prestasi belajar Akuntansi adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dari adanya proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari
interaksi siswa dengan lingkungannya sekolah dalam mata pelajaran Akuntansi yang diukur dengan menggunakan tes dan hasilnya
ditunjukkan dengan angka ataupun pernyataan nilai tes.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi belajar merupakan hasil output dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama
melaksanakan proses belajar dalam kurun waktu tertentu. Keberhasilan tersebut ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.
Menurut Ngalim Purwanto 2007: 107, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:
1 Faktor Luar
a Lingkungan, terdiri dari alam dan sosial.
b Instrumental, terdiri dari kurikulumbahan pelajaran, guru
pengajar, sarana dan fasilitas, serta administrasimanajemen. 2
Faktor Dalam a
Fisiologis, meliputi kondisi fisik dan kondisi panca indra b
Psikologis, meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.
Nana Syaodih Sukmadinata 2005: 172 menjelaskan proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor internal, baik yang
bersifat fisik maupun psikis, dan faktor eksternal dalam lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan ataupun masyarakat luas. Selain itu M.
Dalyono 2005: 55 mengemukakan dua faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
faktor internal dan faktor yang berasal dari luar diri faktor eksternal. Faktor internal meliputi kesehatan, inteligensi dan bakat,
minat dan motivasi, dan cara belajar, sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
c. Penilaian Prestasi Belajar Akuntansi
Penilaian atau pengukuran merupakan kegiatan yang digunakan untuk memperoleh informasi dan gambaran mengenai Prestasi Belajar
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dalam pelaksanaannya untuk mengetahui prestasi belajar siswa dapat
melakukan evaluasi dari hasil tes yang diujikan. Menurut Suharsimi Arikunto 2013: 177-190 bentuk-bentuk tes yang dapat digunakan
untuk mengukur prestasi belajar siswa ada dua, yaitu tes subyektif dan tes objektif. Tes Subjektif merupakan tes yang pada umumnya
berbentuk esai uraian, sedangkan tes objektif adalah tes yang dalam penilaiannya dapat dilakukan secara objektif, seperti tes benar-salah
true-false, menjodohkan matching test, dan tes isian completion test.
Depdiknas dalam Zainal Arifin 2013: 32 mengemukakan prinsip dalam penilaian hasil belajar adalah jelas sesuai dengan
kompetensi serta tujuan pembelajaran, mengukur sampel tingkah laku yang representatif dan bahan-bahan dalam pengajaran, mencakup
jenis-jenis instrumen penilaian yang sesuai, direncanakan sedemikian rupa, dibuat dengan reliabilitas yang besar dan ditafsirkan secara hati-
hati, serta digunakan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar. Menurut Zainal Arifin 2013: 34-37 penilaian terhadap proses dan
hasil belajar dibagi menjadi empat jenis, yaitu: 1
Penilaian Formatif Formative Assessment Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan
belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan feedback bagi penyempurnaan program
pembelajaran, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan
proses pembelajaran guru menjadi lebih baik. Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran
atau sebagai feedback bagi peserta didik. Contoh dari penilaian formatif yaitu tes yang dilakukan setelah pembahasan tiap bab atau
Kompetensi Dasar KD. 2
Penilaian Sumatif Summative Assessment Penilaian sumatif merupakan penilaian yang diberikan
dengan maksud untuk mengetahui apakah peserta didik sudah
dapat menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. Tujuan penilaian sumatif adalah untuk menentukan nilai
angka berdasarkan tingkat hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor. Contoh dari penilaian
sumatif ini seperti ujian akhir semester dan ujian nasional. 3
Penilaian Penempatan Placement Assessment Penilaian penempatan pada umumnya dibuat prates
pretest dengan tujuan utamanya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang
diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauh mana peserta didik telah menguasai kompetensi dasar
sebagaimana tercantum dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaranan RPP.
4 Penilaian Diagnostik Diagnostic Assessment
Penilaian diagnostik dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik berdasarkan hasil penilaian formatif
sebelumnya.
d. Fungsi Prestasi Belajar