Model Analisis Data METODE PENELITIAN

ketentuan penafsiran terhadap nilai rataan yang diperoleh untuk setiap item dan variabel sebagai berikut: Tabel 4. Penafsiran nilai rata-rata Nilai rata-rata Penafsiran 1,00 ≤ x 1,80 Sangat Rendah 1,80 ≤ x 2,60 Rendah 2,60 ≤ x 3,40 Cukup 3,40 ≤ x 4,20 Tinggi 4,20 ≤ x 5,00 Sangat Tinggi Sumber: Usman dan Akbar 2008

3.3 Model Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Consumer Decision Model CDM dan model persamaan struktural. 1. Consumer Decision Model CDM Consumer Decision Model CDM adalah suatu model dengan 6 variabel yang saling berhubungan, yaitu: Pesan Iklan F, finding information, Pengenalan Merek B, brand recognition, Kepercayaan Konsumen C, confinience, sikap Konsumen A, attitude, Niat Beli I, intention dan Pembelian nyata P, purchase. Untuk mengetahui efektivitas iklan dengan menggunakan CDM digunakan analisis bentuk hubungan dan analisis keeretan hubungan. Pengaruh langsung suatu variable independent terhadap variable dependent ditelusuri dengan analisis regresi. Analisis regrasi yang digunakan memperhatikan prinsip parsimony, yaitu semakin sederhana suatu model semakin bagus model tersebut dan dengan pertimbangan efisiensi dan kemudahan pemahaman model tersebut dari sisi pengguna. Dengan pertimbangan tersebut maka digunakan analisis regresi linier sederhana. Model populasi yang digunakan adalah: ................................................................................ 4 dalam hal ini: = variabel dependen = variabel independent = model intersep = parameter regresi = error term Dari persamaan 4, akan dianalisis persamaan regresi sederhana antara variabel pesan iklan F dengan pengenalan merek B, pesan iklan F dengan kepercayaan konsumen C, pesan iklan F dengan sikap konsumen A, dengan variabel pesan F menjadi variabel independen dan variabel B, C, A menjadi variabel dependen. Persamaan berikutnya, persamaan regresi antara variabel pengenalan merek B dengan kepercayaan konsumen C, pengenalan merek B dengan sikap konsumen A. pada kedua persamaan tersebut, variabel B sebagai variabel independen dan variabel C dan A sebagai variabel dependen. Persamaan regresi berikutnya akan dianalisis melalui persamaan regresi sederhana antara variabel niat beli I dengan kepercayaan konsumen C, dan niat beli I dengan sikap konsumen A, dengan variabel I menjadi variabel dependen dan variabel C dan A menjadi variabel independen. Terakhir, persamaan regresi sederhana antara variabel niat beli I dengan variabel pembelian nyata P. pada persamaan tersebut, variabel I sebagai variabel independen dan variabel P sebagai variabel dependen. Pembentukan model dan pengujian signifikansi variabel independent terhadap variabel dependent dilakukan melalui analisis SEM. Prinsip metode ini adalah meminimumkan selisih kuadrat antara Y observasi dan Y dugaan. Model sampel untuk regresi linier sederhana adalah: ....................................................................................... 5 dimana: a = penduga bagi intercept α b = penduga bagi koefisien regresi β Dengan menggunakan OLS, nilai a dan b diperoleh dari: .................................................................................... 6 ....................................................................... 7 2. Model Persamaan Struktural Menurut Kusnendi 2008 model persamaan struktural yang dikenal dengan SEM Structural Equation Modeling adalah model persamaan regresi ganda dengan tujuan menguji model pengukuran dan model struktural. Model struktural menjelaskan prediksi atau hipotesis hubungan antara variabel penyebab terhadap variabel akibat. Model pengukuran atau disebut juga model deskriptif tidak menjelaskan operasionalisasi variabel penelitian menjadi indikator-indikator terukur yang dinyatakan dalam bentuk diagram jalur atau persamaan matematik tertentu. Menurut Bagozzi dan Fornell dalam Ghozali 2005, model persamaan struktural Structural Equation Modeling merupakan teknik analisis multivariate yang memungkinkan untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Selain itu, SEM memberikan informasi tentang hubungan kausal simultan di antara variabel-variabelnya. SEM menyajikan konsep tidak teramati melalui penggunaan variabel-variabel laten. Sebuah variabel laten adalah sebuah konsep yang dihipotesiskan atau yang tidak teramati, dan hanya dapat didekati melalui variabel-variabel teramati. Dalam SEM membedakan kedua jenis variabel ini berdasarkan atas keikutsertaan mereka sebagai variabel terikat pada persamaan-persamaan dalam model. Variabel eksogen selalu muncul sebagai variabel bebas pada semua persamaan yang ada dalam model. Sedangkan variabel endogen merupakan variabel terikat pada paling sedikit satu persamaan dalam model. Sementara itu, variabel teramati atau variabel terukur manifes, measured variable adalah variabel yang dapat diamati atau diukur secara empiris dan sering disebut sebagai indikator. Variabel teramati nilai variabelnya diperoleh dari responden melalui berbagai metode pengumpulan data survei, tes, observasi, dan lain-lain. Menurut Bollen dalam Ghozali 2005, SEM tidak seperti analisis multivariate biasa regresi berganda, analisis faktor, tetapi SEM dapat menguji secara bersama-sama: 1. Model struktural: menggambarkan hubungan-hubungan antara variabel-variabel laten. 2. Model measurement pengukuran: hubungan antara variabel teramati indikator dengan konstruk variabel laten. Menurut Kusnendi 2008 jenis variabel SEM telah dibedakan menjadi dua kelompok sebagai berikut: 1. Variabel laten eksogen dan variabel manifes eksogen Variabel laten eksogen adalah semua variabel penyebab yang tidak dapat diobservasi langsung. Pengamatan terhadap variabel tersebut dilakukan melalui variabel manifesnya. Variabel manifes eksogen adalah indikator-indikator terukur yang dapat diobservasi langsung untuk mengukur variabel laten eksogen. 2. Variabel laten endogen dan variabel manifes endogen Variabel laten endogen adalah semua variabel penyebab yang tidak dapat diobservasi langsung. Pengamatan terhadap variabel tersebut dilakukan melalui variabel manifesnya. Variabel manifes endogen adalah indikator-indikator terukur yang dapat diobservasi langsung untuk mengukur variabel laten endogen. Menurut Bachrudin dan Tobing dalam Kusnendi 2008 pengujian model persamaan struktural dilakukan dengan menggunakan beberapa ukuran kesesuaian model Goodness of Fit Test yang terdiri atas ukuran yang bersifat absolut absolute fit measures, komparatif incremental fit measures, dan parsimoni parsimonius fit measurement. Berdasarkan ketiga jenis GFT tersebut suatu model diindikasikan sesuai atau fit dengan data apabila model cocok secara absolut dengan data, relatif lebih baik dibandingkan dengan model lain, serta relatif sederhana bila dibandingkan dengan model alternatif. Beberapa ukuran GFT dalam model-model persamaan struktural yang paling banyak digunakan para peneliti dalam kesesuaian model dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Ukuran Goodness of Fit Test GFT dalam model-model persamaan struktural Ukuran GFT Kriteria Kesesuaian Model Kriteria Uji Hasil Uji P-Value 1,00 model fit sempurna ≥ 0,05 Model fit RMSEA 0,00 model fit sempurna ≤ 0,08 Model fit GFI, AGFI, CFI, NFI, dan NNFI 0,00 tidak fit – 1,00 fit sempurna ≥0,90 Model fit Sumber: Kusnendi, 2008 Di dalam SEM ada penilaian model fit. Suatu model dikatakan fit apabila kovarians matriks suatu model adalah sama dengan kovarians matriks data. Untuk melakukan penilaian model fit, peniliti tidak boleh hanya tergantung pada satu indeks saja atau beberapa indeks fit. Tetapi sebaiknya mempertimbangkan seluruh indeks fit. Karena didalam SEM suatu indeks menunjukkan model adalah fit, tidak memberikan jaminan bahwa model benar-benar fit. Sebaliknya, suatu indeks fit yang menyatakan bahwa model sangat buruk, tidak memberikan jaminan bahwa model tersebut benar-benar tidak fit. Langkah selanjutnya adalah mengevauasi model pengukuran, berfokus pada hubungan-hubungan antara variabel laten dan indikatornya variabel manifes. Setelah itu melakukan analisis model struktural, berfokus terhadap koefisien-koefisien atau paramater- parameter yang menunjukkan hubungan kausal atau pengaruh satu variabel laten dengan variabel laten lainnya. Biasanya, hubungan- hubungan kausal inilah yang dihipotesiskan dalam penelitian yang didukung oleh data empiris yang diperoleh melalui survei. Untuk menganalisis hubungan antar variabel, dibutuhkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar pengaruh antar variabel dapat dinyatakan signifikan atau berhubungan positif maka harus memenuhi beberapa syarat. Jika nilai probability 0,05 maka H diterima dan apabila probability 0,05 maka H ditolak. Di mana hipotesisnya, H diterima maka H tidak ada hubungan yang nyata signifikan. Sedangkan jika H ditolak maka H ada hubungan yang nyata signifikan. Analisis terhadap model struktural mencakup pemerikasaan terhadap signifikansi koefisien-koefisien yang diestimasi. Dengan menspesifikasikan tingkat nilai signifikan lazimnya = 0,05 maka setiap koefisien yang mewakili hubungan kausal yang dihipotesiskan dapat diuji signifikannya secara statistik. Pengolahan dan analisis data menggunakan software LISREL 8.72 dan Microsoft Excel. Program ini terdiri dari pengujian measurement model dan structural model dengan berbagai alat uji model, yaitu absolute fit measures, incremental fit measures, dan parsimonius fit measures. Penelitian ini menggunakan SEM sebagai alat analisis, dimana variabel laten dilihat secara keseluruhan dari variabel iklan televisi F sampai variabel pembelian nyata P. Variabel laten tidak dapat diobservasi langsung sehingga memerlukan pengamatan melalui variabel manifes, variabel manifes ini merupakan indikator-indikator yang dapat diobservasi langsung untuk mengukur varibel laten.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT. San Prima Sentosa

PT. San Prima Sentosa merupakan salah satu dealer motor Honda terkemuka yang berada di Kota bogor. Didirikan pada tanggal 22 Juni 2005 di Cibinong bogor, tepatnya di Jl Raya Pemda Keradenan no 96 dengan jajaran direksi yang terdiri dari Dr. Naek L. Tobing dan Horas Sebastian Ebenezer sebagai Komisaris, dan Dr. Marion. E Aritonang sebagai Direktur. Pada tanggal 1 Desember 2008, untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas PT Sanprima Sentosa pindah ke Jl Jend. Sudirman no 52, Bogor. Mengusung visi perusahaan yaitu menjadi dealer yang selalu diminati oleh masyarakat dan menjadi barometer bagi dealer Honda lainnya dan misi perusahaan yaitu membuat sistem yang membuat konsumen menjadi mudah untuk membeli, merawat dan pengantian suku cadang dan berani dalam melakukan terobosan-terobosan. Adanya visi dan misi perusahaan yang baik menjadikan dealer motor PT. San Prima Sentosa patut diperhitungkan eksistensinya diantara dealer motor Honda di Kota Bogor. Pencapaian terbaik perusahaan yaitu pada tahun 2008 sebagai peringkat 3 Dealer Silver Class Reward se-Jawa Barat pada semester 1, peringkat 1 Dealer Silver Class Reward se-Jawa Barat pada semester 1, dan The Best Growth peringkat 1 Se- Jawa Barat.

4.2. Gambaran Umum Responden

Pada penelitian ini, responden yang diambil sebagai sampel adalah calon pembeli sepeda motor yang berada di dalam dealer PT. San Prima Sentosa dan pernah melihat iklan televisi Honda. Responden yang digunakan sebagai obyek penelitian sebanyak 200 orang. Sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Metode ini digunakan karena penulis ingin mengetahui dasar konsumen memilih produk motor Honda. Berdasarkan data dari 200 responden calon pembeli potensial motor Honda, melalui kuesioner karakteristik responden dibagi kedalam jenis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Vario Techno 125 pada PT. Adira Dinamika Multifinance Tebing Tinggi

7 110 146

Pengaruh Brand Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

2 56 106

Pengaruh Penjualan Secara Kredit Terhadap Penjualan Sepeda Motor Honda Pada PT. Capella Dinamik Nusantara Kutacane

62 358 82

Pengaruh Brand Positioning Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

12 68 115

Analisis Periklanan Di Televisi Terhadap Citra Merek Sepeda Motor Honda Pada Mahasiswa FE-Universitas Methodist Medan

0 31 60

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda (studi kasus konsumen sepeda motor merek Honda di kecamatan Ciputat Timur kota Tangerang Selatan)

0 9 147

PENPEMBE Pengaruh Iklan Dan Citra Merk Honda Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor (Studi Kasus : Mahasiswa Ums Pengguna Sepeda Motor Honda Vario Tahun 2015).

0 3 14

PENDAHULUAN Pengaruh Iklan Dan Citra Merk Honda Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor (Studi Kasus : Mahasiswa Ums Pengguna Sepeda Motor Honda Vario Tahun 2015).

0 3 6

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK HONDA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA SCOOPY (Studi Kasus : Pengguna Sepeda Motor Honda Scoopy pada Mahasiswa S1 UNAND).

2 16 76

Pengaruh Citra Merek dan Iklan terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus: Pengguna Sepeda Motor Honda pada Mahasiswa Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung).

1 6 15