c Teori Pengukuhan Teori ini didasarkan atas hubungan sebab akibat dari
perilaku dengan pemberian kompensasi. Terdiri dari dua jenis yaitu pengukuhan positif dan pengukuhan negatif.
4. Hubungan Budaya Organisasi dan Motivasi dengan Kinerja Pegawai
Karyawan secara konstan dikelilingi oleh budaya organisasi. Budaya organisasi membentuk latar belakang yang berkaitan dengan lingkungan,
kondisi kerja, sikap, perilaku, serta persepsi karyawan pada organisasi tempat mereka bekerja. Behaviour atau perilaku merupakan bagian dari budaya yang
berkaitan dengan kinerja sebab dengan berperilaku seseorang akan dapat memperoleh yang Ia kehendaki dan yang Ia harapkan. Perilaku-perilaku yang
dihasilkan oleh pegawai merupakan hasil dari motivasi yang ia dapatkan di lingkungan organisasi. Dalam penelitian Kotter dan Heskett atas 207
perusahaan di dunia yang aktifitasnya berada di Amerika Serikat didapat empat kesimpulan yang telah dirangkum Moh.Pabundu Tika, 2006 : 139
antara lain sebagai berikut : 1.Budaya organisasi dapat mempunyai dampak yang berarti dalam
kinerja organisasi jangka panjang 2.Budaya organisasi mungkin akan menjadi suatu faktor yang bahkan
lebih penting lagi dalam menentukan keberhasilan organisasi dalam dasawarsa yang akan datang. Budaya yang menomorsatukan kinerja
mengakibatkan dampak kinerja negtif dengan berbagai alasan. Alasan utama adalah kecenderungan menghambat organisasi-organisasi
dalam menerima perubahan-perubahan taktik dan strategi yang dibutuhkan
3.Budaya organisasi yang menghambat peningkatan kinerja jangka panjang cukup banyak, budaya-budaya mudah berkembang bahkan
dalam organisasi yang penuh dengan orang pandai dan berakal sehat. Budaya-budaya yang mendorong perilaku yang tidak tepat dan
menghambat perubahan kearah strategi yang lebih tepat, cenderung muncul perlahan-lahan tanpa disasari dalam waktu bertahun-tahun,
biasanya sewaktu organisasi bekerja baik
4.Walaupun sulit untuk diubah, budaya organisasi dapat dibuat agar bersifat lebih meningkatkan kinerja
Kotter dan Heskett 1997: 70 juga mengatakan bahwa: Budaya yang kuat dapat menghasilkan efek
yang sangat mempengaruhi individu dan kinerja, bahkan dalam suatu lingkungan
bersaing pengaruh tersebut dapat lebih besar daripada faktor- faktor lain seperti struktur organisasi, alat analisis keuangan, kepemimpinan
dan lain –lain. Budaya organisasi yang mudah menyesuaikan dengan perubahan jaman adaptif adalah yang dapat meningkatkan kinerja.
Budaya organisasi dan pemberian motivasi yang baik dan secara optimal diterapkan pada sebuah organisasi tentunya akan memberikan
pengaruh yang positif pula bagi terciptanya kinerja pegawai. Karena budaya organisasi merupakan pedoman yang harus dipegang bagi setiap anggota
organisasi dalam menentukan sikap. Sedangkan Lako 2004 :28
mengungkapkan bahwa : Hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja diyakini oleh
para ilmuwan perilaku organisasi dan manajemen serta sejumlah peneliti akuntansi. Mereka menyatakan bahwa budaya organisasi
diyakini merupakan faktor penentu utama terhadap kesuksesan kinerja suatu
organisasi. Keberhasilan
suatu organisasi
untuk mengimplementasikan
aspek-aspek atau
nilai-nilai budaya
organisasinya dapat mendorong organisasi tersebut tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Pengelolaan secara efektif terhadap
budaya organisasi dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif.
Budaya organisasi yang kuat akan membantu organisasi dalam memberikan kepastian kepada seluruh pegawai untuk berkembang bersama,