatakan tidak valid dari total 30 indikator pertanyaan. Terkait penjelasan kelima indikator yang
dinyatakan tidak valid dapat dilihat pada Lampiran 6.
4.6. Hasil Analisis Model Consumer Decision Model CDM
Pesan iklan yang ingin disampaikan oleh produsen motor Honda melalui iklan televisi yang dilakukan secara berulang-ulang menunjukkan
pengaruh terhadap pembelian motor Honda oleh konsumen PT San Prima Sentosa. dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Hasil Consumer Decision Model iklan sepeda motor honda pada konsumen PT. San Prima Sentosa
Jalur model pertama yaitu informasi yang dilihat di televisi atau pesan iklan F menjadi lebih efektif mempengaruhi pembelian konsumen melalui
variabel pengenalan merek B dalam pengenalan atribut merek secara fisik seperti warna, ukuran, bentuk dan desain produk. Pengenalan merek
merupakan landasan untuk terciptanya sikap konsumen A dan kepercayaan konsumen C. Selanjutnya membangun pembentukan sikap, dimana sikap
konsumen dapat mengacu kepada keinginan atau niat untuk membeli I produk setelah konsumen mengenali suatu merek atau mendapatkan
informasi yang disampaikan produsen. Akhirnya konsumen melakukan pembelian nyata P dengan membeli suatu produk tersebut.
Sedangkan jalur model yang kedua mulai dari variabel pesan iklan produk motor Honda F yang ingin disampaikan oleh produsen kepada
konsumen sudah mampu membangun variabel pengenalan merek. Dengan demikian, informasi yang dilihat di televisi dan pengenalan pembeli terhadap
merek akan ciri atau keistimewaan produk dapat meningkatkan pembelian produk motor Honda dengan kepercayaan konsumen C terhadap suatu
merek dalam memuaskan kebutuhannya. Serta dengan kepercayaan konsumen terhadap kualitas maka terbentuklah niat beli konsumen I yang
didorong dengan pembelian nyata P. Pada akhirnya informasi yang dilihat di televisi berhasil meningkatkan pangsa pasarnya.
F B
A C
I P
3,05 3,75
1,99 3,88
0,77 6.03
2,56 5,27
Berpengaruh Tidak Berpengaruh
Berdasarkan pada Gambar 7 dapat disimpulkan terkait hubungan pesan iklan motor Honda dengan pengambilan keputusan kensumen terhadap
pembelian motor Honda pada PT. San Prima Sentosa. Ternyata hanya ada satu hubungan yang tidak berpengaruh siginifikan pada taraf alpha 5, yaitu
hubungan antara pengenalan merk B terhadap sikap konsumen A dengan nilai 0,77. Sementara untuk hubungan yang lainnya dapat dikatakan terdapat
hubungan yang berpengaruh pada taraf alpha 5.
4.7. Analisis Model Persamaan