Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

langkah pengambilan kesimpulan dilakukan setelah diperolehnya data-data secara akurat yaitu: a. Peneliti akan mengambil kesimpulan dengan melakukan pengkajian secara berulang-ulang. b. Setiap data yang dikumpulkan oleh peneliti akan diambil kesimpulan kemudian dicek kembali dengan data berikutnya sampai peneliti dapat menemukan data yang benar-benar sesuai dengan permasalahan yang dikembangkan dalam penelitian untuk diambil kesimpulan akhir. c. Dalam penelitian ini, digunakan gambaran deskriptif yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn dalam pembentukan karakter siswa, hambatan, serta upaya guru pendidikan kewarganegaraan PKn dalam mengatasi hambatan-hambatan pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan PKn dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. 62 BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMA Pangudi Luhur van Lith

1. Latar Belakang Berdirinya SMA Pangudi Luhur van Lith

Berdirinya sekolah tidak lepas dari beberapa faktor yang melatarbelakangi. Demikian juga SMA Pangudi Luhur van Lith didirikan dengan latar belakang sebagai berikut: Pertama, pemerintah menutup semua Sekolah Pendidikan Guru SPG baik negeri maupun swasta. Kedua, k esadaran akan perlunya pemimpin-pemimpin beriman kristiani di semua sektor kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu, mutlak perlu diselenggarakan pendidikan umum jenjang menengah SMA Pangudi Luhur van Lith, 2013: 6. Ketiga, k eyakinan bahwa visi Pastor Fransiscus Gregorius Josephus Van Lith, SJ mengenai pendidikan kristiani masih relevan bagi karya pendidikan kita. Visi pendidikan tersebut adalah sebagai berikut: a menumbuhkembangkan rasul-rasul awam yang tangguh, berbobot dan berdedikasi tinggi; b mencita-citakan agar orang kristiani menjadi “Alter Kristus” sebagai pelaku-pelaku perubahan; c pendidikan adalah pekerjaan karitas yang menuntut keberanian untuk memihak mereka yang tertindas dan terhisap demi menegakkan keadilan, kebenaran dan membela Hak Asasi Manusia; d pentingnya asrama sebagai tempat pembinaan yang bukan hanya berdisiplin tinggi melainkan berkualitas tinggi; e pengintegrasian antara pendidikan formal, informal dan nonformal. Keempat, kebijakan