43 teman sebaya. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpukan bahwa
kelompok teman sebaya berpengaruh terhadap pembentukan perilaku bullying pada diri anak.
Anak yang terekspos bullying melalui media, baik media cetak maupun media masa, cenderung bersikap lebih agresif dan menunjukan sikap kekerasan pada
teman sebayanya. Sementara anak yang terekspos konten prososial dalam media cenderung berikap tidak agresif, lebih kooperatif, dan cenderung mau berbagi
terhadap dengan sebayanya. Secara lebih rinci, terdapat dua pengaruh media terhadap perilaku bullying pada anak, yaitu anak yang terekspos kekerasan level
tinggi pada media, cenerung akan langsung mempraktikan perilaku bullying pada teman sebayanya. Kedua, anak yang terbiasa melihat kekerasan melalui media
akan membentuk sebuah persepsi bahwa mereka harus melakukan kekerasan agar tidak menjadi korban kekerasan Benitez dan Justicia, 2006: 162.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab dari faktor internal
terdiri dari adanya sifat temperamental dan tingkat kecerdasan anak. Sementara faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pembentukan perilaku bullying adalah
kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sosial anak, pergaulan teman sebaya, karakteristik orang tua dan tipe pengasuhan parenting, serta media.
5. Dampak Perilaku Bullying
Perilaku bullying berdampak negatif tehadap pihak yang terlibat dalam perilaku bullying baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak negatif
44 bagi korban bullying adalah timbulnya rasa rendah diri, kehilangan kepercayaan
diri, penolakan dan isolasi sosial, permasalahan physicosomatic, kekhawatiran, dan ketidakmampuan sosial. Bahkan lebih jauh bullying berdampak negatif pada
tingkat kehadiran siswa, prestasi akademik hingga mengakibatkan perilaku bunuh diri. Dampak emosi ini dapat dideteksi dengan adanya perubahan mood, kurang
aktif berargumentasi, penarikan diri dari lingkungan sosial, sakit fisik, dan kehilangan ketertarikan terhadap sekolah Perren dan Alsaker dalam Benitez dan
Justicia, 2006: 160. Sementara itu, bullying akan berdampak negatif terhadap pelaku bullying.
Dampak ini berupa kegagalan dalam mengembangkan kemampuan sosial, seperti empati, negosisasi, dan balas budi; kehilangan emosi sehingga pelaku cenderung
menggunakan kekerasan untuk mendapatkan keinginanya; serta kerugian secara akademik akibat perilaku agresif yang memicu ketidakdisiplinan dan
ketidakfokusan pada tugas sekolah Farington dalam Benitez dan Justicia, 2006:160.
Dalam hal ini, Hasil penelitian Kowalski dan Limber 2012: 18 menguatkan bahwa depresi, perasaan khawatir, kepercayaan diri, permasalahan kesehatan,
tingkat kehadiran dan prestasi belajar memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku bullying.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying berdampak negatif terhadap pelaku dan korban. Dampak ini dapat berupa dampak fisik
maupun dapak psikologis. Dampak bagi korban bullying berupa kehilangan percaya diri, ketidakmampuan sosial, khawatir, dan gangguan fisik. Sementara itu,
45 dampak bagi pelaku bullying adalah dampak akademik, ketidamampuan
mengembangkan kemampuan sosial, dan potensi kehilangan kontrol emosi.
D. Tinjauan Tentang Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar 1.