Hasil pemeringkatan ini dapat dijadikan pedoman yang berguna bagi para investor untuk menginvestasikan dananya. Kesepuluh Reksadana pendapatan
tetap ini merupakan pilihan yang tepat dan terbukti mampu menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi serta pengelolaan dana yang baik, sehingga investor
tidak perlu khawatir untuk menempatkan dananya dalam jangka panjang, karena dalam situasi kritispun Reksadana tersebut tetap mampu memberikan imbal hasil
yang tinggi. Para manajer investasi Reksadana tersebut terbukti sangat jitu dalam
mengalokasikan portofolio pada instrumen-instrumen yang menguntungkan, terutama pada Obligasi atau surat utang pemerintah maupun swasta yang sangat
profitable dan mampu mempertahankan nilainya dalam kondisi perekonomian
yang tidak stabil.
4.4. Kajian Pengelolaan Portofolio Reksadana
Sebelum mengkaji lebih jauh mengenai strategi pemasaran, perlu dirumuskan oleh pengelola Reksadana pendapatan tetap terbaik, dalam rangka
membahas strategi pengelolaan portofolio Reksadana pendapatan tetap untuk menghasilkan Reksadana superior. Ada lima tahapan dalam pengelolaan investasi
yang perlu diperhatikan oleh pengelola Reksadana pendapatan tetap, yaitu : 1.
Penentuan tujuan investasi. 2.
Pembentukkan kebijakan investasi. 3.
Pemilihan strategi portofolio. 4.
Pemilihan aset. 5.
Pengukuran dan evaluasi kinerja.
Proses pengelolaan investasi tersebut dapat diperhatikan pada Gambar 10. Gambar tersebut memperlihatkan evaluasi kinerja yang merupakan input dari
tahap penentuan tujuan investasi yang kemudian dapat mengubah tahap pertama sampai ke tahap keempat.
Gambar 10. Proses pengelolaan investasi Tahap pertama adalah penentuan tujuan investasi. Penentuan tujuan
investasi tergantung dari investonya. Misalnya, asuransi jiwa menjual berbagai produk asuransi, dimana perusahaan asuransi tersebut menjanjikan sejumlah
keuntungan pada suatu waktu di masa datang atau arus kas dalam sebuah periode. Bila bank mengeluarkan produk investasi dengan biaya tertentu misalnya tingkat
15 bank tersebut dapat memberikan pinjaman ke pihak ketiga tidak lebih kecil dari biayanya atau bank tersebut harus mengambil premium atau dalam
perbankan dikenal dengan spread. Tahap kedua membentuk kebijaksanaan investasi untuk memenuhi tujuan
investasi tersebut. Penentuan kebijakan investasi dimulai dengan penentuan alokasi aset. Alokasi aset dapat ditentukan berdasarkan tujuan investasi tersebut.
Penentuan Tujuan Investasi
Pembentukan Kebijakan Investasi
Pemilihan Strategi Portofolio
Pemilihan Aset
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Misalnya, seorang investor berumur 55 tahun menginginkan dananya tidak berkurang karena lima tahun lagi akan pensiun dan ingin menikmati pensiun. Oleh
karenanya, investor ini lebih disarankan alokasi asetnya mendekati 100 pada instrumen berpendapatan tetap. Setelah mengetahui alokasi aset, selanjutnya
batasan constraint yang dimiliki oleh investor; misalnya besarnya alokasi aset agar risiko yang yang dimiliki tidak berubah, bahkan disesuaikan dengan regulasi
yang ada, asuransi melakukan investasi pada sebuah institusi tidak lebih dari 10 aset yang dimiliki. Perpajakan juga harus diperhatikan untuk membuat kebijakan
investasi, misalnya dana pensiun tidak dikenakan pajak bila investasi pada Deposito individual dikenakan pajak final 15.
Dalam hal alokasi aset, ada tiga pendekatan yang sedang berlaku saat ini. Pendekatan pertama dikenal dengan Aset Alokasi Strategis Strategic Asset
Allocation yang merupakan hasil konsekuensi dari optimisasi means-varians,
dimana aset alokasinya untuk jangka panjang. Dalam hal ini tidak adanya keputusan berdasarkan kondisi pasar.
Pendekatan kedua dikenal dengan Aset Alokasi Taktis Tactical Asset Allocation
yang mempunyai pandangan bahwa manajer investasi dapat mengalahkan pasar. Disamping itu, umumnya manajer investasi tidak mempunyai
konsensus dalam keadaan pasar di masa mendatang, bahkan dikatakan bahwa pasar dalam situasi inefisien. Untuk mengalahkan pasar, manajer investasi
memanfaatkan kondisi pasar market timing opportunity. Pendekatan ini sering merekomendasikan perdagangan kontrarian contrarian trades, dimana penganut
strategi ini merekomendasikan pembelian penjualan aset ketika pasar turun naik. Pendekatan ketiga dikenal dengan Aset Alokasi Dinamis Dynamic Asset
Allocation yang hampir menyerupai Aset Alokasi Strategis karena sama-sama
mempunyai pandangan bahwa pasar tidak dapat dikalahkan, maka dilakukan penyesuaian terhadap aset alokasi. Pendekatan ini melakukan proteksi terhadap
arus pendapatan portofolio dan mencoba menghilangkan downside risk yang dihadapi portofolio pengendalian risiko. Pendekatan ini disebut juga Asuransi
Portofolio Portfolio Insurance. Tahapan ketiga yaitu pemilihan strategi portofolio. Strategi portofolio
yang sering dikenal adalah Pengelolaan Portofolio Aktif dan Pasif. Dalam strategi portofolio aktif, periode pengelolaan sangatlah temporer dimana manajer investasi
seringkali mengganti Obligasi yang merupakan aset alokasi terbesar dari Reksadana pendapatan tetap untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang
tinggi. Dalam hal ini, manajer investasi tidak merasa rugi bila melakukan cut-loss, jika ada Obligasi lain yang menjanjikan pengembalian tinggi dibandingkan
dengan Obligasi yang dimiliki saat ini. Ada dua pandangan penting untuk sukses dalam mengelola portofolio
aktif, yaitu harus mempunyai ide bagus bagaimana pandangan alternatif investasi yang lain dan harus tidak setuju dengan konsensus atau tidak setuju terhadap
gelombang pergerakan harga Obligasi. Pengelolaan portofolio aktif selalu berkonsentrasi pada jumlah Obligasi kecil dikenal dengan pemilihan Obligasi
bond selection dan melakukan perubahan keluar atau masuk dengan portofolio yang dikenal dengan pendekatan kondisi pasar market timing.
Oleh karenanya, pekerjaan manajer investasi bukanlah meramalkan tingkat pengembalian secara akurat, tetapi meramalkan secara akurat dibandingkan
dengan tingkat pengembalian pasar. Strategi Portofolio aktif ini dapat disingkat
dalam kotak pertama pada Tabel 14, dimana manajer investasi harus mempunyai kemampuan baik dalam memilih Obligasi yang harganya di bawah harga wajar
undervalued. Strategi kedua dalam mengelola portofolio dikenal dengan strategi
pengelolaan pasif, yang merupakan lawan dari strategi pengelolaan aktif. Dalam strategi ini diasumsikan bahwa pasar sangatlah efiisien dan akibatnya manajer
investasi tidak dapat sukses dalam mengelola portofolio dengan pendekatan kondisi pasar market timing dan pemilihan Obligasi. Oleh karenanya, portofolio
harus sangat terdiversifikasi dangan tingkat risiko yang ditentukan sebelumnya dan Saham-Saham yang menjadi portofolio tidak banyak berubah untuk jangka
panjang. Strategi portofolio pasif ditandai dengan tingkat turnover perdagangan cukup kecil, biaya transaksi kecil selalu mengurangi pengeluaran pengelolaan dan
risiko cukup kecil. Strategi ini dapat diperhatikan pada kuadran keempat, dimana manajer investasi mempunyai kemampuan lemah dalam meramalkan pasar dan
memilih Obligasi yang harganya di bawah nilai wajar undervalued. Tabel 15. Matriks keputusan taktik portofolio
Kemampuan Meramalkan Pasar Kemampuan Menilai
Sekuritas
Undervalue Bagus
Good Lemah Poor
Bagus Good
1. Konsentrasi pada sejumlah
Obligasi yang undervalue 2.
Ubah risiko Obligasi beta ke atas dan ke bawah
rataan jangka panjang berdasarkan ramalan pasar
1. Konsentrasi pada
sejumlah Obligasi yang undervalue
2. Pertahankan beta stabil
pada tingkat yang diharapkan dalam
jangka panjang
Lemah Poor
3. Investasi dengan
diversifikasi yang sangat luas Obligasi terdaftar
4. Ubah risiko Obligasi beta
ke atas dan ke bawah rataan jangka panjang
berdasarkan ramalan pasar 3.
Investasi dengan diversifikasi yang
sangat luas Obligasi terdaftar
4. Pertahankan beta stabil
pada tingkat yang diharapkan dalam
jangka panjang Sumber: Diterjemahkan dari Ambachtsheer, 1972.
Tahapan keempat dalam portofolio adalah pemilihan aset. Tahapan ini dapat dilakukan setelah strategi portofolio dipilih. Untuk itu dibutuhkan
pengetahuan pemilihan Saham, terutama untuk strategi portofolio aktif. Tahapan ini mencoba mendapatkan Saham yang harganya masih murah undervalued.
Dalam memilih Saham ini ada beberapa pendekatan perhitungan harga Obligasi yang dapat digunakan, yaitu manajer investasi berusaha membentuk sebuah
portofolio efisien yang memberikan tingkat pengembalian tinggi pada tingkat risiko tertentu, atau risiko terendah dengan tingkat pengembalian tertentu.
Tahapan terakhir melakukan pengukuran, serta evaluasi kinerja dan dari portofolio. Dalam hal ini tingkat pengembalian portofolio, serta risikonya dihitung
dan dibandingkan dengan patokan benchmark. Hasil dan tahapan ini merupakan input
kepada tahapan pertama untuk melakukan perubahan. Pemilihan patokan harus hati-hati. Misalnya, pemilikan Indeks Harga Obligasi Gabungan yang
dihitung Bursa Efek Indonesia BEI untuk menjadi patokan portofolio Obligasi tidaklah tepat, karena Indeks Harga Obligasi Gabungan tersebut tidak menyatakan
keadaan pasar yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan indeks tersebut terlalu rendah kenaikannya ketika harga naik dan penurunannya terlalu rendah, ketika harga
turun yang disebabkan harganya dengan harga tertutup. Tahapan tersebut dapat dipadatkan menjadi empat tahapan seperti yang
dikemukakan oleh Maginn and Tuttle 1990, yaitu pertama menentukan tujuan investor preferensi dan batasan-batasan constraints dalam rangka
mengidentifikasi dan menentukan pengembangan kebijakan investasi. Kedua, menentukan ekspektasi pasar. Dalam tahapan ini dilakukan
ekspektasi pasar dengan memperhatikan indikator ekonomi yang relevan, faktor
sosial, politik dan keamanan, sehingga diketahuinya ekspektasi pasar Tahap ketiga, membangun portofolio. Dalam tahapan ini portofolio
dibangun dengan berbagai metode untuk memaksimumkan tingkat pengembalian yang diinginkan investor. Pada tahap ini dituntut kejelian para manajer investasi
untuk melakukan diversifikasi portofolio pada Saham atau Obligasi yang menguntungkan.
Tahap keempat, melakukan evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahapan ini dilakukan penentuan patokan dan kinerja portofolio. Hasil yang diperoleh tersebut
dibandingkan dengan patokan, sehingga kelihatan bahwa manajer investasi outperformance
atau underperformance
. Manajer investasi yang underperformance
harus menyusun strategi untuk meningkatkan kinerjanya.
4.5. Pemasaran Reksadana Pendapatan Tetap