PRATUGAS PENDAMPING DESA TEKNIK INFRASTRUKTUR
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 11
1. Aksesibilitas Perdesaan
Donnges 1999 mendefinisikan aksesibilitas perdesaan sebagai kemampuan, tingkat kesulitan penduduk desa untuk menggunakan, mencapai atau mendapatkan barang
dan jasa yang diperlukannya. Aksesibilitas mempunyai tiga unsur, yaitu lokasi rumah
tanggapemukiman, lokasi fasilitasjasa, serta sistem transportasi yang menghubung- kan keduanya Dennis, 1998. Akses penduduk pedesaan dapat dikelompokkan menjadi
tiga kategori umum Donnges, 1999:
1
Akses yang berhubungan dengan kebutuhan pokok seperti penyediaan air dan sumber energi,
2
Akses yang berhubungan dengan aspek kesejahteraan sosial di pedesaan seperti kesehatan dan pendidikan.
3
Akses yang berhubungan dengan aspek kesejahteraan ekonomi di pedesaan seperti pertanian, perkebunan, peternakan, industri kecil dan lain-lain.
2. Aksesibilitas Sumber Air Bersih
Air merupakan kebutuhan dasar dan harus tersedia sepanjang tahun. Sumber air bersih mudah didapat adalah salah satu tujuan pembangunan. Menurut Parikesit., dkk 2003
informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi zona prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap sumber air adalah: a jumlah penduduk zona tertentu, b jenis sumber
air yang tersedia, c jumlah rumah tangga pengguna sumber air, d jarak ke sumber air, e waktu pengambilan air, f kualitas sumber air, dan g persepsi masyarakat
tentang permasalahan dan prioritas.
3. Aksesibilitas terhadap Listrik dan Energi lain
Sumber tenaga listrik dan energi lain merupakan sarana prasarana Desa yang dapat memperlancar aktivitas penduduk. Informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi
zona prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap Sumber Tenaga Listrik dan energi pendukung kehidupan masyarakat Desa yaitu: a jumlah listrik yang dialiri, b sarana
prasarana menuju objek sumber tenaga listrik, c jarak menuju sumber tenaga listrik, d waktu menuju sumber tenaga listrik, e biaya yang diperlukan menuju sumber
tenaga listrik, dan f persepsi masyarakat tentang permasalahan dan prioritas pemanfaatn energy yang ramah lingkungan.
4. Keunggulan
Metode IRAP sebagai sebuah perangkat atau alat tools perencanaan memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya, diantaranya:
1. Prosedur dari metode yang digunakan sederhana, sehingga warga masyarakat
dapat menggunakannya sesuai dengan latar belakang dan kebutuhannya;
PRATUGAS PENDAMPING DESA TEKNIK INFRASTRUKTUR
12
| Modul Pelatihan Pratugas Pendamping Desa Teknik Infrastruktur
2. IRAP dapat diterapkan pada lingkup wilayah desa hingga provinsi dengan
kapasitas data dan SDM terbatas; 3.
Pengambil kebijakan dapat dengan mudah menentukan prioritas wilayah dan sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, dll yang harus mendapatkan prioritas
utama dalam penanganan, serta kegiatan prioritas yang dibutuhkan.
5. Langkah-Langkah
Metode IRAP fokus pada lingkup rumah tangga sebagai unit terkecil di tingkat Desa dan mengukur kebutuhan akses dalam kaitannya dengan waktu dan usaha yang
dikeluarkan untuk mendapatkan akses ke pelayanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan. Minimnya akses
mengakibatkan banyak waktu dan usaha dikeluarkan oleh masyarakat pedesaan untuk memperoleh
akses bahkan akses sangat sulit didapat karena jauhnya jarak dan minimnya sistem transportasi. Langkah-langkah perencanaan
melalui metode IRAP, yaitu: 1.
Pengumpulan dan pengolahan data Langkah pertama yang harus dilakukan oleh masyarakat bersama tim perencana untuk
mengidentifikasi permasalahan terkait akses masyarakat termasuk pola mobilitas penduduk dan lokasi pelayanan dan fasilitas yang tersedia. Lembaga dan pemerintah
dilibatkan dalam proses ini sebagai penyedia data dan informasi. Masing-masing individu dar
i m
asyarakat dilatih untuk melakukan survei dan mengolah data. Data yang dikumpulkan berupa data
sekunder seperti jumlah penduduk dan hasil pertanian dan data primer. Dalam skala rumah tangga,
data primer yang dibutuhkan yaitu karakteristik transportasi seperti fasilitas apa yang digunakan,
tujuan bepergian, dan waktu bepergian. Setelah data dikumpulkan, data-data yang berhasil
diperoleh kemudian diolah dan dianalisis untuk memperoleh penilaian kebutuhan transportasi
dan kebutuhan aksesnya.
2. Persiapan profil aksesibilitas, indikator, dan pemetaan
Profil aksesibilitas merupakan sekumpulan informasi penting mengenai lokasi-lokasi pelayanan dan fasilitas publik lain serta kesulitan masyarakat untuk mengaksesnya.
Cara melakukan analisis, digunakan Indeks Aksesibilitas. Dimana, Indeks Akesibilitas
merupakan fungsi dari beberapa variabel, seperti jumlah kepala keluarga, waktu rata-
rata yang dihabiskan untuk mencapai fasilitas layanan, frekuensi perjalanan menuju
fasilitas, dan variabel lain yang digambarkan dalam skala Desa. Perhitungan indeks aksesibilitas diperoleh dengan cara mengkalikan nilai indikator dengan bobot rata-rata
indikator. Nilai indikator ditetapkan berdasarkan hasil survei kondisi eksisting sarana
prasarana di Desa, sementara bobot indikator diperoleh dari hasil penilaian responden
berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing indikator. Selain itu, peta juga
diperlukan untuk mendapatkan gambaran profil aksesibilitas dan berguna untuk
mengidentifikasi solusi alternatif terhadap permasalahan akses.
PRATUGAS PENDAMPING DESA TEKNIK INFRASTRUKTUR
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 13
3. Prioritas
Semakin besar nilai Indeks Aksesibilitas, semakin buruk permasalahan akses terhadap pelayanan atau pusat-pusat ekonominya. Wilayah-wilayah studi kemudian diurutkan
dari Indeks Aksesibilitas yang paling tinggi ke yang paling rendah. Wilayah yang memiliki Indeks aksesibilitas paling tinggi atau paling buruk mendapatkan
prioritas utama penangan akses untuk masing-masing sektornya.
4. Validasi data dan penentuan tujuan
Profil akses akan dipresentasikan dan data-data yang telah terkumpul divalidasi dalam suatu pelatihan atau workshop yang diikuti oleh perwakilan masyarakat, pemerintah
Desa, SKPDUPTD, lembaga masyarakat, dan komunitas lokal. Dari kegiatan tersebut,
akan ditentukan tujuan masing-masing sektor dalam upaya peningkatan akses. Tujuan
sektoral didapat dari tujuan pembangunan nasional atau disesuaikan dengan unit kerja pemerintah Desa mencakup pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi
perdesaan, dan sosial budaya. Misalnya semua masyarakat harus memiliki akses
langsung terhadap sarana prasarana air bersih, dalam jangkauan kurang dari radius 500 m. Tujuan
sektoral harus realistis dan mudah dicapai sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada di Desa.
5. Identifikasi Strategi
Hasil dari workshop kemudian digunakan untuk mengidentifikasi langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mengefisienkan waktu dan usaha dalam memperoleh akses
pelayanan dan fasilitas. Strategi yang dibuat berhubungan dengan transportasi
infrastruktur transportasi pedesaan, pelayanan transportasi atau transportasi murah
dan pelayanan non-transportasi seperti lokasi paling sesuai untuk mengakses sarana
air, sekolah, rumah sakit, dan pasar. Implementasi, pengawasan, dan evaluasi Strategi
yang telah diidentifikasi, kemudian diintegrasikan ke dalam sistem perencanaan pengembangan daerah untuk proses implementasi, pengawasan, dan evaluasi.
Lembaga dan pemerintah setempat juga tururt dilibatkan tidak hanya dalam proses
perencanaannya, namun juga dalam implementasi dan perawatan dari apa yang sudah
direncanakan.
E. Pemetaan