commit to user 20
mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lain yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar berfikir.
Menurut Johnson dan Rising Winataputra,1992:120 dalam bukunya mengatakan bahwa “matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan,
pembuktian yang logik, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan
simbol dan padat lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada bunyi”. Reys,dkk Winataputra,1992:120 berpendapat bahwa “matematika
adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat”.
James dan James dalam Winataputra 1992:120 didalam kamus matematikanya mengatakan bahwa “matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis dan geometri”. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Matematika adalah ilmu tentang logika, bentuk, susunan, besaran, konsep-konsep aljabar, geometri, kalkulasi
penalaran logik dan berhubungan dengan bidang studi lain.
h. Pembelajaran matematika
Pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah dimaksudkan sebagai proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana
lingkungan kelassekolah yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika di sekolah.
Menurut Nyimas Aisyah 2007:1.4 Pembelajaran Matematika adalah guru sebagai salah satu perancang proses, proses yang sengaja dirancang
selanjutnya disebut proses pembelajaran, siswa sebagai pelaksanaan kegiatan belajar, dan matematika sekolah sebagai obyek yang dipelajari.
Bruner dalam Nyimas Aisyah 2007:1.5 Pembelajaran Matematika adalah pembelajaran yang mempelajari mengenai konsep-konsep dan struktur-
commit to user 21
struktur matematika yang terdapat di dalam materi, serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah proses yang dirancang dengan tujuan untuk menciptakan
suasana yang memungkinkan siswa mempelajari hubungan antara konsep-konsep dan struktur- struktur matematika.
Brunner dalam Nyimas Aisyiah 2007:5 menyatakan, bahwa dalam belajar Matematika ada tiga tahapan yaitu : 1 Enaktif, 2 Ikonik, 3 Simbolik.
1 Enaktif
Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlibat langsung dalam memanipulasi mengotak-atik objek.
2 Ikonik
Tahap Ikonik yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengalaman yang dipresentasikan diwujudkan dalam bentuk bayangan visual visual imaginary,
gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkret pada tahap Enaktif.
3 Simbolik
Dalam tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang- lambang objek tertentu.
Pembelajaran matematika di SD pada dasarnya berawal dari konkrit ke abstrak dan dari sederhana ke kompleks. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
guru adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dapat
terjadi proses saling membantu diantara anggota-anggota kelompok untuk memahami konsep-konsep matematika dan memecahkan masalah matematika
dengan kelompoknya. Sedangkan penggunaan media dalam pembelajaran matematika sangat menunjang, karena dengan menggunakan media pembelajaran
siswa lebih mudah memahami konsep matematika yang abstrak. Untuk itu perlu dikembangkannya proses belajar matematika yang
menyenangkan, memperhatikan keinginan siswa, membangun pengetahuan dari apa yang diketahui siswa, menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan
commit to user 22
belajar, memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, memberikan kegiatan yang menantang, memberikan kegiatan yang memberi
harapan keberhasilan, menghargai setiap pencapaian siswa. Berdasarkan uraian di atas, untuk mempelajari matematika diperlukan
peranan guru, kemampuan memilih metode pembelajaran yang tepat agar siswa merasa nyaman, dan mudah serta aktif dan senang belajar matematika. Metode
pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan matematika dapat merangsang siswa untuk aktif dan senang dalam mengikuti pelajaran matematika yang selama ini
berkesan menakutkan dan membosankan. Sedangkan penggunaan media pembelajaran yang baik dan sesuai dengan materi pelajaran, khususnya
matematika dapat menumbuh kembangkan keaktifan dan kreatifitas siswa selama mengikuti pelajaran. Pembelajaran yang selama ini berkesan monoton dan
membosankan akan berubah menjadi pembelajaran yang menyenangkan.
i. Tujuan Pembelajaran Matematika