PRATUGAS PENDAMPING DESA TEKNIK INFRASTRUKTUR
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 149
dilakukan  oleh  masyarakat  sendiri.  Setiap  kali  Kader  Teknik  berkunjung  ke  lapangan, harus  melakukan  penilaian  paling  sedikit  secara  visual  terhadap  kualitas.  Pada
kesempatan  lain,  hal  yang  sama  harus  dilakukan  oleh  kelompok  kerja,  pelaksana,  tim monitoring, dan masyarakat.
1. Administrasi
Salah  satu  tugas  pokok  seorang  Kader  Teknik  adalah  menjaga  kualitas  administrasi pelaksana  desa  khusus  kegiatan  pembangunan  prasarana.  Bendahara  desa
bertanggung jawab untuk pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran dana, dan sebulan  sekali  pembukuan  diperiksa  dan  ditandatangani  oleh  kepala  desa,  pelaksana,
dan  Kader  Teknik.
Pemeriksaan  insidental  harus  selalu  dilakukan  dan  kualitas pembukuan  dijaga  dengan  ketat.  Setiap  item  dalam  buku  kas  dikaitkan  dengan  bukti
pengeluaran atau  penerimaan  dana,  dengan  pakai  kode  bukti.   Pembukuan  dilakukan agar  manajemen  selalu  tahu  saldo  dana  berapa,  sisa  alokasi  dana  berapa,  dan  dana
dikeluarkan  kepada  siapa.  Sesuai  prinsip  akuntabilitas  dan  transparansi,  pembukuan dapat diperiksa oleh siapa saja, kapan saja.
Pada  saat  tertentu,  pelaksana  desa  menyiapkan  Laporan  Penggunaan  Dana LPD sebagai pertanggungjawaban penggunaan dana yang sudah diterima. LPD terdiri
dari  rekapitulasi  penerimaan  dan  pengeluaran,  dengan  dilampirkan  bukti-bukti  dan tanda  terima  barang.  Selain  laporan  keuangan  ini,  pelaksana  desa  juga  harus
menyiapkan laporan bulanan.Laporan ini terdiri dari laporan kemajuan fisik dan biaya, data  tenaga  kerja  yang  diperlukan  angkatan  kerja  dan  Hari  Orang  Kerja,  baik  umum
maupun khusus Rumah Tangga Miskin, serta permasalahan yang dihadapi.
2. Pertanggungjawaban kepada masyarakat
Selama  program  berjalan  di  desa,  pelaksana  desa  harus  mempertanggungjawab  kan kepada  masyarakat,  dengan  menggunakan  data  LPD  sebagai  dasar.  Dijelaskan  apa
yang telah terjadi, mengapa keputusan diambil,  perubahan dari rencana awal termasuk perubahan  harga  atau  jadwal,  dan  permasalahan  yang  pernah  atau  masih  dihadapi.
Pada akhir pembangunan, dibuat pertanggung-jawaban sekali lagi sebagai penyerahan kembali kegiatan yang telah dilakukan kepada desa dalam Serah Terima.
3. Menyelesaikan masalah
Pendamping membantu desa menyelesaikan masalah, tetapi untuk masalah teknis dan manajemen  konstruksi  Kader  Teknik  lebih  berperan.  Penyelesaian  masalah  dapat
dilakukan dengan banyak cara, termasuk penggunaan metode analisis masalah  secara Rasional  maupun  metode  Berpikir  ke  Samping.  Identifikasi  dan  penyelesaian  masalah
pasti  dapat  perhatian  khusus  pada  kunjungan  TAPM  atau  Tim  Koordinasi  Kabupaten Kota ke Desa.
PRATUGAS PENDAMPING DESA TEKNIK INFRASTRUKTUR
150
| Modul Pelatihan Pratugas Pendamping Desa Teknik Infrastruktur
4. Membuat Berita Acara Revisi
Apa yang dibangun belum  tentu sama dengan rencana awal itu situasi normal. Justru membuat  semua  sesuai  dengan  rencana  awal  dianggap  tidak  normal.Perubahan  dari
rencana  awal  selalu  dapat  dilakukan  dengan  mengikuti  prosedur  yang  ada.Perubahan mungkin disebabkan bencana alam, dengan merusak pekerjaan yang sudah dibuat atau
mengubah kebutuhan masyarakat. Perubahan juga dapat dilakukan dengan perubahan situasi,  seperti  kenaikan  harga  pasaran,  kesulitan  untuk  menjalankan  akses  ke  desa,
desain  yang  ternyata  belum  sesuai  dengan  keadaan,  pekerjaan  yang  harus  banyak diulang karena masalah kualitas, debit air yang tidak seperti yang disurvei, dan seribu
alasan lain.
Revisi  dapat  diajukan  untuk  mengoptimalkan  sisa  dana  yang  ada.  Hanya  satu kendala,  tidak  boleh  menambah  biaya  bantuan  dari  program.  Jika  perlu  penambahan
biaya,  dana  tersebut  harus  berasal  dari  swadaya  masyarakat  atau  donatur  yang  lain. Revisi  dilakukan  sesudah  Berita  Acara Revisi  dibuat  oleh pelaksana  Desa dan  disetujui
Kader  Teknik.  Berita  Acara  Revisi  dilengkapi  gambar  teknis  yang  menunjukkan perubahan  dan  perubahan  perhitungan  RAB,  serta  alasan  untuk  mengubah  rencana
awal.
5. Pemeriksaan Pelaksanaan
Salah  satu  cara  mendorong  kualitas  fisik  yang  baik  adalah  melakukan  pemeriksaan prasarana pada saat sedang dilaksanakan. Tersedia banyak formulir dan petunjuk untuk
pemeriksaan kualitas, termasuk faktor yang mendukung manfaat dan fungsi prasarana, daya  tahan  prasarana,  kemudahan  dalam  pemeliharaan,  dan  dampak  terhadap
lingkungan.  Kader  Teknis
dapat  melakukan  pemeriksaan  setiap  saat.  Format  dan petunjuknya  dapat  digunakan  dalam  pelatihan  teknis  untuk  pelaksana  desa.  Dalam
melakukan  pemeriksaan  teknis,  setiap  aspek  dari  jenis  prasarana  dapat  dinilai  Cukup memenuhi syarat teknis, Agak Kurang masih terdapat bagian yang belum memenuhi
syarat  teknis,  atau  Kurang  pada  umumnya  belum  memenuhi  syarat  teknis,  atau  ada bagian  yang  sangat  jelek.  Tidak  harus  memeriksa  setiap  item  yang  ada  pada
formulirnya hanya yang sudah dapat diperiksa.
Formulir  pemeriksaan  juga  digunakan  oleh  pemeriksa  lain,  termasuk  TAPM,  tim kabupaten,  tim  provinsi,  tim  nasional,  dan  misi  supervisi.    Format  pemeriksaan  juga
dapat  digunakan  pasca  konstruksi  untuk  menilai  daya  tahan  sarana  prasarana  dan tingkat pemeliharaan.
Salah  satu  kegunaan  format  pemeriksaan  prasarana  sebagai  pancuan  dalam melaksanakan  kunjungan  silang  cross-visit  atau  pemeriksaan  pra-audit.  Kedua
pemeriksaan tersebut, prasarana diperiksa oleh wakil dari desa lain.  Untuk cross-visit, tamu  biasanya  dari  desa  lain  di  kecamatan  yang  sama.  Untuk  pra-audit  tamu  berasal
dari  desa-desa  di  kecamatan  lain.  Hasil  pemeriksaan  cross-visit  maupun  pra-audit dijelaskan  kepada  wakil  desa  yang  diperiksa,  sebagai  umpan  balik  yang  dapat
digunakan untuk memperbaiki keadaannya sebelum pemeriksaan akhir atau audit dari instansi pemeriksaan pemerintah Bawasda atau BPKP.
PRATUGAS PENDAMPING DESA TEKNIK INFRASTRUKTUR
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 151
Pemeriksaan  dari  PD-TI  dan  PD-P,  TA-ID,  atau  konsultan  provinsi  dan  nasional, diharapkan mengisi buku bimbingan. Buku bimbingan adalah sebuah buku yang selalu
siap diisi di Posko desa.Buku ini diisi oleh PD-TI dan PD-P dengan pembimbingannya, yang  berupa  temuan  dan  saran  perbaikan  yang  dijelaskan  dan  dilengkapi  sketsa  bila
perlu. Tim desa menulis tanggapan atas pembimbingan tersebut, dan diparaf oleh PD- TI  dan  PD-P  kalau  sudah  dibaca.  Parafnya  berarti  sudah  dibaca,  bukan  disetujui.  Bila
tidak disetujui, pembimbingan diisi dengan tanggapan dari PD-TI dan PD-P.
Buku  bimbingan  sebaiknya  diisi  oleh  pendamping.  Bila  diperiksa  bersama  Tim TAPM, maka komentar TAPM dijelaskan kepada pendamping, kemudian ditulis di buku.
Jika  TAPM  atau  supervisor  lain  memeriksa  sendiri,  boleh  menulis  langsung  di  buku bimbingan tetapi tanggapan tetap diparaf oleh PD-TI dan PD-P sendiri.
Hasil  pemeriksaan  juga  dapat  menentukan  isi  dari  In-Service  Training  para pelaksana desa dan On-the-Job Training kepada pelaku di desa. Semua ini ditentukan
oleh  PD-TI  dan  PD-P, dengan  bantuan  pelaksana  desa  dan  tim  desa.  Pemeriksaan
dilakukan pada saat kemajuan fisik cukup maju, seperti 30. Diperiksa lagi sekitar 60 dan  pada  saat  pelaksanaan  selesai.Jika  kualitas  kurang  baik pada  saat 30,  sebaiknya
diperiksa lebih sering, misalnya 50 dan 75.Tujuan pemeriksaan bukan untuk mencari siapa yang salah, tetapi untuk membangun prasarana yang bermutu.
Selain  pemeriksaan  kualitas  prasarana,  disediakan  beberapa  format  lain  untuk pemeriksaan  kualitas  manajemen  konstruksi,  pemeriksaan  administrasi,  dan
pemeriksaan  transparansi.  Format  ini  digunakan  seperti  format  pemeriksaan  kualitas fisik,  untuk  pemeriksaan  oleh  PD-TI  dan  PD-P,  TAPM,  dan  pada  cross-visit  dan  pra-
audit. Format pemeriksaan administrasi termasuk aspek administrasi umum, buku kas, pembayaran tenaga kerja, LPD, dan pelaporan.
6. Pemeriksaan Kualitas Fisik Pekerjaan