kegiatan pada unit-unit yang terpisah departemen atau bidang- bidang fungsional suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
5 Dukungan manajemen yaitu sejauh mana para pimpinan organisasi dapat memberikan komunikasi atau arahan, bantuan
serta dukungan yang jelas terhadap pegawai. Dukungan tersebut dapat berupa adanya upaya pengembangan kemampuan para
pegawai seperti mengadakan pelatihan.
6 Kontrol yaitu adanya pengawasan dari para pimpinan terhadap para pegawai dengan menggunakan peraturan-peraturan yang
telah ditetapkan demi kelancaran organisasi. Pengawasan menurut Handoko 2008: 360 dapat didefinisikan sebagai proses
untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi tercapai.
7 Sistem imbalan yaitu sejauh mana alokasi imbalan seperti kenaikan gaji, promosi, dan sebagainya didasarkan atas prestasi
kerja pegawai, bukan sebaliknya didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.
8 Toleransi terhadap konflik yaitu sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka
guna memajukan organisasi, dan bagaimana pula tanggapan organisasi terhadap konflik tersebut.
9 Pola komunikasi yaitu sejauh mana komunikasi dalam organisasi yang dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal dapat
berjalan baik. Menurut Handoko 2008: 272 komunikasi itu sendiri merupakan proses pemindahan pengertian atau informasi
dari seseorang ke orang lain. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat memenuhi kebutuhan sasarannya,
sehingga akhirnya dapat memberikan hasil yang lebih efektif.
3. Tinjauan tentang Motivasi Kerja
Motivasi berasal dari kata latin Movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya bisa diberikan kepada manusia, khususnya
kepada bawahan, pengikut atau setiap anggota pada organisasi. Motivasi merupakan persoalan yang berkaitan dengan bagaimana caranya mendorong
gairah seseoramg agar mau berkerja keras dengan memberikan seluruh kemampuan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Motivasi sangat
dibutuhkan di sebuah organisasi karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu dalam sebuah organisasi dapat bekerja keras dan antusias untuk
mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
a. Pengertian Motivasi Kerja
Dengan mengetahui perilaku manusia, apa sebabnya orang mau bekerja dan kepuasan-kepuasan apa yang dinikmatinya karena bekerja,
maka seorang manajer akan lebih mudah memotivasi bawahannya. Tingkah laku seseorang dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan,
kebutuhan, tujuan dan kepuasannya. Rangsangan timbul dari diri sendiri internal dan dari luar eksternal = lingkungannya. Rangsangan ini akan
menciptakan “motif dan motivasi” yang mendorong orang bekerja untuk memperoleh kebutuhan dan kepuasaan dari hasil kerjanya. Sedangkan
kerja merupakan sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Motif dapat diartikan sebagai Driving Force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan berbuat dengan tujuan tertentu.
Menurut Malayu SP. Hasibuan 2007: 95 “motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang, setiap motif
mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai”. Setiap manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan. Keinginan
untuk berhasil dan ketakutan akan gagal. Begitu pula dengan para pekerja yang mempunyai motif tertentu dan mengharapkan kepuasaan dari hasil
pekerjaannya. Dari hal ini munculah motivasi yang mendorong manusia untuk mencapai apa yang diinginkannya. Menurut Robbins Malayu S.P.
Hasibuan, 2007: 96 “motivasi merupakan suatu kerelaan untuk usaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi
oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan indvidu”. Motivasi pada dasarnya merupakan suatu kekuatan yang dimiliki
oleh seseorang. Seperti yang telah dikemukakan diatas, motivasi timbul karena adanya motif dari orang tersebut dan dorongan baik internal
maupun eksternal. Menurut Malayu S.P. Hasibuan 2007: 95, “motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasaan”. Didukung
oleh pernyataan Harold Koontz Malayu S.P. Hasibuan, 2007: 95 bahwa “motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan suatu
kebutuhan atau tujuan”. Siagian 1996: 138 berpendapat mengenai pengertian motivasi
bahwa: Motivasi sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seseorang
anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan
kemampuannya dalam bentuk keahlian maupun keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi
yang telah ditentukan sebelumnya.