40 berupa bullying verbal dan psikologis yang terjadi melalui sosial media, email,
blog, chatroom, atau texting biasa menggunakan Short Messanger Service SMS. Cyberbullying diketahui secara langsung berdampak buruk pada kondisi
psikologis korban, seperti korban menjadi merasa lemah dan kesepian. lebih lanjut kondisi psikologis yang buruk ini akan berdampak negatif pada kondisi fisik
korban, seperti sakit fisik dan gangguan makan Anderson dan Strum dalam Notar, Padgett, dan Roden, 2013: 3.
Sementara itu, bullying tradisional secara langsung berdampak negatif pada kondisi fisik dan psikologis korban bullying. Dampak terhadap korban bullying
tradisional dapat berupa lebam, memar, kehilangan kepercayaan diri, penolakan dan
isolasi sosial,
permasalahan physicosomatic,
kekhawatiran, dan
ketidakmampuan sosial Seeley et.al, 2011: 3. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat simpulan bahwa berdasarkan bentunya,
bullying dibagi menjadi bullying fisik physical bullying, bullying verbal verbal bullying, dan bullying psikologis physicologicalsosial bullying. Sementara itu,
berdasakan media perantaranya, bullying
dikategorikan sebagai bullying
tradisional dan cyberbullying.
4. Penyebab Perilaku
Bullying
Penyebab faktor internal salah satunya adalah adanya sifat temperamental dan impulsif dalam diri seseorang. Sifat temperamental dicirikan dengan adanya
ketidakfleksibelan dalam sosial, aktivitas yang tinggi, hiperaktif, kesulitan dalam menjalani transisi kehidupan, serta depresi. Sifat temperamental tersebut
41 selanjutnya menimbulkan sikap impulsif dan pengendalian diri yang rendah pada
diri seseorang Benitez dan Justicia: 160. Kondisi internal lain dapat dianalisis dari tingkat kecerdasan seseorang.
Menurut Moffit, Erron dan Huessman dalam Benitez dan Justicia: 161 kemampuan inteligen, kemampuan problem solving dan prestasi sekolah yang
rendah menjadi penyebab seseorang berperilaku agresif dan cenderung mengarah pada tindakan kekerasan. Kemampuan inteligen yang paling berpengaruh adalah
kecerdasan verbal. Selain faktor internal, bullying juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal. Nevid,
Rathus Greene 2005: 207 menjelaskan bahwa anak-anak berpotensi meniru tindakan kekerasan yang terjadi dilingkungan sekitar mereka, baik di rumah, di
sekolah, di televisi atau dimedia lain. Tindakan agresif yang diamati anak melalui lingkungan sekitar ini selanjutnya dipraktikan kepada teman sebayanya melalui
perilaku bullying untuk memperoleh keinginan, memperoleh persetujuan atau rasa hormat dari teman sebayanya.
Pemaparan perilaku bullying dapat dimulai dari rumah, yakni tatakala anak menyaksikan kekerasan diatara kedua orang tua atau menjadi korban langsung
kekerasan yang dilakukan orang tua. Paparan tindakan bullying dalam keluarga menimbulkan persepsi pada diri anak bahwa kekerasan dalam hubungan
interpersonal merupakan cara yang wajar untuk memaksa orang lain untuk melakukan keinginan anak Nevid, Rathus Greene, 2005: 207. Karketeristik
orang tua dan tipe pengasuhan juga berpengaruh terhadap perilaku bullying anak. Orang tua yang cenderung sering menguhukum dan berlaku impulsif terhadap
42 anak secara tidak langsung menanamkan konsep kekerasan pada diri anak. Sejalan
dengan hal itu, anak secara tidak langsung juga belajar untuk berperilaku agresif untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sementara orang tua yang cenderung
kurang memperhatikan anak juga mengakibatkan anak berperilaku negatif, salah satunya perilaku bullying. Bahkan orang tua yang anti sosial juga dapat
membentuk karakter temperamental dan anti sosial pada diri anak, sehingga pada akhirnya anak akan cenderung berperilaku bullying. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa tipe pengasuhan dan karakteristik orang tua berpengaruh terhadap pembentukan sikap agresif pada diri anak Benitez dan Justicia:162.
Lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap perilaku anak. Fernandez dalam Benitez dan Justicia, 2006: 163 menyebutkan
beberapa faktor internal sekolah yang berpengaruh terhadap pembentukan perilaku bullying anak, yaitu hubungan guru dan siswa; hubungan antar siswa;
ukuran fasilitas sekolah; masalah organisasi sekolah; perbedaan budaya; dan macam sanksi dan hukuman yang diberikan sekolah. Lebih lanjut Ascher dalam
Benitez dan Justicia, 2006: 163 menjelaskan bahwa perilaku bullying yang terjadi disekolah merupakan perwujudan dari kasus bullying yang terjadi dilingkungan
sosial di mana anak tinggal. Dalam lingkup pergaulan dengan teman sebaya, apabila anak bergaul dengan
teman sebaya yang memiliki kecenderungan perilaku agresif, maka hal ini akan memperkuat pembentukan perilaku bullying pada diri anak Benitez dan Justicia,
2006: 163. Hasil penelitian Jan dan Hussain 2015: 52 menunjukan bahwa salah satu penyebab perilaku bullying adalah adanya kecemburuan dalam pergaulan
43 teman sebaya. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpukan bahwa
kelompok teman sebaya berpengaruh terhadap pembentukan perilaku bullying pada diri anak.
Anak yang terekspos bullying melalui media, baik media cetak maupun media masa, cenderung bersikap lebih agresif dan menunjukan sikap kekerasan pada
teman sebayanya. Sementara anak yang terekspos konten prososial dalam media cenderung berikap tidak agresif, lebih kooperatif, dan cenderung mau berbagi
terhadap dengan sebayanya. Secara lebih rinci, terdapat dua pengaruh media terhadap perilaku bullying pada anak, yaitu anak yang terekspos kekerasan level
tinggi pada media, cenerung akan langsung mempraktikan perilaku bullying pada teman sebayanya. Kedua, anak yang terbiasa melihat kekerasan melalui media
akan membentuk sebuah persepsi bahwa mereka harus melakukan kekerasan agar tidak menjadi korban kekerasan Benitez dan Justicia, 2006: 162.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku bullying disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Penyebab dari faktor internal
terdiri dari adanya sifat temperamental dan tingkat kecerdasan anak. Sementara faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pembentukan perilaku bullying adalah
kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sosial anak, pergaulan teman sebaya, karakteristik orang tua dan tipe pengasuhan parenting, serta media.
5. Dampak Perilaku Bullying