Data Tenaga Pendidik dan Karyawan SMA Pangudi Luhur van Lith

B. Pembahasan

Berikut akan dilakukan pembahasan berdasarkan gambaran data tentang pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur van Lith Muntilan yang meliputi pengembangan pembelajaran PKn, hambatan dan upaya dalam mendorong pembentukan karakter siswa serta beberapa temuan penelitian berdasarkan pelaksanaan penelitian di SMA Pangudi Luhur van Lith Muntilan. 1. Pengembangan Pembelajaran PKn dalam Mendorong Pembentukan Karakter Siswa SMA Pangudi Luhur van Lith merupakan sebuah sekolah yang berbasis asrama dengan menganut nilai-nilai agama katolik tanpa mengesampingkan nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari Pancasila. Pendamping sering kali menanamkan pada siswa mengenai semboyan yang digelorakan oleh Mgr. Albertus Soegijapranata, S.J., yaitu 100 katolik 100 Indonesia baik melalui kegiatan pembelajaran di kelas maupu berbagai kegiatan di luar kelas. Dengan begitu, siswa diharapkan mampu mengingat bahwa nilai religiusitas memang perlu diteguhkan dalam diri masing-masing siswa namun rasa kebangsaan wajib juga dipupuk dengan baik. Di sisi lain, para siswa tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan seorang guru pendamping yang tidak hanya guru mata pelajaran umum, akan tetapi didampingi juga dengan seorang Bruder, Suster, pamong asrama, dan staf pengembang lainnya. Pendidikan karakter yang terdapat di SMA Pangudi Luhur van Lith mencakup banyak hal yang telah dirancang dengan kurikulum khas yang mencakup kurikulum pendidikan formal, informal dan nonformal. Nilai- nilai yang telah ditanamkan kepada siswa melalui kurikulum modern tersebut akan melekat dan menjadikan siswa pribadi yang baik karena diajarkan secara religius oleh para pendamping. Dalam perencanaan dan pelaksanaannya, guna mewujudkan kurikulum sekolah berasrama yang mencakup aspek akademis maupun non akademis di SMA Pangudi Luhur van Lith para siswa didukung oleh banyak pihak seperti Bruder, Suster, pendamping, pamong asrama, dosen, para instruktur, karyawan, maupun tenaga pengajar lainnya yang membantu pengembangan kegiatan pendidikan secara utuh. Pendidikan yang diberikan secara utuh baik di sekolah maupun asrama diharapkan mampu mengajarkan keteladanan serta mengembangkan kepribadian yang utuh baik secara intelektualitas, humanitas, religiusitas maupun ketrampilannya dalam jangka waktu yang cukup. Dengan begitu pengelolaan sekolah berasrama dalam rangka membangun peserta didik yang berkualitas jelas berbeda dengan sekolah pada umumnya. Hal utama yang membedakan utamanya ialah siswa juga memliki tempat belajar atau tinggal di suatu asrama yang telah disediakan selain pula siswa memiliki tempat belajar di sekolah. Sebagai sekolah yang berbasis asrama maka kegiatan dan rutinitas peserta didik satu dengan yang lain telah diatur sesuai jadwal yang ada. Rutinitas peserta didik mulai pagi hingga malam baik di sekolah maupun asrama adalah sebagai berikut: Pukul 04.30 WIB kegiatan yang dilakukan