PRATUGAS PENDAMPING DESA TEKNIK INFRASTRUKTUR
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 199
F. Instrumen Pengumpul Informasi dan Data
Menilai kebutuhan pendamping terkait dengan aspek komptensi mencakup kemampuan menyerap pengathuan, mengembangkan keterampilan dan beritindak
benar. Kajian terhadap kemampuan belajar Pendamping Desa dilakukan melalui pengenalan terhadap sejumlah tugas atau kompetensi yang akan dikembangkan
melalui berbagai pendekatan. Tidak ada satu tes pun yang mampu menghasilkan instrumen yang komprehensif mengenai kecerdasan dan potensi pembelajar. Tidak
selamanya tes formal mampu memberikan informasi yang cukup mengenai potensi dan kemampuan seseorang, namun perlu dilengkapi dengan alat uji sederhana yang telah
tersedia diantaranya observasi. Indikator pengamatan yang baik dapat menunjukkan kecenderungan kemampuan seorang pendamping terutama cara menggunakan waktu
luang, minat terhadap suatu objek, kebiasaan dan tindakan yang menonjol. Pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan awal peserta sangat diperlukan untuk
menentukan ke dalam dan keluasan materi yang akan disampaikan.
Berikut beberapa teknik dalam menggali kebutuhan pembelajar:
1
Checklist penilaian merupakan cara yang paling sederhana dan praktis yang
digunakan secara informal untuk kepentingan praktis pelatihan terutama untuk mengenal secara cepat kecerdasan masing-masing individu. Checklist bukan tes
untuk menguji kahandalan dan kesesuaiannya. Checklist digunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan teknik lainnya;
2
Dokumentasi. Catatan tertulis atau bentuk visual lain untuk memperlihatkan kompetensi Kader Teknik. Dokumentasi foto sangat bermanfaat untuk
mengabadikan suatu perilaku tindakan dan bentuk komptensi yang menonjol yang mungkin tidak akan berulang lagi pada waktu lain. Misalnya seorang
pendamping sedang melakukan asistensi perencanaan, dokumentasikan langkah- langkah dan kemahiran dalam melakukannya. Penggunaan teknologi CD ROM
memungkinkan seluruh informasi dapat direkam dalam suatu piringan disket praktis dan mudah ditelaah oleh masyarakat;
3
Data evaluasi. Catatan komulatif yang menunjukkan prestasi baik dari hasil pretest-posttest
atau tindakan dalam setiap kegiatan pendampingan baik kepada masyarakat, Pemerintah Desa, UPTD dan pemangku lainnya di tingkat Kecamatan.
Apakah kemampuan Kader Teknik lebih kuat dibidang visual melalui pemaparan atau dalam menyusun urutan logis kegiatan pengawasan kualitas kontruksi. Hal
ini dapat diukur melalui beberapa tes yang telah dikembangkan sebagai bagian dari penilaian kinerja;
4
Berdiskusi dengan kelompok. Jika Pendamping Desa ingin mengenal masyarakat lebih dekat terkait dengan potensi dan keberhasilannya dapat dilakukan melalui
diskusi dengan kelompoknya;
5
Berbicara dengan pembimbing atau pelatih lain. Kerapkali pelatihan merupakan kegiatan serial dan bersambung untuk mengembangkan berbagai pengetahuan
dan keterampilan dalam bidang yang beragam. Jika Kader Teknik akan melatih penerapan sarana prasaranainfrastruktur sederhana, maka perlu mendapat
PRATUGAS PENDAMPING DESA TEKNIK INFRASTRUKTUR
200
| Modul Pelatihan Pratugas Pendamping Desa Teknik Infrastruktur
informasi tambahan dari ahli lain yang pernah memberikan kemampuan sejenis untuk matematis-logis, spasial dan naturalis dalam pelatihan yang berbeda;
6
Berdiskusi dengan masyarakat dan organisasi lokal. Cara ini dilakukan untuk mendukung penilaian lain terutama dalam mengembangkan beberapa
keterampilan dasar di bidang konstruksi dengan memahami kondisi fisik dan lingkungan;
7
Bertanya langsung kepada masyarakat. Orang dewasa yang sangat tahu cara mereka belajar dan memecahkan masalah yang dihadapinya adalah dirinya
sendiri. Menggunakan kemampuan belajarnya selama 24 jam sejak dilahirkan. Pelatih dapat berdiskusi bersama pembelajar dan bertanya langsung tentang
kecerdasan yang paling berkembang atau melengkapinya dengan karya, gambar dan foto pada saat menunjukkan kecerdasannya;
8
Kegiatan khusus. Kader Teknik dapat mengembangkan beberapa kegiatan untuk menguji kecerdasan dengan memberikan wahana agar pembelajar menunjukkan
kinerja yang dapat diamati. Gunakan cara atau teknik tertentu untuk mengukur seluruh wilayah potensi dan kebutuhan belajar peserta, misalnya dengan
menggambar, bercerita, studi kasus, proyek dan tugas tim.
G. Kebutuhan Peningkatan Kapasitas dan Pelatihan