2 Keyakinan. Mengandung nilai-nilai yang dapat berbentuk visi-misi, slogan,motto ataupun tujuan dan prinsip-prinsip yang dimiliki
organisasi. 3 Pemimpin. Seorang pencipta yang dapat mengembangkan dan
mengembangkan budaya organisasi. 4 Pedoman mengatasi masalah. Masalah yang biasanya muncul dalam
organisasi adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal. Kedua masalah tersebut dapat diatasi dengan asumsi dasar dan keyakinan
yang dianut bersama anggota organisasi. 5 Nilai. Budaya organisasi memerlukan adanya saling berbagi nilai
terhadap apa yang diinginkan dan yang paling baik. 6 Pewaris. Asumsi dasar dan keyakinan yang dimiliki oleh sebuah
organisasi perlu diwariskan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi sebagai pedoman untuk bertindak dan berperilaku dalam
organisasi tersebut. 7 Adaptasi. Adanya penyesuaian anggota kelompok terhadap peraturan
dan norma yang berlaku dalam kelompok atau organisasi tersebut, serta adaptasi organisasi terhadap adanya perubahan lingkungan.
e. Budaya Organisasi yang Kuat
Pertanyaan yang sering muncul adalah terkait budaya organisasi macam apa yang sebaiknya dibangun untuk menciptakan iklim organisasi
yang harmonis untuk kesuksesan kinerja yang berkelanjutan. Menurut Schein Andreas Lako, 2004: 38, “inisiatif dan dorongan untuk
membentuk atau membangun suatu budaya organisasi seharusnya berasal dari pemimpin karena memiliki potensi terbesar untuk melekatkan dan
memperkuat aspek-aspek budaya melalui lima mekanisme”. Lima mekanisme yang memperkuat aspek-aspek budaya menurut Schein
Andreas Lako, 2004: 38 antara lain sebagai berikut : 1
Attention. Pemimpin
dapat mengkomunikasikan
prioritas-prioritas, values, dan fokus perhatian mereka melalui pilihan terhadap
sesuatu yang dapat ditanyakan, diukur, dikomentari, dipuji dan dikritik. Kebanyakan aktivitas tersebut terjadi selama aktivitas
monitoring dan perencanaan.
2 Reaction to Crisis
Krisis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku organisasi karena emosionalitas terhadap krisis tersebut dapat
meningkatkan potensi untuk belajar tentang nilai-nilai dan asumsi-asumsi dasar organisasi.
3 Role Modelling
Pemimpin dapat mengkomunikasikan nilai-nilai dan harapan- harapan melalui tindakan-tindakan mereka sendiri, khususnya
tindakan-tindakan yang menunjukkan loyalitas khusus, self- sacrifice dan pelayanan melampaui tanggung jawab mereka.
4 Allocation of Rewards
Kriteria yan digunakan untuk mengalokasikan rewards, seperti kenaikan pembayaran atau promosi tentang apa yang dinilai
oleh pemimpin dan organisasi.
5 Criteria for Selection and Dismissal
Dimana pemimpin dapat mempengaruhi budaya dengan merekrut orang-orang yang memiliki values, skills, atau sifat-
sifat tertentu atau mempromosikannya ke posisi-posisi yang memiliki autoritas.
Menurut Luthans Andreas Lako, 2004: 41 ada tujuh langkah dalam membentuk budaya organisasi yang efektif yaitu :
1 Penyeleksian terhadap entry-level personnel 2 Placement on The Job terhadap karyawan baru yang
dinyatakan diterima 3 Penguasaan pekerjaan atau Job Mastery dengan ekstensif dan
memperkuat pengalaman lapangan 4 Pengukuran dan penghargaan dan sistem pengendalian yang
dengan cermat disaring untuk memperkuat perilaku demi kesuksesan organisasi di pasar
5 Kepatuhan terhadap the firm’s most important values 6 Memperkuat sejarah dan cerita organisasi yang sudah ada
7 Pengakuan dan promosi terhadap para individual yang sudah
melakukan pekerjaan mereka dengan baik
Jadi dalam membentuk budaya organisasi yang efektif dan kuat pada dasarnya terletak pada seorang pemimpin yang mampu mengatur
seluruh anggota organisasi agar dapat mengekspresikan potensi mereka yang terikat dalam satu perilaku yang selaras dengan tujuan
organisasional serta dapat menciptakan iklim yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan dan perkembangan lingkungan
f. Fungsi Budaya Organisasi
Pada hakikatnya sebuah budaya organisasi harus bisa diandalkan bagi suatu organisasi. Karena tidak hanya berfungsi bagi organisasi tetapi
juga bagi konsistensi para pegawainya. Berkaitan dengan budaya organisasi, akan diungkapkan pendapat dari beberapa para ahli. Menurut