Kajian Penelitian Yang Relevan Kerangka Berfikir

52 jawab agar bisa diterima teman sebayanya, mengembangkan sikap persaingan, bermain hanya dengan teman yang berjenis kelamin sama unisex, memiliki kepekaan berlebihan, mudah dipengaruhi, dan mudah memunculkan prasangka.

E. Kajian Penelitian Yang Relevan

Kajian penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Istikomariah pada tahun 2016 yang mengkaji Pengaruh Intensitas Penggunaan Sosial Media dengan Peer Accaptance Siswa Kelas V SD Se-Gugus 3 Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Hasil penelitian ini menujukan bahwa nilai t hitung sebesar 0,569 dan signifikasi sebesar 0,000 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan antara intensitas penggunaan sosial media dengan peer accaptance siswa kelas V SD se-gugus 3 kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta. Penelitian lain yang relevan adalah penelitian Regina Putri Pratiwi tahun 2016 tentang Hubungan Perilaku Bullying dengan Kemampuan Interaksi Sosial Siswa Kelas 3 SDN Minomartani, Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku bullying dengan kemampuan interaksi siswa kelas 3 SDN Minomartani, Sleman, Yogyakarta dengan nilai korelasi sebesar -0,832. 53

F. Kerangka Berfikir

Pada dasarnya, provider sosial media tidak mengizinkan anak usia dibawah 13 tahun menggunakan sosial media, namun larangan ini disiasati anak-anak dengan memalsukan umur untuk dapat mengakses sosial media, seperti Facebook, Youtube, dan Twitter Lilley dan Ball, 2013:9-10. Selain itu diketahui pula bahwa Anak yang menggunakan sosial media lebih dari 2 jam perhari menyebabkan kesehatan mental yang rendah, masalah psikologi, dan intensi untuk bunuh diri Sampasa-Kayinga, 2015 :383. Akan tetapi 77 anak usia 10-19 tahun malah tercatat menggunakan koneksi internet hanya untuk mengakses sosial media Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, 2014. Hasil observasi juga menunjukan bahwa anak kelas tinggi tergolong aktif menggunakan sosial media. Pada hakikatnya, fungsi sosial media adalah sebagai sarana belajar, sarana dokumentasi, sarana mengasah kreativitas, sarana berkomunikasi, dan sarana membentuk komunitas yang sesuai dengan minat dan bakat Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 2014: 33-34; Tartari, 2015 :323. Akan tetapi, sosial media justru digunakan anak-anak untuk saling membully teman sebaya. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa 8,2 anak usia ini diketahui pernah mejadi korban bullying di sosial media dan 9 lainya mengaku pernah melakukan bullying di sosial media Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, 2014. Aksi bullying tersebut tidak hanya terjadi disosial media, namun perilaku bullying tersebut juga terjadi di kehidupan sosial anak bersama teman sebayanya. 54 Hasil observasi menunjukan bahwa anak kelas V sekolah dasar sering mengalami bullying oleh teman sebayanya, baik bullying fisik, verbal, ataupun psikologis. Jenis bullying yang sering terjadi secara langsung antar teman sebaya adalah bullying fisik berupa pukulan dan tendangan, bullying verbal berupa ejekan atau panggilan menggunakan nama orang tua, dan bullying psikologis berupa gosip dan pengucilan dari pergaulan teman sebaya. Intensitas bullying antar teman sebaya yang tinggi mengindikasikan rendahnya penerimaan teman sebaya siswa kelas tinggi sekolah dasar. Hal ini dikarenakan anak kelas tinggi berusaha untuk memperoleh penerimaan dari teman sebayanya Hurlock, 1978: 269; Izzaty dkk, 2008: 117; Yusuf, 2007: 180. Apabila anak merasa tidak diterima oleh teman sebayanya, maka anak akan memunculkan sikap agresif, impulsif, dan cepat marah yang memicu terjadinya tindakan bullying terhadap teman sebayanya Coie dalam Suntrock 2007: 211. Berdasarkan pemaparan analisis diatas, maka dapat diprediksikan bahwa intensitas penggunaan sosial media dan penerimaan teman sebaya berpengaruh terhadap perilaku bullying siswa kelas V sekolah dasar. Apabila ditulis skematis, maka terbentuk dua variabel independen, dan satu variabel dependen. Dalam skema penelitian ini, intensitas penggunaan sosial media dilambangkan sebagai X 1 dan penerimaan teman sebaya dilambangkan dengan X 2 . Sementara variabel dependen perilaku bullying dilambangkan dengan Y. Gambar skema kerangka fikir penelitian ini adalah sebagai berikut: 55

G. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Kecemasan Remaja Putri Pada Masa Pubertas Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Di Smp Swasta Betania Medan

10 93 92

Pengaruh Paparan Media Internet dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja SMA XYZ Tahun 2012

6 96 167

HUBUNGAN ANTARA STRES SEKOLAH DAN DUKUNGAN TEMANSEBAYA TERHADAP PERILAKU BULLYING PADA SISWA Hubungan Antara Stres Sekolah Dan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Bullying Pada Siswa.

0 0 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Stres Sekolah Dan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Bullying Pada Siswa.

0 2 12

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Stres Sekolah Dan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Bullying Pada Siswa.

0 2 5

HUBUNGAN ANTARA STRES SEKOLAH DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU BULLYING PADA Hubungan Antara Stres Sekolah Dan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Bullying Pada Siswa.

0 4 18

Hubungan antara Penerimaan Teman Sebaya dan Iklim Sekolah dengan Bullying pada Siswa SMP Negeri 11 Surakarta.

0 0 20

PENGARUH PERILAKU PROSOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENERIMAAN TEMAN SEBAYA SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN PAJANGAN.

5 14 150

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

9 27 188