Pemasaran Reksadana Pendapatan Tetap

sosial, politik dan keamanan, sehingga diketahuinya ekspektasi pasar Tahap ketiga, membangun portofolio. Dalam tahapan ini portofolio dibangun dengan berbagai metode untuk memaksimumkan tingkat pengembalian yang diinginkan investor. Pada tahap ini dituntut kejelian para manajer investasi untuk melakukan diversifikasi portofolio pada Saham atau Obligasi yang menguntungkan. Tahap keempat, melakukan evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahapan ini dilakukan penentuan patokan dan kinerja portofolio. Hasil yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan patokan, sehingga kelihatan bahwa manajer investasi outperformance atau underperformance . Manajer investasi yang underperformance harus menyusun strategi untuk meningkatkan kinerjanya.

4.5. Pemasaran Reksadana Pendapatan Tetap

Awalnya, Reksadana pendapatan tetap ini dipasarkan sendiri oleh manajer investasi dengan cara merekrut pegawai dan melatih pegawai perusahaan tersebut untuk menjual Reksadana. Tindakan penjualan Reksadana pendapatan tetap dengan kemampuan sendiri terus berlangsung dan kemudian terjadi perubahan penjualan Reksadana dimana bank mulai menawarkan Reksadana pendapatan tetap kepada kliennya. Bila manajer investasi tidak mempunyai lembaga lain yang mempunyai distribusi seperti bank dan asuransi maka perkembangan Reksadana pendapatan tetap tidak seperti yang terjadi saat ini. Penawaran Reksadana pendapatan tetap kepada klien perbankan dimulai oleh Bank American Express dengan manajer investasi PT. Mees Pierson Manajemen Indonesia. Bank Danamon menawarkan produk Reksadana pendapatan tetap yang cukup menarik dan kemudian diikuti oleh bank lainnya. Reksadana pendapatan tetap yang ditawarkan Bank Danamon adalah Reksadana dengan isian portofolio Obligasi rekap. Sampai saat ini sudah banyak bank yang menawarkan Reksadana pendapatan tetap kepada nasabahnya. Hal ini dipengaruhi oleh nasabah bank yang pindah ke Reksadana pendapatan tetap, karena tingkat pengembalian yang tinggi dibandingkan dengan investasi pada Deposito. Perbankan juga saat ini mempunyai pemikiran akan menggandeng manajer investasi dalam rangka menahan nasabahnya, tetapi bank tersebut juga akan memperoleh fee based income. Bahkan fee based income yang diperoleh perbankan tersebut lebih besar dari yang diperoleh manajer investasi. Kecilnya fee yang diterima manajemen dapat mempengaruhi industri Reksadana. Dalam jangka pendek manajer investasi dapat bertahan, tetapi dalam jangka panjang tidak. Tabel 16. Tingkat pengembalian berbagai instrumen investasi dan inflasi Tahun Bursa Saham Kurs US Depo- sito Properti Yield Obligasi Reksa Dana Saham Emas 1996 24,05 3,25 17,03 8,50 2,09 8,38 5,43 2,58 1997 -36,98 95,13 23,92 9,00 -1,87 -16,74 -36,92 43,63 1998 -0,91 72,58 49,23 11,50 -0,04 27,64 39,42 87,50 1999 70,06 -11,53 25,74 11,00 31,38 48,08 85,28 -20,00 2000 -38,50 35,14 12,46 10,50 9,99 -25,25 -40,16 16,67 2001 -5,83 8,39 13,51 9,85 6,37 4,40 -0,80 21,43 2002 8,39 -13,94 12,37 10,00 12,71 15,14 10,57 0,00 2003 62,82 -5,31 10,59 10,50 11,85 33,13 54,14 17,65 2004 44,60 10,21 7,31 10,80 10,31 28,37 42,92 8,00 2005 16,24 6,04 7,41 8,50 8,24 15,11 15,56 6,48 2006 55,30 -8,50 10,44 9,50 0,64 -19,81 47,67 12,83 Sumber: PT.Finansial Bisnis Informasi, 2007. Reksadana pendapatan tetap sebagai instrumen investasi perlu juga diperbandingkan dengan berbagai instrumen investasi, karena investor selalu memperbandingkannya dengan Deposito, Saham dan Properti. Tabel 16 memperlihatkan hasil investasi dari berbagai instrumen investasi. Reksadana pendapatan tetap pernah mengalami tingkat pengembalian negatif pada tahun 1997 dan 1998, dimana nilai Dollar melambung tinggi dan tingkat bunga Deposito juga tinggi pada level 50. Dollar yang tinggi juga terlihat pada tingkat pengembalian investasi emas mencapai 97. Dengan selalu memberikan hasil perbandingan berbagai jenis investasi yang ada, maka diharapkan investor dapat lebih tertarik untuk berinvestasi pada instrumen Reksadana pendapatan tetap tersebut.

4.6. Strategi Pemasaran berdasarkan Segmentasi Investor