Metode Pengukuran Profitabilitas Reksadana

pendapatan tetap yang listing di BEI mulai tahun 2006 – 2008, yaitu 134 perusahaan Reksadana.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1. Metode Pengukuran Profitabilitas Reksadana

Beberapa metode pengukuran kinerja menggunakan ukuran tertentu yang sudah disesuaikan dengan tingkat risikonya risk adjusted performance evaluation telah dikembangkan oleh para ahli ekonomi. Pengukuran kinerja Reksadana juga dapat diturunkan dari capital asset pricing model CAPM yang dikembangkan oleh Sharpe 1966. Tobin 1958 menjelaskan bahwa tujuan utama dari pengukuran kinerja performance measurement adalah meningkatkan berbagai macam hal yang terkait dengan efisiensi. Sementara Webster 1992 menunjukkan bahwa pengukuran kinerja digunakan sebagai alat kontrol dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Sharpe’s Measure Sharpe’s Measure 1966 dapat mengukur kinerja Reksadana dengan mengukur expected return agen penjual untuk setiap unit risiko. Pengukuran oleh Sharpe diturunkan dengan model CAPM dan CML yang dikembangkannya, metode penilaian kinerja portofolio dirumuskan sebagai fungsi dari risk premium relatif terhadap simpangan baku. Risiko yang digunakan dalam indeks ini adalah risiko total σ 2 . Penentuan nilai dari Sharpe’s measure dilakukan dengan persamaan : p f p R R Measure s Sharpe σ − = 3.1 dimana: f p R R − = selisih average return portofolio terhadap risk free σ p = simpangan baku Penggunaan simpangan baku sebagai faktor pembagi menunjukkan bahwa risiko yang diperhitungkan dalam metode ini adalah total risiko yang merupakan gabungan antara risiko yang didiversifikasi unsystematic risk dan risiko yang tidak didiversifikasi systematic risk, yang berarti bahwa unsur diversifikasi portofolio mempengaruhi kinerja portofolio. Treynor’s Measure Sama seperti Sharpe’s measure, Treynor’s measure 1965 juga mengukur expected return untuk setiap unit risiko. Treynor’s measure akan digunakan untuk membandingkan antara excess return portfolio dengan risiko sistematis. Penentuan dari Treynor’s measure ini dapat dilakukan berdasarkan persamaan : p f p R R Measure s Treynor β − = 3.2 dimana: f p R R − = selisih average return portofolio terhadap risk free β p = beta Reksadana pendapatan tetap Pada saat Treynor’s measure bernilai positif berarti Reksadana tersebut mampu menghasilkan return yang lebih tinggi daripada risiko yang harus ditanggungnya. Perbedaannya dengan Sharpe’s measure adalah pada definisi risiko yang digunakan. Treynor’s measure menggunakan risiko sistematik β, karena diasumsikan investor sudah mendiversifikasi unsystematic risk. Dari pengukuran ini terlihat bahwa Reksadana dengan kinerja lebih tinggi untuk setiap unit risiko adalah Reksadana yang dikelola dengan baik, sedangkan Reksadana dengan kinerja lebih rendah untuk setiap unit risiko adalah Reksadana yang tidak dikelola dengan baik. Jensen’s Measure Seperti dalam Treynor’s measure, Jensen 1968 mengasumsikan bahwa investor mendiversifikasi unsystematic risk dan oleh karenanya hanya systematic risk yang dimasukkan dalam mengukur kinerja Reksadana. Αlpha α dalam formula Jensen merupakan intersep dari proses regresi antara excess return Reksadana terhadap excess return dari benchmark dalam penelitian ini digunakan SBI sebagai proxy dari risk free asset. Dengan demikian diperoleh model regresi berikut : f m p f p R R R R − + = − β α 3.3 Berdasarkan pengamatan terhadap data nilai α dapat ditentukan dengan persamaan berikut : [ ] f m p f p p R R R R − + − = β α 3.4 dimana R p – R f : selisih return portfolio terhadap risk free R m – R f : selisih return market terhadap risk free β : beta Reksadana pendapatan tetap Dalam hasil regresi terdapat unsur intercept, yang kemudian dimasukkan kedalam rumus tersebut dengan notasi α alpha. Intercept diterjemahkan sebagai imbal hasil tetap suatu portofolio yang tidak terpengaruh kondisi pasar. Apabila intercept positif, maka portofolio tersebut lebih superior dari pada portofolio pasar, karena menghasilkan imbal hasil diatas imbal hasil pasar, sedangkan bila intercept negatif, maka portofolio tersebut lebih inferior dari pada portofolio pasar. Pada persamaan regresi sederhana, intercept positif digambarkan sebagai titik potok garis persamaan pada sumbu Y yang berada diatas titik nol, sementara negatif berada di bawah nol.

3.4.2. Mengukur Efisiensi Reksadana